HARMONI | PART 13

525 80 4
                                    

Sedari tadi perasaan Karei gelisah, di pikiran nya hanya ada Harsa. Kadang ia terus menyalahkan dirinya yang menyusahkan sahabat nya itu. Melihat gelisah nya Karei, membuat Yumi dan Beila menghampiri gadis itu. Mereka berniat untuk menghibur nya.

"Lagi pikirin Harsa, ya?" tanya Yumi, duduk disebelah kiri Karei dan Beila disebelah kanan.

Karei mendelik, "ih enggak! Sok tau!"

"Pake ngelak segala deh!" ujar Beila, ikut-ikutan menggoda Karei. Sahabat nya itu memang memiliki gengsi yang tinggi.

"Ya, gimana gak mikirin. Dia keluar gara-gara ngambil inhaler gue." lirih Karei menunduk sedikit.

Tangan Beila terulur mengelus punggung Karei. "Gue yakin kok Harsa dan Gala baik-baik aja."

Yumi mengangguk menyetujui ucapan Beila, sedangkan Karei hanya diam namun dia juga menyetujui ucapan Beila. Mereka akan baik-baik saja, bisa kembali dengan selamat.

Mendengar suara gaduh dari luar membuat ketiga nya menoleh. Karei langsung berdiri dan menghampiri Harsa. Melihat Harsa yang berada di ambang pintu karena barusan ia yang menutup pintu nya. Karei langsung berhambur ke pelukan Harsa membuat laki-laki itu hampir terjungkal namun ia bisa menyeimbangkan.

"Hey, kenapa nih? Peluk gue, gak malu diliat anak-anak?" bisik Harsa ditelinga Karei dengan lembut.

Karei segera melepaskan pelukan Harsa, pipi nya jadi memerah lalu melirik kebelakang melihat teman-teman nya yang sudah menatap kedua nya penuh arti. Seketika ia jadi gugup menatap Harsa.

Harsa mengusap kepala Karei, "jangan capek-capek ya."

"Kenapa, lo takut gue mati?"

"Lo jangan mati, biar gue aja yang mati." ujar Harsa lalu melangkah pergi kearah teman-teman nya.

"Ini lo mungut dimana, Gal?" tanya Kalen, menunjuk Febri yang berada di hadapan mereka.

"Sialan!" umpat Febri kepada Kalen.

"Eh yang sopan sama senior! Kelas sebelas kan lo?!" ujar Ryi. Tunggu, kenapa gadis itu yang marah.

Febri memutar bola mata nya jengah, dia bersendekap dada lalu tanpa berniat gabung ia pergi mengasingkan diri. Sedangkan mereka yang padahal musuh saling berkumpul, bahkan ego saja kalah dengan keadaan ini.

Walaupun mereka adalah lawan tapi entah kenapa mereka bisa berkumpul seperti ini, rasanya aneh. Namun itu benar-benar terjadi, walaupun dihati mereka ada rasa gengsi tapi mereka tetap bersama-sama untuk melawan zombie dan memikirkan cara bertahan hidup.

"Gimana, dapat inhaler nya?" tanya Ryi, ketika Harsa datang dan duduk disamping Eraski. Harsa hanya mengangguk tanpa membuka suara. Tak lama Karei pun datang dan duduk disamping Beila.

"Ini kita tidur nya gimana?" tanya Ryi.

"Tidur ya tinggal tidur, emang ada yang mau nyaplok lo hah? Paling zombie!" cetus Kalen.

Ryi menganga kesal, Kalen ini selalu saja menjawab ucapan nya. Mana, tidak pernah baik menanggapi dia, selalu tak selow dan sinis. Sebenarnya sebelum kejadian ini Ryi melakukan kesalahan apa sampai Kalen bersikap sinis seperti orang tak suka.

"Heh! Lo kenapa sih? Ada dendam sama gue? Atau apa, bilang aja deh! Gedeg gue lama-lama." ujar Ryi, benar-benar kesal dengan sikap Kalen.

"Iya lo punya salah, kenapa gak seneng?" jawab Kalen.

"Apa?! Kalau gitu kasih tau gue, lo dari tadi jawab mulu ucapan gue, kalau ngejawab nya baik lah ini malah ketus gitu! Dipikir gue gak kesel apa?!"

Mereka yang melihat keributan hanya menghela nafas lelah dan menyimak saja. Ada yang menganggap ini seru, contoh nya Ale, Harsa, Elvan, Karei, dan Gala. Untuk yang lain nya, hanya diam saja, dibilang seru juga tidak jadi respon mereka biasa saja.

Harmoni | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang