14

3.7K 319 1
                                    


Jaemin masih setia berada di kamar renjun bahkan dia sampai tertidur karena hari sudah sangat malam. Renjunpun membuka matanya secara perlahan dan merasakan tangannya yang di genggam oleh seseorang. Lalu diapun langsung melihat jaemin. Dan melepaskan tangannya yang berada di genggaman jaemin.

"Dia pasti sangat lelah. Maafkan injunie Nana." Ucap renjun pelan sembari mengelus kepala jaemin dan merapikan anakan rambut jaemin.

Jaemin yang merasakan seseorang mengelus kepalanya sangat terganggu lalu diapun membuka matanya secara perlahan dan kaget melihat renjun kembali sadar.

"Injunie? Kau sudah sadar?" Ucap jaemin senang dan lega.

"Berapa lama aku tidur Jaemin?" Ucap renjun.

"Satu bulan. Kau menakuti kami semua injunie. Kau hampir membuatku kehilanganmu lagi." Ucap jaemin.

"Kau sudah tau mengenai siapa aku?" Ucap renjun lirih.

"Hmm." Angguk jaemin.  Lalu diapun langsung menggenggam kembalinya tangan renjun.

"Jangan membohongiku lagi. Hmm? Jangan tinggalkan aku. Aku mohon injunie." Ucap jaemin kembali sembari menciumi tangan renjun dan menangis.

"Aku tidak akan melakukannya Nana. Aku senang semuanya berakhir seperti ini. Aku senang kau tidak terluka sama sekali, walaupun aku yang terluka." Ucap renjun.

"Jangan mengatakannya lagi. Mulai saat ini, aku tidak akan membiarkanmu terluka lagi. Aku janji sayang." Ucap jaemin sembari memeluk renjun yang berbaring.

"Mianhe."

"Hmm." Angguk jaemin.

"Nana?"

"Hmm?"

"Aku lelah tiduran. Aku ingin duduk."

"Tapi, kau baru saja sadar sayang."

"Aku mohon. Aku sangat lelah tidur."

"Baiklah." Ucap jaemin lalu membantu renjun duduk dan saat tubuh renjun yang masih lemah akan jatuh lagi, jaeminpun menahannya dengan tubuhnya membiarkan renjun menyandar padanya.

"Apa ada yang sakit?" Ucap jaemin.

"Tidak." Geleng renjun.

"Apa kau bertemu dengan paman dan bibi di mimpi?"

"Hmm. Aku senang. Tapi, kata mereka aku harus kembali karena semua orang menungguku."

"Itu memang benar." Ucap jaemin sembari merapikan rambut renjun yang sedikit berantakan.

"Mianhe karena membuat kalian menunggu lama."

"Tidak masalah, asalkan kau kembali." Ucap jaemin.

"Gomawo."

"Diamlah, kau baru saja sadar. Jadi jangan banyak bicara." Ucap jaemin.

"Hmm."

"Apa kakimu sakit?" Ucap jaemin.

"Tidak, aku bisa menggerakkan semuanya. Hanya aku lelah tidur saja." Ucap renjun.

"Aku tau itu." Ucap jaemin sembari mengelus kepala renjun penuh sayang

"Apa kau masih marah padaku karena aku bohong padamu Na?" Ucap renjun.

"Awalnya iya. Tapi sudah tidak lagi. Mulai sekarang kau tidak boleh membahayakan dirimu lagi. Kau tidak perlu melindungi siapapun lagi termasuk aku. Karena sekarang akulah yang akan melakukannya." Ucap jaemin.

"Hmm." Angguk renjun.

"Setelah ini mari menikah injunie. Mari hidup bahagia selamanya." Ucap jaemin.

"Hmm." Angguk renjun sembari menyamankan tubuhnya pada jaemin dan menikmati elusan tangan jaemin.





















_____________










Keesokan harinya dokter datang untuk mengecek keadaan renjun bahkan Haechan, kaistal, jeno, donghae-tiffany, chenle, surene, jisung dan seulhun telah ada di kediaman Choi itu.

"Keadaan pasien baik-baik saja. Saya hanya perlu mengingatkan untuk meminum obatnya tepat waktu dan untuk cek up selanjutnya langsung ke rumah sakit saja sekitar dua hari lagi." Ucap dokter itu.

"Ne. Kami mengerti dok. Terimakasih." Ucap Siwon lalu dokter itupun pamit mengundurkan diri.

"Injunie. Kau tau aku sangat takut kau meninggalkan kami. Kau jahat sekali " Ucap haechan sembari memeluk sahabatnya itu.

"Mianhe." Ucap renjun membalas pelukan Haechan.

"Jangan ulangi lagi mengerti? Sekarang semuanya sudah berakhir." Ucap Haechan.

"Ne." Angguk renjun.

"Aku benar-benar kaget mengetahui siapa kau sebenarnya renjun-ssi. Tapi. Aku harap kau segera sembuh." Ucap jeno.

"Makasih." Ucap renjun.

"Aku masih kaget Hyung. Tapi, aku senang kau kembali pada kami. Kau harus sehat selalu setelah ini." Ucap jisung.

"Hmmm. Kita akan menghabiskan waktu bersama setelah kau sembuh." Ucap chenle semangat dan renjunpun hanya menganggukkan kepalanya.

"Jangan seperti ini lagi injunie, kau membuat Paman dan bibi cemas." Uvap Naeun memeluk keponakannya itu begitu pula dengan Taemin

"Hm, maafkan injunie." Ucap renjun memeluk Paman dan bibinya.

"Hmm." Lalu mereka bergantian dalam berpelukan dengan renjun sampai semuanya keluar agar renjun bisa istirahat, tadinya jaemin juga akan keluar tapi ditahan oleh renjun hingga dia berada disana sekarang.

"Nana?"

"Hmm?"

"Dimana kalungku?" Ucap renjun yang sangat takut kehilangan kalung itu.

"Ini" Ucap jaemin memperlihatkan kalung dengan logo gembok itu.

"Syukurlah. Aku kira kalung itu hilang." Ucap renjun lega.

"Aku tidak akan menghilangkannya. Aku selalu menjaganya dengan baik." Uvap jaemin.

"Makasih." Ucap renjun.

"Tidak perlu berterimakasih, karena ini adalah pengikat kita berdua sejak awal. Aku akan memasangkannya lagi padamu." Ucap jaemin lalu diapun memasangkannya ke leher renjun.

"Cantik." Ucapnya kembali sembari menatap renjun. Membuat pipi renjun merona dan jaemin tersenyum lebar.

"Injunie?"

"Hmm?"

"Lihat aku." Dan renjunpun mengangkat wajahnya hingga dia kaget karena benda lembut yang menekan bibirnya dan diapun langsung menutup matanya menerima ciuman dari jaemin. Hanya sekedar menempel saja karena kerinduan yang sangat besar pada keduanya.


































∆∆∆



















Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya? 🤔
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Satu chap lagi end ya😁
Makasih atas dukungannya untuk cerita ini😁
Ara sangat bersyukur karena banyak yang suka😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘

My Bodyguard/ Jaemren END! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang