Secercah sinar keemasan menyusup melalui celah jendela lebar di ruangan rapat Istana Negeri Tezzar. Awan menggulung di langit biru yang dapat Valencia lihat dari balik jendela. Begitu hangat dan dingin pada saat yang bersamaan, perpaduan keduanya. Jauh di luar sana, lautan membentang tanpa batas. Beberapa kapal bersandar dengan anggun layaknya putri bangsawan yang sedang menunggu kepulangan kekasih di dermaga. Pasir putih melambai mengikuti embusan angin laut, ombak menyisir di sepanjangnya. Burung-burung beterbangan seperti helaian bunga dandelion yang gugur di musim berangin.
Di dalam ruangan dengan arsitektur yang dipenuhi ornamen serta ukiran berwarna emas, enam orang sedang membicarakan hal serius. Dua menteri mewakili Negeri Tezzar, sedangkan Alexander dan Jenn mewakili Negeri Kegelapan. Valencia tidak berniat memperhatikan perundingan negara antara Alexander dengan seorang menteri bertubuh tambun yang mengenakan tunik biru safir sebagai perwakilan Negeri Tezzar perihal kepemilikan kalung permata air. Tidak pula berniat mendengarkan. Hanya saja yang dia tahu, tugasnya di sini hanyalah mengambil kalung itu dari tempatnya; dari kuil bawah laut.
Alexander duduk di bagian paling ujung meja persegi panjang itu. Di sisi kirinya, Jenn sebagai menteri luar negeri menyilangkan kaki, selanjutnya Valencia dan di sisi kiri Valencia Azester duduk dengan tegap setelah menanggalkan pedangnya. Di seberang mereka, tepatnya di kanan Alexander dua orang menteri laki-laki dengan pakaian biru safir tidak henti-hentinya mengumbar senyum paling bersahaja. Bergumam menyetujui Alexander yang duduk di seberang sana.
Pria itu berbeda dengan apa yang selalu Valencia lihat. Mahkota perak menyugar rambut segelap malam. Ukiran rumit perpaduan sulur dan bintang-bintang representasi Alexander. Bukan mahkota tinggi seperti kebanyakan dipakai raja di Álfheimr, mahkota yang dipakai Alexander hanya seperti garis-garis rumit yang menyambung dari kedua pelipisnya, melingkar hingga belakang kepala. Dahinya tidak tertutupi apapun, hanya beberapa anak rambut yang terjatuh mengganggu. Aura yang luar biasa seakan-akan memancar dari raga menawannya. Tidak ada senyum, hanya ada Raja Negeri Kegelapan dengan pesona membunuh. Sosoknya seperti orang lain. Wajah rupawannya yang penuh dengan senyuman menggoda di hadapan Valencia seakan ditutupi topeng tidak kasat mata. Topeng seorang aristokrat yang menawan dan dihormati. Kedua tangannya saling bertautan di atas meja. Jas hitam dengan rantai-rantai perak melapisi tubuh tembaga berukiran tato. Apa yang diucapkannya adalah pakta. Pakta yang mengandung sihir sehingga para menteri itu selalu mengangguk setuju. Suaranya tegas, kelam, berbalut malam seperti palu godam yang menabuh genderang dalam kepala bangsawan Tezzar sehingga dengan mudah menyetujui hak kepemilikan kalung permata air berpindah tangan kepada Negeri Kegelapan.
Valencia mengalihkan pandangannya dari bingkai berisi lukisan alam Negeri Tezzar. Sebagai negeri yang dipimpin oleh aquatic elves, sungguh tidak mengherankan jika mereka memiliki lautan yang lebih luas dari negeri mana pun dan garis pantai yang lebih menawan dari perairan di mana pun. Rumah bagi peri air dan siren. Sebab jauh di bawah air sana, terdapat kuil yang selain digunakan untuk menyimpan harta karun Negeri Tezzar juga berperan penting sebagai tempat pemujaan bagi makhluk bawah air.
Valencia membenarkan gaun sutra hitam beludru yang sedikit tersingkap. Gaun mewah dengan dengan ukiran rumit yang dijalin dari benang perak. Potongan dadanya rendah, sehingga memperlihatkan bahu gemulai milik Valencia. Dua kain panjang seperti selendang bertaut di sisi kanan dan kiri lengan perempuan yang telanjang, tidak terlalu berguna untuk kenyamanan, hanya memiliki fungsi estetika. Gaun bagian bawahnya membentuk kaki Valencia, belahan setinggi paha memperlihatkan kaki jenjang indahnya.
Alexander memakaikannya mahkota. Pasangan dari yang dipakai oleh pria itu. Bedanya, jika mahkota Alexander tidak tinggi, mahkota Valencia berbentuk huruf 'A', menyatu di rambut legamnya yang dijalin oleh Zoya. Di bagian ujung-ujung lancip jalinan sulur rumitnya bertabur bintang-bintang berkilauan. Dari pada penyihir yang ditugaskan untuk meruntuhkan dinding pertahanan milik Artemis, penampilan Valencia saat ini lebih pantas disebut sebagai Ratu Negeri Kegelapan. Mahkota senada, baju dengan warna yang sama, Alexander benar-benar tidak bisa dimengerti oleh Valencia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Throne of Flames (Tamat)
FantasiaValencia adalah seorang penyihir yang mengabiskan hidupnya dengan bersembunyi. Pada suatu pagi Ia terbangun dengan keadaan seluruh keluarganya mati karena dibunuh oleh Artemis; Ratu Negeri Vallahan yang berambisi menguasai seluruh pulau di Álfheimr...