Baru pulang dari sekolah jaehyuk langsung di telepon sang mamah untuk tidak lupa menyiram tanaman mahalnya.
Padahal ada asisten rumah tangga, tapi kalau urusan tanaman dia yang di suruh. Karena kalau ada yang rusak mamah yoon bisa sesuka hati memarahi anaknya sendiri.
Kalau ke yang lain mamah yoon manah tega.
Jaehyuk gak sendirian di halaman belakang, ada asahi juga. Manekin manisnya ini mengekorinya terus sejak ia pulang dari sekolah.
"Bunganya cantik ya, jaejae!" Seru asahi bersemengat, matanya berbinar setiap kali melihat jaehyuk mulai menyirami beberapa bunga dan juga tanaman mahal mamah yoon.
Jaehyuk tersenyum menanggapinya, "padahal sahi lebih cantik."
Asahi menggeleng tak setuju. "Sahi bukan bunga tau!"
"Tapi, sahi tetep cantik. Bunganya aja kalah cantik sama sahi."
"Masa sih? Jaejae bohong ya?" Selidik si manis, kata junkyu (lagi) 'jaehyuk itu suka bohong, hati-hati ya' begitu katanya.
Jaehyuk tertawa pelan, dia mengusak pucuk kepala asahi dengan gemas. "Kalau jaehyuk bohong, hidung jaehyuk nanti panjang loh."
"Memangnya bisa?!"
"Bisa, makanya sahi jangan suka berbohong, nanti hidungnya panjang." Sungguh, menghasut otak polos asahi ternyata menyenangkan, pantas junkyu suka sekali menghasutnya.
"Ih sahi gak suka bohong kok!"
Jaehyuk terkekeh menanggapi, ia kembali sibuk menyiram tanaman milik sang mamah. Sesekali menoleh ke arah asahi yang masih diam di dekat bunga-bunga.
Si manis yang di tertawai hanya merengut, asahi milih buat cuekin jaehyuk. Binar matanya tiba-tiba tertuju pada kupu-kupu yang hinggap pada bunga.
Raut wajahnya jadi diam, dalam hati ia tengah berfikir cara menangkap kupu-kupu itu, terkadang dahinya mengerut lucu ketika serangga itu mengepakkan sayapnya.
Di saat kupu-kupu sudah diam pada satu tempat, kedua tangan asahi sudah siap untuk menangkapnya.
Namun, baru saja melangkah sedikit kupu-kupunya sudah terbang menjauh. "yahh" bibirnya mengerucut kesal.
Padahal hanya tinggal sedikit lagi ia akan mendapatkannya.
Jaehyuk sudah selesai. Tubuhnya berbalik menghadap asahi yang berdiam diri, dengan bibir yang mengerucut, menggemaskan.
Ia pun menghampirinya. "Kenapa?"
Asahi menoleh, tangannya terangkat, lalu jari telunjuknya menunjuk ke langit. "Terbang, sahi gak bisa dapet kupu-kupunya." Adunya dengan raut wajah sedih.
Tapi, dimata jaehyuk itu sangat menggemaskan, ia terkekeh, tangannya terulur untuk mengusak pucuk kepala yang lebih pendek.
"Udah gapapa," tangannya berpindah pada lengan si manis. "Cuma kupu-kupu." Jaehyuk mencoba menarik lengan itu, tapi tubuh asahi gak mau gerak sama sekali.
"Jaejae kok ngomongnya g-gitu?" Asahi menatap matanya dengan mata binar, bukan tatapan memohon.
Jaehyuk yang sadar, langsung gelagapan. "E-eh kok nangis?!" Kedua tangannya reflek memegang kedua bahu yang lebih pendek.
"Hiks... jaejae, kupu-kupu cantik, tapi jaejae ngomong gitu hikss.."
Astaga, apa salahnya? Dia gak salah kata kayaknya, kenapa asahi jadi menangis? Ini kalau mamahnya tau, mungkin dia bakal tinggal nama.
"Oke, jaehyuk salah apa?" Tanya Jaehyuk.
Asahi menepis kedua tangan pada bahunya, "hiks pikir aja sendiri!" Amuknya kesal, ia pun segera meninggalkan halaman belakang dan masuk ke dalam rumah.
Mampus, di suruh mikir, dia aja gak tau salahnya dimana?!
--
Malam tiba, dan jaehyuk masih di cuekin sama asahi sampai sekarang. Bahkan di beberapa kesempatan pemuda manis itu terus menghindarinya.
Sekarang jaehyuk berada di kamarnya, ia sedang berbicara dengan seseorang lewat panggilan suara.
"Salah lo lah! Mikir aja sendiri! Dasar cowok!"
"Kalo gue cowok elo apaan?!"
"Cowok jugalah! Perlu gue buktiin emangnya?!"
"Kenapa jadi bahas itu sih, kyu?" Jaehyuk menghela nafas, "gue kan awalnya butuh saran." Ujarnya kembali tenang.
"Yaelah, lo tuh gimana sih, kayak gak pernah ngadepin orang ngambek aja."
"Emang gak pernah, kencan gue aja gagal mulu." Sahut jaehyuk kesal, dari seberang ia mendengar cibiran. "Pantes aja jomblo." yang manah membuatnya mendengus kesal.
"Tapi kan lo pernah ngadepin gue kalo ngambek-"
Jaehyuk berdecak, "Lo sih gampang, di sogok duit aja langsung seneng." Potongnya cepat.
"Lah kan emang gue suka nya duit, wajarlah seneng" hening sebentar sebelum akhirnya junkyu berteriak tak jelas dari seberang. "GUE TAU!"
"Lo gak nyuruh gue buat nyogok asahi pake duit juga kan?"
"Tadinya sih mau gitu, tapi tenang gak jadi kok. Jadi, mending lo bujuk dia pake sesuatu yang dia suka, kayak kue cokelat terus-"
Pip!
Jaehyuk lansgung mematikan panggilan secara sepihak setelah mendapatkan saran, bahkan dia gak ngucapin makasih sama sekali.
Membiarkan ponselnya terus berbunyi dengan notif pesan yang beruntun dari sahabatnya.
Jelas, isinya segala macam umpatan, binatang berkaki empat, dan kutukan dari seorang kim junkyu.
Ponselnya ia tinggal, segera menuju ke lantai dasar untuk ke kamar milik kakaknya. Yang sudah menjadi kamar asahi.
Gak perlu ngetuk pintu, jaehyuk langsung masuk ke kamar itu.
Salah satu alisnya terangkat, "asahi?" Panggilnya, tapi tubuh mungil yang berdiri membelakanginya itu enggan bergerak.
Asahi membelakanginya dengan berdiri menghadap ke arah jendela yang terbuka. Kedua tangannya berada di kedua sisi tubuh mungil itu.
"Asahi?" Masih gak ada balasan, jaehyuk pun mengambil dua langkah untuk lebih dekat.
Sayangnya, tubuh itu masih tak bergerak, ada apa dengan asahi?
Jaehyuk memberanikan diri untuk mendekat, tepat di hadapan si manis dia kembali bingung, pasalnya asahi tak menoleh sama sekali ke arahnya.
"Sahi... jaehyuk mau minta maaf" ucapnya, tapi lagi-lagi tak ada tanggapan. "Ada kue cokelat buat sahi, sahi-"
"Kue cokelat?" Ulang pemuda di sebelahnya.
Jaehyuk tersenyum ketika mendapatkan tanggapan, ia pun mengangguk. "Iya, kue cokelat. Mau gak?"
Tadinya asahi mau marah lama, tapi godaaannya kue cokelat, dia manah kuat. Dengan semangat dia mengangguk. "Mau! Mau! Mau!"
Kenapa gak dari tadi sore sih mikir begini, kalau tau semudah ini, jaehyuk gak bakal mau menelpon junkyu.
Jaehyuk menghela nafas lega, ia pun mengusap kepala asahi dengan lembut. "Besok jaehyuk beliin, tapu sahi udah maafin jaehyuk kan?"
"Sudah!"
"Bagus" balas jaehyuk, ah dia jadi teringat sesuatu. "Oh iya, tadi kenapa diem aja pas jaehyuk dateng? Kamu udah kayak manekin aja sahi."
Hening sebentar, asahi ikut memegang telapak tangan yang berada pada kepalanya.
Asahi sedikit memiringkan kepalanya, dahinya mengerut. "Tapi jaejae.... asahi memang manekin."
---
Hai? Apa kabar? Semoga dalam keadaan baik ya...
Maafin gami yang gak up sampe sebulan? Woah rekor sih inimah hehehe
Tadinya mau unpub aja, soalnya nulis genre fantasy gini ternyata susah, kayak memaksakan kehendak banget
So, next?
Salam Gami♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Manequin | Jaesahi
FanfictionAwalnya Jaehyuk hanya membeli setelan pakaian saja, ia tak mengira akan mendapat bonus lain yaitu berupa manequin. Bukan seperti manequin kebanyakan, miliknya ini bahkan sama persis seperti manusia sungguhan. ••• BxB Area Jangan salah lapak Jaehyuk...