Una menatap Athala heran, gadis yang sedang mendudukan dirinya di brangkar ruang kesehatan itu membuat Una bingung, mengapa juga ia harus masuk ke dalam ruang kesehatan siswa sedangkan mereka itu seorang siswi.
"Athala, ga salah masuk ruangan kita?"
Athala pun mengeleng dengan yakin "ngga tuh?"
"Pasti lo mau isengin ka praja kan?"
Athala pun terkikik geli "lo tau banget Na"
Una pun menghelakan nafasnya lalu ikut terkekeh sembari menyenderkan dirinya pada tembok putih yang sudah usang itu.
"Athala!" Teriakan berat dari seorang lelaki itu refleks membuat Una juga yang di panggil menoleh ke arah pintu, menampilkan seorang pria mungil yang berjalan ke arahnya.
Baru saja Una menyender sekarang ia terpaksa tegap lagi karna terkejut.
"aduh, praja! gila nih punggung gua panas abis di sikat sama pengaris kayu! tolongin gua dong!" rengek si pirang yang membuat si mungil jengah.
Una sesekali suka heran sih, pasal nya Athala memang tinggi tapi kalau di banding lelaki tadi saat dia di hukum jelas kalah jauh tapi mengapa dengan lelaki ini tubuh nya setara?, walaupun tinggi nya dengan praja masih jauh- Una pendek dan gadis itu sadar, tapi untuk pertama kalinya ia baru menemukan lelaki yang tinggi nya tak jauh beda,saat pertama kali melihat sedikit kaget. Una mendapat pencapaian dalam hidup nya bahwa ternyata ia tidak sependek itu.
"saya kaka kelas kamu Athala, sopan santun nya dimana?" Tanya Praja sinis pada gadis yang sedang tersenyum manis menatap nya.
Athala tidak menjawab rutukan dari pria di depan nya itu, ia malah terus menatap nya lekat sembari terkekeh menikmati amukan yang terjadi, Una yang melihat itu menatap nya heran- baru pertama kali melihat sosok berbeda dari Athala, cukup unik.
"Athala, murid kelas sebelas-tiga mau saya lapor lagi kepada kesiswaan?" Tanya Praja lagi.
"laporin coba, memang Praja tega liat Athala yang memar sehabis di pukul sama pengaris kayu ini harus di pukul lagi sama keliling lapangan lagi? kalau Praja tega sih gapapa"
Helaan nafas jengah pria itu hembuskan "yasudah, jangan disini minta sama mirel sana diobatin!"
"gamau, dia nenek lampir males gua liat mukanya!"
"Athala..."
"Praja...."
Decakan gusar dari Praja membuat Athala terkekeh di buatnya, gadis itu kemudian malah tiduran di brangkar walaupun sedikit ringisan ia keluarkan karna punggung nya yang memar.
"punggung gua sakit banget Ja, mending lo obatin sekarang deh, udah mau masuk" ucap Athala sembari menatap Praja yang malas menatap nya.
"ke mirel Athala" kata praja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] LokaMadya | JiminJeong
Fanfictiona jiminjeong fanfiction, Indonesia au ; warn gxg content. "ann, sederhana nya kamu si penyuka sendu dan pemandu rindu namun kamu membuat aku jatuh dan tak bisa bangun dari mimpi indah tentang kamu" - lukisan frasa niku untuk wanita cantik kecintaan...