42

339 44 7
                                    

Maaf jika inilah ENDingnya
.
.
.
.
.

Emma membanting teleponnya, baru saja ia mendapatkan pesan bahwa bawahannya gagal dari mata-matanya, Kepalanya mendadak berdenyut kencang

"Sial." Umpatnya kesal. Ia kemudian bangkit diiringi oleh seorang pelayan rumah tangga. Emma menarik koper besar dari dalam lemarinya dan memasukan baju-baju serta perhiasannya.

"Aku harus segera pergi dari sini sampai keadaan bisa dikendalikan." gumamnya lagi setengah panik. Ia mencoba untuk tidak terlihat panik... bersikap tenang... dan kabur tanpa seorang pun akan menyadarinya. Bahkan wartawan sekalipun (seperti koruptor). Dan ia harus bergerak cepat sebelum terano ataupun bawahannya buka mulut kepada para polisi.

"Siapkan pesawat, aku akan ke paris" perintahnya dari telepon. Seorang pelayan rumah tangga membantunya menyeret dua koper besar itu

"Kau tidak akan kemana-mana." sergah seseorang menghalangi jalan emma diambang pintu kamarnya. Emma berdiri tegak, memandang orang dihadapannya dengan pandangan sinis itu dari atas sampai bawah

"Ibu tidak akan kemana-mana," ulang izana menghalangi jalan emma

"Ibu, kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu." sambungnya membuat emma mendecak kesal

"Apa? Kau ini gila ya? Tidak ada yang harus ku pertanggung jawabkan! Aku melakukan semuanya untukmu!" bentaknya membuat izana kaget dan mundur selangkah. Tetapi izana tetap mencoba berdiri tegak. Ia mengepalkan tangannya menyemangati diri sendiri

"Tidak!!! kau melakukan ini untuk memuaskan ego mu.... Aku tak pernah sekalipun memintanya...jangan bawa-bawa namaku." balas izana

"Dasar anak tidak tahu di untung!" Rahang emma mengeras menahan emosi, Matanya melotot tajam.... Tangannya terangkat siap dilayangkan ke pipi izana... Ia pun menutup mata Siap menerimanya karena baginya pun ia memang anak yang tidak tahu diuntung

Tapi walau izana tunggu ia tidak merasakan tamparan tangan menyentuh pipinya. Ketika ia membuka mata, ia melihat kakaknya shinnichirou menahan pergelangan tangan emma sambil menatap sang pemilik tangan nyalang. shin kemudian menghempas tangan ibu tirinya dengan keras.

"Jangan sentuh dia, atau kau akan berurusan denganku." tegasnya membuat emma menatapnya remeh

"Memangnya Siapa kau? Apa hakmu?" tantangnya pada shin

"Aku anak wanita yang kau bunuh tiga belas tahun yang lalu... Dan aku ayah dari anak yang kau bunuh beberapa bulan lalu... jelas aku punya hak!! Dan izana adalah adikku jadi jangan pernah mencoba menyentuhnya" Shin menarik izana ke belakang tubuhnya membuat emma menatap mereka bergantian tidak percaya... Sejak kapan keduanya menjadi dekat?? Sejak kapan keduanya bersekongkol?? Ia begitu sibuk dengan kehidupan bisnis sano corp dan terlalu fokus dengan rencana 'pembunuhan mikey'  sehingga banyak hal yang telah ia lewatkan.

Tetapi emma tidak mau berlama-lama. la menatap tajam  kakak beradik didepannya dan berlalu melewati dua anak tidak tahu diri itu. Ia memilih untuk segera pergi sebelum mendengar sirine mobil polisi. Emma menarik koper-kopernya melewati shin dan juga izana. Namun, baru sampai di ujung tangga bawah ia malah menemukan draken berdiri sambil menatapnya remeh. Di belakangnya beberapa polisi siap memborgolnya

"Mau kemana nyonya?" tegur draken sambil bersidekap. Emma yang sudah menjadi tikus dalam lubang menjatuhkan kopernya sembari melenguh pasrah. la kalah telak..... la hanya bisa menatap kosong.... Ia sudah terkepung.... Tidak bisa lari kebelakang... Shin dan izana  berdiri di belakangnya.... Dan di depannya ada anak ini... Salah seorang alpha yang mencintai si anak pembawa malapetaka.

"Nyonya sano emma anda ditahan atas kasus tuduhan pembunuhan berencana dan percobaan pembunuhan, anda bisa memberikan pembelaan di pengadilan nanti... Jika ada"

à contre-courantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang