Ketika bel pulang sekolah berbunyi, Jaehyuk dengan cepat meninggalkan area sekolah tanpa perduli dengan teriakan sahabatnya.
Sejak pagi di otaknya terus saja berputar jika keadaan rumah tidak baik-baik saja. Apalagi ada Asahi disana.
Sampai di rumah dia segera menaruh motornya di garasi, membuka pintu rumah dengan harap harap cemas.
Pintu terbuka. Pemandangan yang ia lihat membuatnya terdiam. Kedatangan dirinya membuat dua ART yang tengah membersihkan kekacauan menoleh padanya.
"Kenapa bisa begini?" Bisa dilihat jika beberapa guci kesayangan mamahnya hancur, tanah yang keluar dari vas bunga dan bunga yang berhambur ke mana-mana.
Ya Tuhan, Jaehyuk punya dosa apa dulunya? Dia yakin sekali jika kekacauan ini ulah Asahi. Padahal ia sudah memperingatkan agar tidak menyentuh barang di kamarnya.
Jaehyuk melebarkan kedua matanya, ia segera berlari ke lantai atas untuk memeriksa kamarnya. Ketika pintu kamar terbuka tak ada siapapun di sana.
Kamarnya juga terlihat normal, ya maksudnya tak sekacau ruang tamu dan ruang keluarganya.
Dia merutuk dirinya sendiri. "Bego banget sih gue! Kenapa gue cuma bilang jangan sentuh barang kamar doang!" Jaehyuk segera melemparkan tas nya ke atas kasur.
Kembali menuruni tangga, Jaehyuk tengah mencari keberadaan manekin hidupnya tersebut.
Ia pergi ke dapur, halaman depan dan sekarang ke taman belakang rumahnya.
Matanya menangkap jika ada sosok lelaki tengah duduk di bawah pohon, seperti sedang menunggu. Ah itu Asahi.
Baru ingin menghampiri, suara yang amat ia kenal sudah lebih dulu mendekat ke arah manekinnya.
"Asahi, nunggu lama?" Tanya wanita paruh baya tersebut, dia membawa beberapa alat tulis dan juga buku.
Jaehyuk yang sempat mematung karena melihat keberadaan mamahnya pun segera tersadar, dan langsung menghampiri keduanya.
Sedangkan Asahi langsung tersenyum lebar ketika melihat Jaehyuk sudah berada di hadapannya. Berbeda dengan wanita paruh baya yang berada di sebelahnya, ia nampak sedang ingin menguliti putranya sendiri sekarang.
"Mamah udah pulang?" Tanya Jaehyuk basa-basi.
"Mata kamu buta? Ini mamah kamu loh di depan kamu, kamu ngeliatnya mamah di mana sekarang? Masih di Jepang hah?" Sinis wanita paruh baya tersebut.
Jaehyuk meringis mendengarnya. Baru pulang sudah kena marah saja. Kan dia hanya ingin berbasa basi sedikit.
Mamah Yoon yang ingin memarahi putranya lagi jadi urung ketika pemuda manis di sebelahnya memegang ujung bajunya.
"Mamah, marah Jaehyuk, jangan." Kata Asahi sambil menggeleng ribut.
Jaehyuk sejujurnya bingung, kenapa Asahi bisa memanggil mamah Yoon dengan sebutan 'mamah', kan dia berasa di anak tirikan oleh ibu kandungnya sendiri.
Mamah Yoon tersenyum lembut, ia mengusap pucuk kepala Asahi penuh sayang. "Iya sayang, mamah gak marah Jaehyuk lagi,"
"Ayo lanjut di dalam, belajarnya." Lanjut mamah Yoon sambil mengajak Asahi berdiri, berjalan melewati putra kandungnya begitu saja.
Jaehyuk mencibir. "Mamah otaknya kegeser kayaknya."
"MAMAH DENGER LOH!" Sahut Mamah Yoon tanpa menoleh ke arah belakang.
•••
Mau tahu kronologi kenapa mamah Yoon terlihat nyaman saja atas keberadaan Asahi? Mari ku ceritakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manequin | Jaesahi
FanfictionAwalnya Jaehyuk hanya membeli setelan pakaian saja, ia tak mengira akan mendapat bonus lain yaitu berupa manequin. Bukan seperti manequin kebanyakan, miliknya ini bahkan sama persis seperti manusia sungguhan. ••• BxB Area Jangan salah lapak Jaehyuk...