𝐓𝐨𝐅 ii. Taking Ravenge

1.8K 306 11
                                    

Valencia mengemasi buku penting yang berisi mantra pematah kutukan. Ia hanya membawa satu buku saja. Benda yang disebutnya buku adalah dua lempeng besi ajaib yang disatukan dengan tiga besi melingkar, namun cukup mampu menampung seluruh pengetahuan mantra di perpustakaannya. Valencia memastikan menyimpan buku-buku mantra penting ke dalam ruangan rahasia di seberang kamar.

Valencia telah mempelajari Álfheimr dalam beberapa hari terakhir. Pembagian wilayah, raja-raja, serta sejarahnya, ia juga hafal di luar kepala peta jalan menuju Vallahan. Perihal Artemis, tak banyak literatur yang dimiliki keluarganya. Penyebab mengapa wanita itu haus darah dan berambisi begitu besar, Valencia tak banyak menemukannya. Ia akan mencari tahu sembari menempuh perjalanan menuju Vallahan.

Rambutnya diikat menjadi satu. Sebab tidak punya celana maupun tunik, Valencia mengenakan baju berbahan katun. Panjangnya mencapai mata kaki. Namun, belahan setinggi paha memperlihatkan kaki jenjangnya. Lehernya berpotongan kotak melebar, perutnya diikat dengan korset hitam mengkilat yang terbuat dari kulit. Lengan bajunya panjang. Namun, belahan mencapai siku. Untuk memudahkan pijakan, Valencia memakai sepatu bot sedikit lebih tinggi dari mata kaki. Belati berhias permata ia selipkan di paha kiri yang tidak terekspos. Untuk menutupi kulitnya, Valencia memakai jubah merah marun. Selain bertujuan menyembunyikan wajah, ia juga tidak mau para peri di luar sana mengetahui jati dirinya. Sebab jika tidak, siapapun akan tahu bahwa Valencia adalah penyihir dengan sekali lihat. Tak ada satu peri pun yang mampu bertahan dengan pakaian terbuka di cuaca sedingin ini. Kecuali ia mampu menghangatkan dirinya sendiri dan kemampuan itu hanya dimiliki oleh penyihir.

Setelah melakukan ritual pembakaran untuk seluruh anggota keluarganya, Valencia mengubur abu mereka di bawah batu Craigh Na Dun. Ia tak punya waktu untuk bersedih dan meratap. Valencia harus cepat. Dendam dalam dirinya menyala-nyala, berkobar bagai api yang siap menghanguskan apapun.

Setelah memastikan buku mantra tersembunyi dengan baik di balik korset, Valencia mengambil seluruh keping perak simpanan keluarganya. Dengan keping-keping yang dimilikinya, Valencia dapat menjadi bangsawan di negeri manapun yang dia mau. Namun bukan itu tujuannya. Ia memasukkan benda mengkilap itu pada tas kecil yang diikatnya di pinggang.

"Dimanapun kau berada, Vale, ingatlah bahwa kecantikan dapat membunuh lebih baik dari senjata manapun. Namun, wajah rupawan adalah belati yang dapat berbelok ke arahmu jika kau tak mampu mengendalikan mata yang memandangnya dengan baik."

Valencia mengingat apa yang dikatakan ibunya bertahun-tahun silam. Ia tidak butuh senjata apapun, sebab senjata sejatinya adalah dirinya sendiri. Apapun yang ada dalam dirinya. Sang Dewa memberikan penyihir rupa yang rupawan melebihi para peri bukan tanpa alasan. Selain itu sihir hebat yang dimilikinya ada untuk digunakan.

Perempuan bersurai hitam itu turun dari lantai atas. Setelah memastikan sihir yang mengunci ruangan rahasia tersegel dengan baik, Valencia berjalan meninggalkan rumahnya. Untuk pertama kali, ia akan melangkahkan kaki keluar dari Cresbel. Hanya sekali ia menoleh ke rumah. Setelahnya pergi ke kandang tempat kuda milik ayahnya dirawat. Beberapa ekor telah Valencia lepaskan tadi pagi setelah pembakaran.

Membuka pintu yang mengurung kuda putih itu, Valencia menungganginya setelah memantrai kuda ayahnya. Tanpa menoleh ke belakang, ia duduk di pelana kuda yang ditungganginya. Mengikuti jalan menuju Vallahan yang tertulis pada peta yang disimpan keluarganya. Valencia hanya berdoa pada Sang Dewa supaya suatu saat dapat melihat rumahnya kembali.

***

Valencia tidak bodoh untuk pergi ke Vallahan tanpa mempersiapkan taktik atau rencana apapun. Ia akan mengendap ke dalam Kastil milik Artemis, berperan sebagai apapun. Entah itu pelayan, budak, atau tahanan perang, ia tidak peduli selama ia bisa memasuki istana itu dengan aman. Setelah itu ia akan membunuh Artemis dengan tangannya sendiri. Bahkan jika itu mempertaruhkan nyawanya dan bahkan jika ia harus mati, Valencia akan memastikan membawa serta roh Artemis. Mencabutnya secara paksa dari tubuh peri abadinya.

Throne of Flames (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang