Sampai di sekolah, Jaehyuk langsung mengajak Asahi pergi ke kelasnya yang ternyata sudah ramai. Bahkan Junkyu yang suka datang pas bel sudah anteng di kelas.
"Wihh, bawa pacar," Kata salah satu temannya, bukan Junkyu karena cowok manis itu sudah lebih dulu mengajak Asahi untuk duduk di dekatnya. "Kenalin lah, Jae."
Jaehyuk berdecih. "Mau lo kemanain si Ayen, jin?"
"Ya gak di kemana-manain," Jawab Hyunjin sambil menyengir tanpa dosa. "Lagian dia gak bakal tau, kalo lo ngenalin pacar lo itu."
"Bukan pacar gue." Kata Jaehyuk pelan, ini rada gak iklhas sebenarnya buat bilang kayak gini, tapi mau bagaimana lagi kan memang fakta.
Hyunjin menutup mulutnya mendramatisir keadaan. "Serius lo?!"
"Iya."
"Ada kesempatan dong gue." Hyunjin menaik turunkan alisnya, yang mana membuat Jaehyuk bergidik ngeri melihatnya.
Di sisi lain, Junkyu yang tadi memberikan beberapa kue cokelat buatannya pada Asahi, diam-diam mendengarkan percakapan sahabatnya tersebut.
Ini kedua kalinya ia bertemu Asahi, terakhir kali ya ketika Asahi hilang di pusat perbelanjaan waktu itu. Lagi pula awalnya ia mengira Asahi pacar Jaehyuk eh ternyata cuma karangan si anak konda.
"Junkyu, kue cokelatnya enak, ada lagi gak?"
"Yahh abis, maaf ya sahi? Sisanya buat dijual di kelas Junkyu." Balas Junkyu tak enak hati.
Asahi mengerucutkan bibirnya, yahh padahal sahi suka kue buatan Junkyu tadi. Dia kan ingin memakannya lagi.
Tingkah Asahi membuat Junkyu melengkungkan bibirnya ke bawah, merasa sangat bersalah. "Lain kali, kyu bikinin lagi deh, buat sekarang maaf ya sahi."
Perilaku menggemaskan keduanya tentu tak luput dari murid yang berada dalam kelas. Jaehyuk bahkan menahan diri untuk tidak menerkam Asahi pada saat itu juga.
Hyunjin mengigiti kuku-kuku jarinya gemas. "Boleh bawa balik gak Jae?"
Jaehyuk langsung menatap tajam. Kayaknya Hyunjin benar-benar ingin di cincang olehnya.
"Hyunjin!"
Semua pasang mata langsung melirik ke arah depan pintu, di sana ada cowok manis tengah berkacak pinggang, alisnya menukik tajam dan berjalan ke arah Hyunjin.
Sedangkan sang empunya nama sudah bersembunyi di balik tubuh Jaehyuk. "Astaga maung gue kenapa ke kelas sih."
Jaehyuk tersenyum miring, ia pun langsung menyingkirkan tubuhnya, mendorong tubuh temannya ke depan. "Nih, cowok lo mau selingkuh, Yen."
Ayen, cowok manis itu langsung menatap tajam kekasihnya yang tengah menutup mata, ia langsung menjewer telinga Hyunjin.
"Awww! Sakit sayang!" Hyunjin memekik kesakitan, lalu langsung di bawa keluar oleh Ayen, tak lupa ia berterima kasih pada Jaehyuk, lalu keluar.
Jaehyuk tertawa sebentar, kemudian mengalihkan pemandangannya ke arah Asahi yang sudah di sebelahnya. "Sahi abis makan apa?"
"Kue cokelat!" Jawab Asahi semangat.
"Enak?"
"Enak! Buatan kyu enak banget, sahi jadi mau lagi hehehe"
Jaehyuk ikut tertawa, ia pun mengusak pucuk kepala Asahi gemas. "Sahi suka? Nanti Jaehyuk beliin deh."
Di kelas jelas bukan hanya ada Asahi dan Jaehyuk, namun entah kenapa mereka yang berada di sini hanya seperti angin lalu bagi Jaehyuk.
Junkyu berdecak kesal, jadi begini rasanya jadi nyamuk. Dia menutup matanya pelan berdoa dalam hati semoga Tuhan mau membukakan hati orang yang ia suka.
Tak berselang lama ada orang menghampiri Jaehyuk yang entah kenapa membuat wajah pemuda tampan itu sedikit kesal.
Jaehyuk menatap Junkyu yang masih diam menutup mata. "Kyu, titip Asahi bentar, gue ada urusan."
Junkyu membuka matanya, ia pun hanya mengangguk sekilas. Dia masih belum selesai berdoa tadi, semoga aja doanya tidak di salah artikan oleh Sang Pencipta.
•••
Semakin siang suasana sekolah semakin ramai, mulai banyak yang datang dari luar sekolah. Kelas Junkyu bahkan sampai kerepotan karena banyak yang menjajahinya.
Meski begitu, Junkyu tentu saja tidak berdiam diri di kelas, ia sibuk mengajak Asahi berkeliling. Mengajaknya ke setiap stan makanan untuk di cicipi.
Ini sebuah keberuntungan untuk Asahi, karena biasanya Junkyu ini tipikal orang yang gak suka ngeluarin duit.
"Junkyu," Asahi memanggil setelah menghabiskan puding ke limanya. "Jaehyuk kemana?"
Junkyu yang tadi sibuk menyesap susu kotaknya menatap Asahi. "Tadi sih bilangnya masih bantu-bantu osis." Kata Junkyu setelah tadi mendapat pesan dari sahabatnya, aneh-aneh saja Jaehyuk ini padahal sudah tak menjabat sebagai wakil ketua osis, tapi masih aja terlibat.
Asahi mengerutkan keningnya. "Osis itu apa?"
"Organisasi gitu, ya untuk definisi jelas osis di sekolah ini sih, tukang ngatur, galak, dan gak jelas." Jawab Junkyu, ia tahu kok kalau Asahi katanya tak sekolah, ini sih dia denger dari Jaehyuk. Dia juga tahu, kalau Asahi tinggal di rumah Jaehyuk, pemuda itu banyak bercerita tentang Asahi, walaupun hanya sebatas itu.
Dirinya tak tahu, Jaehyuk bisa kenal Asahi lebih jelasnya bagaimana. Ya bodo amat deh dia juga gak terlalu perduli.
Lagi pula Asahi ini baik, polos dan manis.
Asahi mengangguk paham, ia kembali menyomot puding yang kesekian kalinya. Dia menatap sekeliling, sejak tadi banyak sekali orang-orang yang memperhatikannya.
"Sahi aneh ya, Junkyu?"
Junkyu menatap Asahi bingung, ia pun menggeleng pelan. "Enggak kok, emang kenapa?"
"Dari tadi mereka lihatin sahi, sahi jelek ya?"
"Asahi niat buat ngeledek Junkyu ya?"
Asahi melotot lucu, ia pun menggeleng ribut, tangannya ia gerakan di depan dada. "Enggak! Sahi kan nanya, Junkyuuu"
"Pertanyaan sahi bikin Junkyu sakit hati, kalau sahi jelek terus junkyu apa? Burik?" Tanya Junkyu dengan berpura-pura sakit hati.
"Junkyu manis! Junkyu gak jelek kok! Maafin sahi ya? Sahi gak maksud begitu, junkyuu" Kata Asahi meminta maaf.
Junkyu tersenyum manis, gemas betul pemuda di depannya. Gak sadar diri emang, padahal dirinya juga tak kalah menggemaskan.
Mata bulat Junkyu tiba-tiba teralih ke arah pemuda tinggi dan tampan yang baru saja memasuki kantin, wajahnya mendadak semakin ceria.
Ia mencolek bahu Asahi. "Mau Junkyu maafin gak?"
"Mau, mau, mau!"
"Sahi liat cowok itu kan?" Tunjuk Junkyu pada pemuda yang baru saja duduk tak jauh dari meja mereka. Asahi langsung mengangguk. "Dia namanya Haruto, sahi tolong mintain nomor telepon dia, tapi jangan bilang di suruh junkyu."
"Terus di suruh siapa? Kan junkyu yang suruh sahi."
Junkyu menepuk dahinya pelan. "Udah tinggal minta aja nomernya, nih sahi pake HP junkyu, pintain, kalau udah dapet nanti junkyu maafin sama junkyu bikinin kue cokelat yang banyak." Junkyu memberikan ponselnya pada Asahi.
Asahi matanya lantas berbinar, entah kenapa mendengar kue cokelat ia langsung tertarik. Oke demi mendapatkan kue coke- eh mendapat maaf junkyu, sahi sanggup!
"Okay!"
•••
Kemaren gk up lagi huhuhu maafffff
Kalo nemuin typo, maklumin ya hehehe
Kalo kurang memuaskan, mianhae sekebon pokoknya:)
Salam Gami!

KAMU SEDANG MEMBACA
Manequin | Jaesahi
أدب الهواةAwalnya Jaehyuk hanya membeli setelan pakaian saja, ia tak mengira akan mendapat bonus lain yaitu berupa manequin. Bukan seperti manequin kebanyakan, miliknya ini bahkan sama persis seperti manusia sungguhan. ••• BxB Area Jangan salah lapak Jaehyuk...