Valencia membuka mata tatkala mendengar ketukan halus pada pintu kamarnya. Matanya mengerjap, iris mata yang berpendar itu layaknya gulungan awan cerah. Ia menyapu pemandangan yang jauh dari jendela kaca lebar. Langit biru tak terbatas, kota, rumah, dan anak kecil menari-nari di jalanan. Sejenak hatinya merasa hangat ketika menyadari bahwa masih terdapat denyut yang mengalir di salah satu tempat Álfheimr. Para peri tertawa tanpa memikirkan apa kehancuran yang terjadi di luar sana dan bisa menimpa mereka. Terlepas dari desas-desus hubungannya dengan Artemis, Alexander melindungi warganya dengan baik.
Ketukan di pintu membawa Valencia kepada kehidupan. Ia bangkit melangkahkan tungkai indahnya dengan seringan bulu. Ketika Ia membuka pintu, seorang peri dengan kulit gelap yang berpendar serta rambut berwarna pirang tersenyum ke arahnya. Pakaian biru sifon melambai-lambai di tubuh indahnya.
"Alex mengutusku sebagai pelayanmu mulai hari ini," perempuan itu tersenyum lantas memasuki kamar Valencia.
Valencia mengernyit, "Alex?"
Perempuan itu terkekeh sembari menyiapkan air panas di jacuzzinya, "ya, Alex, Raja Negeri Kegelapan. Di rumah ini, dia tak terlalu senang jika dipanggil dengan gelarnya. Kau tahu, dia tak suka mencampur adukkan urusan rumah dan pekerjaan."
Ya, Alex sudah pernah memberi tahunya, "apakah kehidupan raja memang selalu sesantai itu?"
Peri itu berjalan ke arah Valencia, melepaskan pakaian putihnya, "tidak. Namun, Alex memang sesantai itu. Ngomong-ngomong namaku Zoya. Kau bisa memanggilku kapanpun kau membutuhkanku dan aku akan langsung muncul di hadapanmu. Sejujurnya, aku mengetuk pintumu hanyalah sebagai formalitas belaka," Zoya menjentikkan jarinya sembari mengedipkan satu mata, "karena aku bisa muncul di depanmu seperi asap."
Valencia memandang Zoya yang mengerling ke arahnya. Ia membiarkan peri itu memandikannya, memilihkan pakaian–benar-benar pakaian dan bukannya gaun, menata rambutnya, serta mendadanninya. Valencia dapat menyimpulkan bahwa ia memakai pakaian khas Negeri Kegelapan sebab modelnya sama dengan milik Zoya. Ia bersyukur bahwa pakaian Negeri Kegelapan bukan semacam pakaian yang serba mengembang dan penuh busa layaknya di Vallahan. Mereka lebih senang menggunakan sifon, dengan leher berbentuk V melebar hingga ke atas belahan dada. Lengannya panjang namun disatukan di pergelangan tangan dengan gelang emas. Celananya lebar hingga ke mata kaki, pinggangnya berpotongan tinggi, sedangkan atasannya menggantung di atas pinggangnya. Sederhana, elegan, dan nyaman.
"Aku tahu kau mungkin sudah bosan mendengar kalimat ini, namun aku tidak tahan untuk tidak berkata bahwa kau sangat cantik," Zoya memegang bahu Valencia, menatap perempuan itu melalui cermin di hadapan mereka setelah menyisir rambut penyihir di hadapannya dan membiarkannya tergerai.
Valencia hanya tersenyum, "apakah di man—rumah ini hanya ada Alex, lalu kau dan aku?"
"Secara teknis, ada beberapa pelayan sepertiku yang bekerja dalam diam. Tak banyak, namun kami semua bekerja seperti asap sehingga tak terlihat. Biasanya timnya Alex berkumpul di sini meskipun mereka tidur di rumah mereka masing-masing. Namun beberapa hari ini mereka tidak berada di Negeri Kegelapan. Jika tebakanku benar, maka hari ini mereka sudah harus sampai di Agarta¹ ketika mendengar kabar kepulangan Alex," jari-jari Zoya tampak lincah ketika menata rambut Valencia.
"Tim? Agarta?"
"Mereka adalah teman yang dipercayai Alex untuk mengelola urusan pemerintahan dan pertahanan Negeri Kegelapan selama Alex ditahan oleh Artemis di Vallahan dan, ya, Agarta adalah nama kota yang kita tinggali saat ini. Indah, bukan?"
Valencia hanya terdiam ketika mendengarnya, sebelum secercah api keingintahuan kembali menyala-nyala di matanya, "jadi ... benar bahwa Alex ditahan di Vallahan selama lima belas tahun tanpa pulang sama sekali?" Ia sungguh bertanya dengan hati-hati. Tidak ingin Zoya tersinggung seperti Alex ketika ia menanyakan hal tersebut semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Throne of Flames (Tamat)
ФэнтезиValencia adalah seorang penyihir yang mengabiskan hidupnya dengan bersembunyi. Pada suatu pagi Ia terbangun dengan keadaan seluruh keluarganya mati karena dibunuh oleh Artemis; Ratu Negeri Vallahan yang berambisi menguasai seluruh pulau di Álfheimr...