HARMONI | PART 3

1K 118 5
                                    

Bagi anak muda jaman sekarang, surga dunia menurut mereka adalah bel istirahat dan pulang. Mendengar satu kali lonceng di jam yang mereka tunggu-tunggu semuanya langsung berhamburan keluar, entah ingin ke kantin atau tempat lain nya.

Beila, Karei, dan Yumi berjalan di kooridor menuju kantin. Namun tiba-tiba Beila mengingat sesuatu, dia menghentikan langkah nya membuat kedua teman nya itu mengernyit bingung.

"Kenapa, Bei?" tanya Karei.

"Gue mau ketemu Eras, kalian duluan aja ke kantin." ucap Beila, segera berlari menuju kelas Eraski. Kedua teman nya itu mencebik sembari menggeleng-gelengkan kepala.

"Yang punya pacar mah beda ya," ujar Yumi.

Karei terkekeh, "bawaan nya keinget ayang terus."

Mereka tertawa setelah nya tiba-tiba dari arah berlawanan mereka terperanjat kaget hampir ingin terjungkal sebab Harsa dan Gala yang berlari hampir menabrak mereka. Karei mengusap dada nya seraya menatap sinis Harsa.

"Guritaa jelek!! Lo ngagetin anjir!!!" pekik Karei menatap Harsa sebal.

Sedangkan Harsa hanya cekikikan, "Rei gue butuh utang lo!"

"Hah? Utang apaan anjir, gue gak punya utang ya sama lo, enak aja!" cetus Karei, bersendekap dada seraya menyingkirkan rambut nya kebelakang.

"Utang main basket, lo nantang gue kemaren. Ayo buru kelapangan, satu lawan satu!" ujar Harsa, dengan wajah menantang.

"Lo fikir gue mau main keroyokan?!" balas nya tajam.

"Kalian aja yang main, gue laper," sahut Yumi sambil mengusap perut rata nya dengan wajah lesu.

"Gue juga mau ke ruang musik," ucap Gala.

"Yaudah, kita berdua aja! Ayo Ret!" Harsa segera menarik lengan Karei untuk pergi meninggalkan sepasang orang asing yang hanya kenal nama dan wajah saja tapi jarang dalam bertegur sapa.

Yumi tiba-tiba mendekat kearah Gala membuat nya spontan memundur. "Kak Gala, ayo ke kantin temenin gue makan. Temen-temen gue pada taken semua masa gue jomblo!"

Gala mendelik, "ogah! Gue dah punya gebetan, bye!"

Yumi menganga melihat itu dia menatap kepergian Gala dengan nanar. Malang sekali nasib nya. "Yaelahh gini banget punya crush yang beda sekolah."

....

Ketiga gadis yang kini berjalan secara mengendap di dekat ruangan laboratorium

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketiga gadis yang kini berjalan secara mengendap di dekat ruangan laboratorium. Saat dirasa aman, mereka bergegas masuk kedalam ruangan tersebut, kemudian bernafas lega.

"Lo yakin si cupu ke perpustakaan?" tanya Febri, si ketua mereka. Gaya nya baddas girl. Dia bukan pembully, sifat nya hanya mengikuti saja. Jika ada di sekolah ada seorang korban pembully dan banyak yang memaki nya maka Febri akan ikut-ikutan.

Harmoni  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang