Matahari bersinar dengan sangat cerah dan terlihat renjun yang bangun dari tidurnya lalu melihat kearah tempat tidur jaemin, tapi dia tidak berada disana.
"Dimana dia?" Bingung renjun tapi dia tidak ambil pusing dan masuk ke toilet untuk mandi dan bersiap-siap sebelum jaemin yang ntah berada disana kembali.
Dilantai bawah mansion tersebut, terlihat jisung, Haechan, chenle, dan jeno yang telah bangun tapi belum mandi dan melihat jaemin yang tidur di ruang tengah. Mereka berempat saling bertatapan karena bingung melihat hal ini.
"Apa yang terjadi padanya?" Ucap Haechan.
"Yang aku tau tadi malam dia tidak bisa tidur. Hanya itu saja." Ucap jeno.
"Tidak bisa tidur Hyung? Tapi jaemin Hyung sekarang ini tertidur." Ucap jisung bingung.
"Ntahlah. Aku juga bingung." Ucap jeno menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa memang sahabatmu ini memiliki tingkah aneh?" Ucap Haechan sembari menyenggol jeno dan jeno hanya bergidik tidak tau.
Disaat bersamaan mereka melihat renjun, dan winter yang turun dari lantai atas.
"Kenapa jaemin oppa tidur disini oppa?" Ucap winter.
"Kami juga tidak tau noona." Ucap jisung.
"Aneh sekali." Ucap winter.
*Kenapa tidak ada yang membangunkan?" Ucap renjun datar.
"Kalau Hyung mau diamuk silahkan coba saja. Jaemin Hyung paling pantang di ganggu." Ucap jisung.
"Aaa, kalau begitu biarin saja." Ucap renjun datar dan hendak ke dapur tapi terhenti karena racauan jaemin.
"Injunie? Injunie? Injunie?"
"Apa yang terjadi?" Bingung chenle. Lalu winterpun mendekat dan menyentuh kening jaemin sedangkan renjun sudah membeku mendengar hal itu. Haechan cukup tau hingga dia menyentuh dan mengelus punggung renjun, untuk berkata tidak apa-apa.
"Jaemin oppa demam. Bagaimana ini oppa?" Ucap winter panik.
"Demam?" Ucap renjun kaget lalu diapun mendekat dan menyentuh sendiri dahi jaemin.
"Dia benar-benar demam. Kalian, angkat dia kekamarnya. Aku akan mengambil air kompres nya." Ucap renjun.
"Kami?" Ucap jeno dan jisung bersamaan karena renjun menatap mereka.
"Lalu? Siapa lagi." Ucap renjun dan jeno juga jisungpun langsung membantu jaemin untuk kembali ke kamarnya.
"Renjun oppa." Ucap winter.
"Hmm?"
"Kau langsung kekamar jaemin oppa saja. Biar aku yang ambilkan kompresnya." Ucap winter.
*Hmm." Ucap renjun lalu pergi menyul tripel j itu.
"Chenle. Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Ucap Haechan merangkul chenle.
"Masak sarapan saja hyung." Ucap chenle.
"Oke, ayo kita buat sarapan ala kita." Ucap Haechan sembari merangkul chenle dan pergi menuju dapur.
Dikamar jaemren.
"Letakkan dia secara perlahan saja." Ucap renjun.
"Loh? Bukannya Hyung tadi akan mengambil kompresan untuk jaemin Hyung?" Ucap jisung bingung.
"Tidak jadi, winter yang mengambilkan dan dia menyuruhku kemari saja." Ucap renjun lalu mendekat pada ranjang jaemin dan menyelimuti tubuh itu sampai sebatas dada lalu menyugar rambut jaemin kebelakang.
"Tumben dia sakit. Biasanya dia tidak akan mudah sakit." Ucap jeno.
"Namanya juga manusia jeno-ssi." Ucap renjun datar.
"Aku akan mematikan ac nya." Ucap jisung lalu mengambil remot ac dan mematikannya.
Renjun hanya melihat jaemin yang masih menutup matanya sembari melap keringatnya dengan perasaan cemasnya.
"Aku mohon Nana. Jangan seperti ini. Kau harus sembuh segera." Batin renjun.
"Jeno Hyung? Sebenarnya kenapa tadi malam jaemin Hyung tidak bisa tidur?" Ucap jisung menatap jeno dan renjun juga ikut menatap jeno.
"Tadi malam dia hanya mengatakan kalau dia percaya injunie nya masih hidup." Ucap jeno dan renjun sontak saja membulatkan matanya dan menegang seketika mendengar yang dikatakan jeno tapi dia mencoba untuk biasa saja.
"Jaemin Hyung benar-benar sangat menyedihkan. Harusnya dia tau kalau itu tidak akan mungkin terjadi. Dia harus melupakan semuanya." Ucap jisung menatap jaemin.
"Itu tudak mudah jie. Sekarang aku paham maksud mommy Yoona, jaemin benar-benar akan berubah jadi dominan jika bersama dengan injunie." Ucap jeno menatap sahabatnya itu.
"Tapi orang yang telah tiada tidak akan bisa hidup lagi Hyung." Ucap jisung.
"Kau benar. Kuharap jaemin bisa berhenti berpikiran seperti itu." Ucap jeno.
"Injunie? Injunie? Injunie?" Racau jaemin dalam tidurnya dan itu membuat semuanya menatap jaemin bahkan sekarang jaemin telah membuka matanya dan menarik tangan renjun hingga renjun jatuh kepelukannya. Lalu memeluknya erat.
"Injunie. Jangan pergi lagi dariku. Aku tidak mau kau pergi dariku." Ucap jaemin dan itu benar-benar membuat renjun ingin sekali mengatakan kebenaran tapi dia tidak bisa. Hingga jaemin kembali menutup matanya.
"Sabar ya hyung. Jaemin Hyung memang begitu jika sakit." Ucap jisung.
"Kau bisa melepaskannya saat jaemin telah tertidur cukup nyenyak." Ucap jeno tapi renjun tidak menanggapi perkataan keduanya karena sekarang dia asyik berperang dengan pikirannya dan rasa rindunya pada pelukan hangat Nana nya.
∆∆∆
Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard/ Jaemren END! ✔
FanfictionBagaimana kehidupan anak konglomerat satu-satunya, Choi Jaemin saat dia harus bertemu dengan bodyguard yang bahkan lebih mungil darinya? Apa jaemin akan tetap menganggapnya bodyguard atau hal lain? Mpreg! bxb boys love homopobic jaemren area! Main c...