15. Fakta

1.6K 244 36
                                    

Tumben ya gami up nya rada cepetan wkwkw

--

Sebuah rumah berselimut tanaman menjalar berdiri kokoh di tengah hutan. Beberapa retakan pada rumah itu memberitahukan seberapa lama rumah tersebut ditinggalkan.

Tapi siapa sangka jika di sana ada orang yang tinggal. Dua orang pria keluar dari rumah itu, yang lebih tinggi sudah siap dengan seragam sekolahnya dan yang satunya berpakaian santai.

"Kamu bawa cincinnya kan?" Tanya pria yang lebih pendek dari pria satunya.

"Aku bawa, kak shiho tenang aja." Balas orang yang memakai seragam sekolah tersebut.

Di dekat mereka sebuah mobil terparkir rapi di sana. Haruto, pria berseragam sekolah itu menatap yang lebih tua sekali lagi.

Terlihat jika orang yang ia panggil 'kak shiho' itu khawatir entah tentang apa. "Memikirkan sesuatu?"

Yang lebih tua mengangguk, "Iya, ini tentang asahi. Kak Jihoon sudah menemuinya sebelumnya, dan dia sudah mendapatkan jawaban yang dipilih asahi." Ungkapnya dengan mata penuh kekhawatiran.

Haruto mengerutkan keningnya. "Bukannya itu bagus?"

"No, ini enggak bagus sama sekali. Asahi memilih selamanya dibanding sebentar. Padahal aku menciptakannya bukan untuk itu,"

"Aku tau, jika dia satu-satunya manekin yang aku ciptakan menggunakan perasaan layaknya manusia yang lain, ini cuma bahan percobaanku. Aku hanya ingin tau apa bandul kalung itu akan berubah jika seorang manekin memiliki perasaan dan ternyata itu berhasil,"

"sayangnya, perasaan asahi yang muncul itu yang membuatku khawatir, aku takut dia akan sulit pergi bersama kita nanti." Jelasnya panjang lebar, dia menatap yang lebih tinggi, tak ada perasaan yang tercetak pada wajahnya, sangat datar.

Haruto tak bergeming sebentar, kemudian dia menghela nafas tak karuan. "Kakak penyihir hebat bukan? Buat saja asahi melupakan semuanya." Sarannya dengan asal.

Diberikan saran seperti itu, dia pun lantas menginjak kaki haruto dengan kesal, tapi sayangnya pria tinggi itu tak membuat reaksi apa pun dan membuatnya tambah kesal.

"Kenapa kamu gak bereaksi?!"

"Oh. Oke itu sakit." Balas haruto dengan nada datar.

"Cih! Ketika di pantai aktingmu sangat bagus, kenapa sekarang seperti sia-sia saja aku mengajarkanmu berbagai jenis perasaan?!" Kesalnya sambil berkacak pinggang.

"Baiklah, maafkan aku, kak mashiho," kata haruto membuat raut wajah seolah dia menyesal. Ia bersandar pada mobil di dekatnya dan kembali memandang yang lebih tua. "Omong-omong kenapa tidak menghapus ingatan asahi?"

Mashiho, pria manis itu kembali khawatir, dia menatap langit yang tertutup banyak pohon. Dia menghela nafas panjang. "Sudah aku katakan, asahi memilih selamanya ketika ditanya kak jihoon, otomatis aku sudah tidak memiliki hak untuk mengubahnya atau menyihirnya."

"Cepat atau lambat kita harus pulang ke tempat kita kak." Timpal haruto dengan serius.

"Iya-iya aku tau. aku hanya tinggal menunggu asahi, tapi sepertinya itu tidak akan berhasil, masalahnya dia harus segera pulang sebelum dia sadar." Kata Masiho dengan nada yang benar-benar khawatir.

Ini salahnya, kenapa juga dia mencoba-coba hal yang membuatnya frustrasi bukan main.

"Aku memiliki ide." Masiho mendongak, menatap lamat pria tinggi di depannya.

"Gak sia-sia, aku menciptakanmu sebagai manekin yang cepat tanggap ya." Pujinya dengan sungguh-sungguh.

Haruto memutar kedua bola matanya malas, tapi ia kembali serius lagi. Ia pun memberikan sebuah saran dan yang mana membuat mashiho diam seribu bahasa.

"Bunuh asahi, itu akan membuatnya menjadi mudah." Kata Haruto dengan mudah.

--

Masiho itu bukan manusia biasa, dia bukan orang yang berasal dari dunia ini. Dia seorang penyihir pembangkang di dunianya. Membuat hal-hal baru yang membuat kakaknya khawatir.

Namanya jihoon, kakak kandungnya, sama-sama seorang penyihir, dan pemegang kekuasaan yang cukup berpengaruh. Kakaknya itu berperan sebagai penyihir yang memastikan semua percobaan yang dibuat oleh penyihir yang lain tak salah.

Dia bahkan rela mengikuti adiknya ke dunia lain, untuk memastikan bahwa percobaan yang adiknya buat tak membahayakan manusia di sana.

Ini bukan pertama kalinya mashiho membuat manekin hidup layaknya manusia, dan membiarkan itu di uji oleh sang kakak.

Asahi salah satunya. Manekin itu menjadi percobaan terakhir mashiho yang membuatnya khawatir bukan main.

Awalnya dia berniat memberikan asahi pada orang yang tepat agar manekinnya itu memiliki emosi dan perasaan.

Dan ketika melihat jaehyuk di pusat perbelanjaan kala itu, dia pun berusaha keras agar cowok itu membeli manekinnya.

Ia yakin jaehyuk bukan orang yang salah. Maka selagi dia memperhatikan asahi dari jauh, dia tak lupa untuk memastikan ketika jihoon menemui asahi akan ada dia juga di sana nantinya.

Tapi sayangnya, jihoon sudah menemui asahi lebih awal dan itu pun ketika dirinya sedang tidak ada di sana.

Berakhir dia hanya mendapat kabar kalau asahi sudah memilih, dan pilihannya membuat mashiho tidak memiliki hak untuk menyihir atau mengubahnya.

Ada satu masalah yang membuatnya harus membawa asahi pergi dari dunia ini. Asahi tidak boleh sampai bertemu dengan orang itu.

Atau orang itu harus benar-benar pergi dan membiarkan asahi yang hidup selamanya disini bukan orang itu.

Bukan ini yang mashiho mau, sungguh dia tak berniat untuk merenggut nyawa orang lain. Ah, sial, lagian kenapa juga dia harus menciptakan asahi mirip dengan orang yang tengah berbaring di bangkar rumah sakit.

Mashiho menatap pria manis yang tengah berbaring dengan banyak selang yang terpasang di tubuhnya.

"Maafkan aku, aku tidak berniat untuk merenggut nyawamu, aku berjanji kamu akan hidup disini dan asahi... dia akan aku bawa pergi, agar kamu tetap hidup."

Baru kali ini mashiho merasakan penyesalan yang teramat dalam. Dia tidak akan membunuh siapapun, ia pastikan asahi akan pergi bersamanya.

Jika pria manis itu tidak mau, dia terpaksa mengikuti apa yang di sarankan oleh haruto.

Mashiho terjengit kaget ketika mendengar suara langkah dari depan ruangan ini. Sekali lagi dia menatap wajah manis pria yang tengah terbaring di bangkar tersebut.

Wajah yang sama persis dengan asahi itu terlihat sangat pucat dan hampir tak memiliki nyawa jika saja alat penopang hidup itu dicabut.

"Dia akan sadar tidak lama lagi, aku harus cepat membawa asahi pergi." Yakinnya sekali lagi, dan ketika pintu terbuka mashiho langsung pergi dari ruangan putih itu dengan sihirnya.

--

Tbc

Gak ada jaesahinya, jadi ya gini...

Kurang paham? Yuk komen tanya yang mana gak pahamnya

Tapi kalo gami gak jawab itu artinya pertanyaan kamu nyerempet spoiler ya, jadi gami gak jawab.

Dan ya, haruto juga manekin... kalo kalian tanya, kok bisa ada penyihir?

Maka gami dengan senang hati menjawab 'INI WATTPAD WOE DAN JUGA GENRENYA KAN FANTASI CUY, SEMUA YANG GAK MUNGKIN BISA TERJADI!'

Sekian bacot gami hari ini, semoga enggak bosen sama cerita gami ya!♡

Kalo mao cepet upnya ayo komen yang banyak buat gami:(

Oke byeee!!!






Salam Gami♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Manequin | JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang