🗒️; Coba dengarkan lagu ; kemudian ini - The panasdalam bank
•
•
•"tanggung jawab! kalau kaki gue lumpuh gimana?" pekikan itu berasal dari pojok ruangan kesehatan, melihat dua remaja yang bersilat lidah perkara ringan seperti ini sudah Una jadikan kebiasaan sehari-hari.
Teriakan tadi disebakan oleh perkara sederhana, yaitu Praja tidak sengaja menjatuhkan buku tulis nya tepat pada kaki Athala yang sedang berjalan, sedetik kemudian gadis itu memulai hal seru yang sudah biasa dijadikan hiburan sehari-hari ; membuat Praja kesal.
"gue mau tanggung jawab, kalau kaki lo udah patah" ucap nya seadanya, lantas berlalu pergi.
Tapi Athala tak semudah itu untuk melepas, walaupun raut Praja kelewat judes, Athalah mana peduli malah kini ia tarik kembali tangan lelaki mungil itu.
"pincang sebelah nih kaki gue?!"
seolah malas merespon, Praja hanya ber-oh ria saja dibuat nya.
malam meladeni kedua muda-mudi yang sedang merangkai sebuah cerita kisah kasih itu, Una kembali memilih melanjutkan langkah nya untuk mengembalikan tumpukan buku ke dalam perpustakaan.
Di langkah kan kedua kakinya itu masuk ke dalam ruangan sepi, hanya beberapa murid, paling bisa di hitung dengan jari.
dibawa nya tumpukan buku itu pada rak semula, di tatap nya rak tinggi menjulang itu untuk mencari buku selanjutnya yang akan ia baca untuk menemani kekosongan nya.
saat sedang memilah buku, tiba-tiba suara lembut menyapu Indra pendengaran nya hingga ia terkejap sebentar untuk mencerna suara siapa yang ia dengar barusan.
"kalau sudah baca the black cat, lebih enak lanjut ke the raven. kau tahu? semua sesak nya juga kejam nya di campur jadi satu" Antalas menaruh beberapa buku ke dalam rak, namun di tangan nya masih ada satu judul buku lagi the raven.
Una terbata-bata, ingin mengatakan sesuatu tapi susah rasanya kemudian ia berdehem untuk menetralisir rasa gugup nya, matanya sedikit menunduk tidak mau kontak langsung dengan yang di depan.
"apa the raven lanjutan dari the black cat?" tanya Una
Antalas mengeleng, dan menatap bukunya kemudian berucap "ini bukan lanjutannya, tapi gendre nya masih sama, tulisan poe buat saya jatuh cinta jujur"
Bibir Una membentuk kurva lengkung, senang rasanya jika ada kesamaan di antara mereka ; ini perkara sederhana, tapi perasaan yang muncul sungguh tak terencana, berdebar lah dengan riuh getar di dadanya.
"ah iya, sama baru baca satu bukunya aja.... udah buat jatuh cinta banget" ucap Una, walaupun ia membaca buku ini cukup membutuhkan waktu yang lama sebab buku the black cat di tahun itu belum ada terjemahannya masih full mengunakan bahasa Inggris dan baru diterjemahkan versi Indonesia di tahun 2016.
mendengar komentar Una, Antalas mengaguk setuju "awal lihat buku ini di bawa, ngga ada yang sama sekali mau menyentuhnya bahkan tersegel rapih, untuk yang ngga baca pasti ada sesal deh karna sayang banget buat melewatkan karya sekeren ini"
Diam, Una mulai berani mendongak kan wajah dan mendengarkan Antalas kembali bercerita.
"Kalau boleh jujur, ini buku yang berat yang pernah saya baca tapi lebih dari itu Poe, misalnya, mengintensifkan kegilaan, kengerian, dan kejijikan dengan memermainkan kata-kata, mengeksploitasi rasa bahasa, dan memanipulasi narasi, itu ya kadang buat saya ngga nyangka, ko karya sekeren ini di lewatin gitu aja ya sama anak murid?"
Una diam, baru kali ini ia merasakan afeksi yang nyata ntah harus berharap atau di pukul mundur oleh kenyataan, Una tak paham - nyatanya, membayangkan dunia dalam imaji yang indah seperti Athala sungguh dapat menghilangkan gundah dan menumbuhkan suka cita, namun jika berfikir pada realitas yang terjadi ; bahwa keduanya akan saling jatuh cinta nanti. itu hanya sebuah mimpi yang lebih baik terlelap dan dipendam saja.
"ah maaf, saya terlalu banyak berucap soalnya kaget aja ada yang baca buku ini juga" ucap Antalas menggaruk tengkuk nya tak enak.
seandainya saja debar tak disuarakan ini bisa di dengan langsung oleh sang pembuat nya, kalau saja Antalas tahu bahwa di depan nya ini ada gadis yang terhipnotis sesaat, merasa senang juga gembira di campur pada realitas kalau ini hanya sementara.
Andai Antalas tahu, kalau sebenernya Una hanya ingin menikmati bahagia nya yang sudah sementara ini, barangkali sebentar saja karna nanti ini akan menjadi pengingat bahwa hatinya pernah menjadi sebahagia ini di bumi dengan sederhana nya sendiri.
"ah ngga, kenapa harus minta maaf?. aku juga suka dengan resensi yang dikasih sama teh Antalas" cicit Una.
Antalas pun tersenyum di serahkan nya buku ini the raven itu pada Una kemudian gadis yang lebih pendek itu mengambil nya dengan perlahan.
Saat buku di serahkan, telapak Una kaku sesaat bersamaan dengan netra keduanya yang bertemu sepersekian detik sebelum Antalas berkata.
"panggil saja Ann, kayanya gendre yang kita suka sama deh kapan-kapan saya pengen kamu jadi temen saya diskusi dan juga resensi perihal buku. kalau kamu ngga keberatan sih"
Una yang sedang gugup itupun, mengambil buku bersampul hitam itu perlahan lalu tersenyum kikuk "ah, ngga ko. aku mau-mau aja"
"senang mendengar nya, ah kamu itu yang ada di biro kesehatan kan yang demam saat itu? yang senin lupa memakai dasi?" Tanya Antalas, senang; senang karna hal tentang Una bisa di ingat Antalas dengan jelas, euforia dalam hatinya ini akan Una ingat selalu, tidak akan mungkin pudar dari ingatan nya bahwa di tanggal 12 Desember, 1997 adalah hari yang akan ia peringati dalam dirinya sendiri sebagai prolog romansa jatuh hati dalam hidupnya.
akhirnya pertanyaan itu di respon dengan anggukan, kemudian yang pendek berucap "iya, itu aku" katanya dengan senyum.
Antalas pun membalas dengan senyuman, di ulurkan tangan dari yang lebih tinggi itu sembari berkata "mau berkenalan secara formal?"
ingin langsung berteriak iya dengan lantang karna tidak tahan dengan euforia senang tapi yang hanya bisa Una lakukan adalah gugup sembari membalas uluran tangan itu "Una, Nikaluna Undala"
"Antalas, panggil saja Ann" katanya dengan senyum yang tak pudar, tapi itu bukan akhir dari perkenalan itu, si jangkung melanjutkan ucapan nya "Una ya? boleh saya panggil Niku?"
Itu katanya, Niku bahagia kah kau saat itu?
LOKAMADYA
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] LokaMadya | JiminJeong
Fanfictiona jiminjeong fanfiction, Indonesia au ; warn gxg content. "ann, sederhana nya kamu si penyuka sendu dan pemandu rindu namun kamu membuat aku jatuh dan tak bisa bangun dari mimpi indah tentang kamu" - lukisan frasa niku untuk wanita cantik kecintaan...