27

297 51 11
                                    

Maaf klo ada yg typo
.
.
.
.
.

Muto melonggarkan dasinya saat memasuki kamar.  Ia mendesah lelah, desahan yang sudah ia tahan sejak tadi siang. Hari ini benar-benar hari yang panjang.... Begitu banyak urusan dan masalah yang harus diselesaikan Sebagai pemimpin perusahaan terbesar di negeri ini ia merasa harus segera melantik shinichirou agar bekerja sebagai presiden perusahaan sementara ia menikmati masa pensiunnya.  Emma masuk kedalam kamar dengan wajah menyebalkan, membuat muto semakin merasa lelah.  Istrinya memasang wajah masam sambil melipat kedua tangannya di depan dada, di hadapannya.

"Apa?"  tanya muto malas-malasan membuat emma mendecak kesal. 

"Aku masih tak habis pikir mengapa kau malah memilih anak itu daripada izana yang anak kandungmu sendiri!"  serunya meluapkan kekesalan, muto memasang wajah datar seolah tak peduli

"Aishh..... kau ini benar-benar, darahnya bahkan tidak mengalir di darahmu dia bisa saja menendang keluar kita dari perusahaan karena merasa sudah menguasainya! Pikirkan itu MUTO"  bentak emma lagi mondar mandir di hadapan muto yang duduk di sofa. Muto meliriknya malas pada Emma yg masih mengomel di didepannya terus menjelek-jelekkan Shin...Tidak tahan akhirnya muto pun berdiri ia menatap emma serius.

"Shinichirou sudah seperti anakku sendiri, yang artinya dia juga anakmu!! Dia sudah bersama kita hampir 20 tahun lamanya!!" emma menatap tidak suka mendengarnya

"Atau dia memang benar anakmu, anakmu dengan si jalang itu, karna itu kau sangat memanjakannya!"  tuduh emma penuh penekanan Muto menunduk... Ia marah karena minori disebut jalang  tapi ia malas berdebat sekarang Apalagi dengan Emma

"Ya, aku berharapnya sih dia benar-benar anakku, jadi ketakutan-ketakutanmu itu tidak akan terjadi."  jawab muto malas dengan senyum tipis berharap jika shinichirou memang anak kandungnya

"biarku jelaskan alasan mengapa aku lebih memilih shin untuk memimpin perusahaan dari pada izana"

"Apa?" 

"Karena izana tidak bisa bekerja di perusahaan! ia tak suka dan tidak pantas memimpin perusahaan."  ucap muto

"Apa maksudmu tidak pantas?? Ia anak Laki-laki alp..''

"TIDAK PERLU BERBOHONG!!" bentak muto memotong ucapan emma... membuat emma diam seribu bahasa

"aku tahu semuanya emma!! semua akal busukmu, rencana busukmu untuk menguasai harta keluargaku, kau sudah membunuh cintaku, kau juga yang membunuh anak laki-laki ku." ucap muto dengan nada sendu di akhir kalimatnya yg membuat mata emma membola karena muto tau

"dan aku juga tahu kalau selama ini kau berusaha menolak kenyataan bahwa izana adalah seorang omega!! hentikan itu emma kau membuatnya tertekan..... Bukan aku tidak menyayangi izana... Tapi seorang omega tak bisa meneruskan perusahaan.... Aku sangat menyayangi izana sama besarnya dengan aku menyayangi shin.... Tapi KAU selalu menariknya dan membuat batas sehingga izana jauh... Biarkan dia bebas..." Muto mengakhiri perdebatan mereka dan melengos masuk ke kamar mandi. Emma menggertak gigi dan mengepalkan tangan kesal ia membanting vas bunga yang ada di dekatnya. Bayangan kebencian masa lalu kembali menghantuinya. Rupanya masalah ini tidak akan selesai sebelum ia menghabisi semuanya.... Ya, semuanya... harus menghabisi mereka.... Mikey... Shinichirou... dan kalau perlu Muto juga.
.
.
.

Izana membuka apartement mewahnya dan berjalan menuju kamarnya, lampu menyala sesuai sensor begitu izana melewatinya, ia menjatuhkan tubuhnya di kasur king size nya.  Ia bangkit kembali membuka lapisan pakaiannya yg mengganggu... Mantel dengan potongan long coat yg sangat manly... Sweater turtleneck yg menutupi leher jenjangnya... Bantalan bahu untuk membuat tubuhnya tampak besar dan tegap.... Dan insole setinggi 10 cm untuk membuat tubuhnya tinggi

à contre-courantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang