1

2K 78 1
                                    

□□□

Tiga jam telah berlalu sejak Raha mulai berdandan.

 

Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Dia adalah garis keturunan paling berharga di kekaisaran, dan gaun yang dia kenakan, sesuai dengan statusnya, sangat indah.

 

“Kamu harus pergi sekarang, Putri Raha.”

 

Raha mengikuti desakan para pelayan dan meninggalkan istana. Setelah koridor panjang, istana utama yang mewah, halaman besar dan tangga, dia tiba di gerbang pusat Istana Kekaisaran.

 

"Kamu di sini, Putri."

 

Sejumlah besar bangsawan sudah mengantri. Para bangsawan besar yang berdiri di barisan depan berpura-pura tahu apa yang sedang terjadi. Kursi Raha bahkan lebih maju dari kursi mereka.

 

Musim itu adalah musim dingin. Setiap kali Raha menarik napas, napasnya memutih. Pipinya perlahan membeku, tapi dia tidak bergerak. Dia hanya menonton upacara kemenangan yang indah ini.

 

Karpet panjang yang mengarah dari gerbang utama Istana Kekaisaran. Jika bukan karena pola benang emas rumit yang disulam di tepinya, ukuran dan bentuknya akan sangat mirip dengan kain sutra merah romantis yang digunakan di aula pernikahan. Raha berpikir sendiri. Oh, ada satu perbedaan lagi.

 

Kain sutra ini penuh dengan bau darah.

 

Itu sangat tebal sehingga bahkan hujan salju lebat yang tiba-tiba tidak akan mampu menyembunyikan setengahnya.

 

Raha tersenyum, dan Duke di dekatnya tertawa bersamanya.

 

“Anda pasti sangat senang melihat Yang Mulia setelah sekian lama. Putri."

 

Pada saat yang sama, para ksatria yang berbaris di kedua sisi platform mengangkat pedang upacara mereka. Pedang yang disilangkan bersinar tajam di bawah sinar matahari.

 

Sejumlah ksatria berjalan di antara mereka. Tatapan pria di barisan depan itu tertuju pada Raha.

 

"Saya mengucapkan selamat atas kemenangan Anda, Yang Mulia."

 

Bahkan dengan pipinya yang beku, Raha berpikir dia seharusnya memiliki senyum berseri-seri yang luar biasa. Kepada 'setengah Kaisar' yang berdiri di depannya.

 

“Kamu harus memanggil namaku. Kamu kaku.”

 

“Karzen.”

 

Raha menambahkan dengan suara yang indah.

 

"Aku merindukanmu, Karzen."

 

"Ya. Hahaha.”

 

Karzen Del Harsa. Dia adalah saudara kembar Raha, satu-satunya putra kompleks dari Permaisuri bangsawan sebelumnya. Dia juga kaisar sementara Kekaisaran Delo yang besar ini.

[DROP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang