Suara teriakan menggema di lorong, dua gadis yang tengah berjuang di terjang oleh ribuan mahkluk zombie itu berlari sekuat tenaga. Febri mendengus dalam hati, ia juga berniat untuk meninggalkan Nara dan menjadikan dia umpan.
Febri langsung masuk kedalam kelas di lantai ke empat, Febri yang berasal dari lantai tiga mendengus karena menyesali aksi nya yang bodoh. Febri malah memilih pergi menaiki tangga ke lantai empat, ya itu juga karena terpaksa, zombie banyak menghadang nya.
Saat itu Nara tersungkur jatuh, dia berteriak meminta tolong kepada Febri, tangan nya terulur untuk meminta bantuan dengan raut wajah yang memelas.
"Febri, tolongin aku..."
Febri menyeringai, dia menggeleng kemudian berlari lagi saat ada kesempatan sebab zombie itu berlari mengincar Nara yang tubuhnya sudah dikerubungi zombie yang nafsu akan manusia.
Nafas gadis itu terengah ia berhasil masuk kedalam kelas. Febri tak tahu akan kemana mencari sekumpulan orang yang masih menjadi manusia itu. Akhirnya ia kembali terperangkap di kelas. Melihat matahari yang mulai terbenam membuat nya menghela nafas kasar.
"Aishh!! Gue laper!!!" pekik Febri, mengacak rambutnya frustasi.
....
Kini mereka berkumpul membuat lingkaran. Merunding tentang esok hari yang sepakat akan keluar dari sekolah ini. Semua nya hanya mengangguk setuju, itu juga demi kebaikan mereka. Jika terus berlama-lama disini dan mengandalkan bantuan akan sangat lama, lebih baik keluar dan akan sangat cepat walau konsekuensi nya berat.
"Kalian, tau penyebab kekacauan ini?" tanya Ale, alis nya menukik tajam namun tak menatap mereka ia menatap ke lantai saja.
"Gue baca artikel kalau di kota lebih awal penyebaran nya, jadi kemungkinan ada salah satu murid yang dari luar terinfeksi terus nyebar ke sekolah." kata Kalen, menyimpulkan opini nya.
"Berarti lebih dulu di kota dibanding sekolah kita," gumam Ryi.
Karei menghela nafas kasar, sudut mata nya meruncing berubah sinis. "Gue yakin yang nyebarin virus itu Daren."
"Daren?" beo Ryi.
"Iya, tau kan rumor yang kata nya dia sering pergi ke lab terus. Ya gue yakin banget kalau dia yang nyebarin virus!" sahut Karei nampak menggebu-gebu.
"Terus dimana dia sekarang?" tanya Elvan.
"Semoga aja kegigit zombie," jawab Karei. Dia begitu kesal dengan Daren—si penyebar wabah ini. Jika laki-laki itu masih hidup dan ia bertemu dengan nya, Karei bersumpah akan menghajarnya.
"Lo baca artikel apa lagi?" tanya Ryi kepada Kalen.
"Ya lo buka aja di handphone lo sendiri," cetus Kalen, Ryi memandang tajam Kalen lalu mendengus sebal dia pergi menjauhi Kalen. Laki-laki itu hanya mengendikkan bahu cuek.
"Kalau ini gak terjadi mungkin gue lagi les." ucap Gala, laki-laki itu merenung.
"Gue juga, mungkin lagi makan enak di restoran." timpal Ryi.
"Hidup lo suka foya-foya banget ya?" komentar Kalen.
Lantas Harsa mengernyit, "lo juga sama!"
"Huh, sok banget berkomentar padahal dia juga sama!" ujar Ryi, melirik Kalen dengan sinis.
"Idih sok tau lo! Emang lo siapa?!" seru Kalen berkacak pinggang. Harsa hanya mengendikkan bahu nya tak ingin lebih panjang lagi ribut dengan Kalen.
"Kalian ada yang mau ke toilet?" tanya Yumi, memandang mereka satu persatu.
"Enggak sih, tapi kalau lo mau gue anter." Elvan bersiap bangkit untuk mengantar Yumi menuju toilet namun gadis itu mengerucut bibir. "Yang cewek gak ada yang mau gitu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni | Revisi
Misteri / ThrillerBagaimana jika disekolahmu diserang zombie? Sekelompok siswa yang bersama-sama untuk melawan para zombie dengan bekerja sama dan saling melindungi satu sama lain. Kehidupan yang awalnya diselimuti permusuhan kini menjadi pertemanan untuk melawan zo...