𝐓𝐨𝐅 xviii. Those Eyes

1.1K 249 4
                                    

Ikatan pasangan setengah jiwa begitu sakral dan membuat dua insan melebur menjadi satu setelah peresmian. Mulanya ikatan itu hanya dirasakan oleh sang pria, sebab setengah jiwa mereka berada pada dalam diri perempuannya. Ketika pertama kali bertemu, seorang pria akan mencium bau yang begitu wangi dan warna jiwanya yang familiar dalam tubuh perempuan yang telah ditakdirkan untuknya. Perasaan akan datang dengan menggebu-gebu. Setelah sang pria menandai perempuannya, maka setengah jiwa sang perempuan akan disimpan oleh prianya. Oleh sebab itu, hubungan insani mereka akan menjadi begitu kuat dan sensitif. Mereka akan berbagi rasa bahagia, kesakitan, kesedihan, kemarahan, dan seluruh perasaan emosional lainnya.

Itulah yang dirasakan Valencia terhadap Alexander. Ia dapat merasakan betapa pria itu mendamba dirinya. Perasaan yang terlalu agung jika dibandingkan dengan cinta atau kasih sayang. Sebab, Alexander melihat Valencia dengan seluruh jiwanya. Valencia adalah segalanya, begitu pula perasaan perempuan itu yang terus berkembang.

Alexander membawa Valencia kembali ke Agarta setelah menyelesaikan pelatihan sihir bersama Gabriel. Kedua pria itu hanya menyapa seperlunya tatkala bertemu di Sarang Naga. Tak terlihat seperti dua orang yang pernah dekat dahulunya. Sebab, kepergian Gwen begitu menyakiti keduanya hingga hubungan pertemanan itu tak dapat lagi kembali seperti semula.

Kabut hitam perlahan menghilang dari sekitar Valencia dan Alexander. Perempuan itu merasakan hangat melingkupi tubuhnya dan ia langsung tahu bahwa Alexander membawanya ke mansion. Tatkala kabut hilang itu menipis seluruhnya, ia melihat rekan satu timnya berdiri dengan begitu tegap. Azester dan Eric lantas berlutut manakala Jenn, Avery, dan Raven menekuk kakinya dengan dua tangan yang mengangkat dua sisi gaunnya sebagai penghormatan.

"Selamat datang di Negeri Kegelapan. Kami siap melindungimu dengan seluruh nyawa kami," Eric berujar sebagai sosok komandan dua legiun darat. Begitu tegas, sungguh berbeda dengan sosok yang seringkali Valencia temui.

Valencia menarik kedua sudut bibirnya berbentuk sabit, "terima kasih. Namun, aku lebih senang menjadi temanmu dan saling melindungi satu sama lain."

"Sebagai calon ratu Negeri Kegelapan, kami akan melindungimu terlebih dahulu sebelum menjadi temanmu," Raven berujar lirih.

Valencia mengangguk lantas mereka kembali berdiri tegap. Jenn tersenyum lebar, merengkuh Valencia ke dalam dekapannya, "aku senang sekali bahwa kau menerima Alexander. Kukira pria itu tak akan mengangkat ratu di seumur hidupnya. Kau tahu Vale, ketika pertama kali ia berkata kepadaku, kau harus melihat wajahnya yang begitu menyedihkan."

Eric menepuk pundak Alexander, "aku seperti orang bodoh karena menjadi yang terakhir tahu ia telah menemukan pasangan setengah jiwanya dan nyaris patah hati. Pantas saja ia mengajakku mabuk habis-habisan di Negeri Cahaya ketika Raven berkata bahwa Vale harus berlatih dengan Gabriel," belum usai Eric menyelesaikan kalimatnya namun Alexander melirik pria itu.

Valencia memandang Avery yang pandangannya berubah menjadi kosong. Azester di sebelahnya menghiraukan mana kala Jenn mengeluh, "Sang Dewa telan aku, Ave mulai lagi."

Raven tersenyum miring, raut muka bosannya masih setia ia perlihatkan, "memilikinya adalah keberuntungan. Apa yang keluar dari mulutnya bisa jadi kejutan."

"Kemalangan menuntunmu kepada seseorang yang terikat jiwanya denganmu. Ia akan melindungi dan menyelamatkanmu dari segala macam bahaya. Kau diciptakan untuknya, begitu pula ia," mata Avery berubah menjadi tanpa pendar.

Valencia mengingatnya. Itu adalah kalimat yang Avery ramalkan untuknya namun ditahan oleh Jenn dan Alexander. Perempuan itu memandang pasangan setengah jiwanya yang berkarisma pun sensual, tersenyum nakal ke arah Valencia.

"Aku menghentikannya karena waktu itu Ave hampir membocorkannya padamu," Alexander mengangkat satu alisnya.

Valencia mendengus lantas mendudukkan dirinya di samping Alexander. Mereka berkumpul dalam ruangan remang yang diterangi cahaya alami rembulan. Bintang-bintang berpendar dari luar. Alexander, Eric, dan Azester mengenakan jaket biasa manakala Raven, Avery, dan Jenn begitu berdandan. Gaun dengan kemilau yang menyilaukan mata membalut tubuh mereka dengan begitu indahnya. Valencia sendiri mengenakan pakaian negeri kegelapan berwarna silver, senada dengan iris matanya.

Throne of Flames (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang