Bagai orang asing, mereka berdiam diri, tidak ada obrolan, tidak ada yang mereka ingin lakukan disana, hanya diam dengan isi pikiran masing-masing. Kelas aman dari para zombie sebab pintu dan jendela yang ditutup rapat.
SMA Rajawali ini sekolah elit yang dihuni orang berada semua. Tak salah jika fasilitas mereka lengkap. Lantai sekolah juga terdapat 5 lantai, dan free rooftop. Mungkin jika dengan keadaan begini mereka akan kesulitan untuk pergi keluar sekolah.
"Hening banget," celetuk Karei menatap satu persatu orang yang ada di ruangan.
"Terus kita harus teriak-teriak biar ngundang zombie itu?!" tukas Ryi sinis. Karei yang mendengar itu mengernyit tajam, seperti nya Ryi memang sedang mencari masalah dengan nya.
"Gue gak maksud begitu kok," sebagai junior, Karei mencoba untuk sabar saat ini. Mungkin itu hanya lelucon yang biasa ia dengar dari mulut Harsa.
"Ini sekolah gak ada bantuan apa?!" ujar Kalen mendesah frustasi.
"Bantuan? Bener juga, kita dari tadi gak ada denger suara sirine polisi. Pihak sekolah gak ada yang ngabarin, ya?" kata Ryi. Lalu dia menatap Beila yang hanya diam tak tahu ingin melakukan apa.
"Lo bukannya ketua osis ya?" tunjuk Ryi pada Beila membuat gadis itu mendongak menatap nya.
Beila mengangguk. Sedangkan Ryi berkacak pinggang, "lo gak ada niatan buat lakuin sesuatu gitu, telepon polisi kek jangan cuma diem aja."
Alesar menatap Ryi tajam, berisik sekali gadis itu. Berani nya berkata itu pada mantan gebetan nya. Rasanya Ale ingin membuang Ryi dan diberikan kepada zombie untuk menjadi santapan.
Beila mengambil ponsel nya, ia hendak menelepon panggilan darurat. Karei menatap sinis senior nya itu yang sok sekali memerintah padahal dia punya ponsel, kenapa tidak menelepon nya sendiri.
"Hal—"
"Haloo pak polisi, pak tolong saya—eh maksud saya tolong kami, di sekolah Rajawali ada zombie-zombie pak serem banget. Tolong kirim bantuan buat kita, pakkk!!!" Semua nya menatap Ryi tak percaya, perempuan itu merebut paksa telepon Beila dan mengatakan seperti itu.
Wajah Ryi nampak merengut. Ia mendengar suara geraman dari balik telepon nya. Mengetahui kota sudah terjangkit wabah membuatnya paham kenapa jawaban yang dia terima bukan suara khas manusia tetapi zombie.
Karei sudah menatap jengah Ryi, benar-benar gadis seenaknya. Setelah telepon selesai ia ingin mendorong senior nya itu, bodo amat tentang sopan santun nya terhadap senior. Jelas dia sudah membuat Karei tersulut emosi.
"Lo kok main rebut telepon aja sih dan malah bilang yang sebenarnya!!!" Karei langsung mendorong dada Ryi dengan tak selow membuat mereka resah dengan pertengkaran yang dibuat kedua nya.
Ryi jelas tak terima dia mendorong balik Karei, "heh yang sopan lo sama senior, gue bilang dengan apa yang terjadi sekarang!!!"
"Ya lo bego! Polisi itu gak bakal percaya lah kalau lo bilang ada zombie!!!"
"Lo ngatain gue bego, jelas lo yang bego anjing!!!" Ryi marah besar di menarik rambut Karei membuat gadis itu terpekik. Harsa dan Elvan segera memisahkan kedua nya yang sama-sama tersulut emosi.
"Udah Rei," Harsa berhasil menarik tubuh Karei begitu pun dengan Elvan yang berhasil menarik Ryi. Nafas kedua nya terengah, mata saling melirik tajam.
"Bei, lo telepon polisi lagi." ucap Karei yang diangguki Beila.
"Jangan! Itu bukan polisi tapi zombie."
Mereka terdiam, harapan itu musnah begitu saja. Virus begitu cepat menular dan menjadi-jadi. Yang manusia lakukan sekarang adalah merenung sembari menunggu tim penyelamat datang. Tapi apakah mereka ingin menolong anak remaja seperti mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni | Revisi
Mystery / ThrillerBagaimana jika disekolahmu diserang zombie? Sekelompok siswa yang bersama-sama untuk melawan para zombie dengan bekerja sama dan saling melindungi satu sama lain. Kehidupan yang awalnya diselimuti permusuhan kini menjadi pertemanan untuk melawan zo...