Gue, bokap, nyokap baru keluar nih dari gereja, sekarang menunjukkan pukul 17.10. Kebiasaan kita kalau ke gereja emang ngambil yang sore
Kita dimobil, dalam keheningan. Tapi bentar lagi papa pasti ngobrol sama mama
" makan yuk? Udah lama deh gak makan bareng. " tuh kan baru aja diomongin Papa udah ngenyosor
" ih jadi kamu udah bosen sama masakan aku Pa? " nah loh? Mama cemburuan amat sih.
" ih bukan gitu ma, kan kita udah lama gak makan diluar, apalagi aku di Aussie. Mama nih ada-ada aja deh.. " gue mendelik geli. Lagian mama tuh ya, ada aja yang dicemburuin. Inget umur.
" yeee papa.. Yaudah deh, kamu mau kan Kar? Gak kangen masakan mama kan? " pengen banget si mama
" ih mama. Mau lah. " jawab gue lalu mengeluarkan iPhone
Papa memarkirkan mobil disebuah cafe yang berinterior kayu ini.
Kami keluar dari mobil. Dan ada pelayan yang menyambut kami menanyakan berapa orang. Jelas-jelas tiga orang apa yang harus ditanyakan kembali, mba?
Kami duduk disurut ruangan. Kebiasaan.
Setelah berpesan gue hanya melihat keluar jendela. Gue dududk berhadapan sama Papa dan sebelah papa itu, mama. Kebayang jones banget kan gue?
" eh pa, Mel.. Itu temen mama tuh. Yang nikah lagi itu. " oh iya mama pernah cerita sama gue yang waktu itu mama pergi ke ondangan udah lama sih.
" mang kenapa ma? "
" gapapa. Karmel temenin mama yuk. Papa tunggu sini ya? Kebetulan tuh suami nya ikut sama anak-anaknya juga lagi. " mama berdiri dan gue juga
Ada dua orang laki-laki yang munggungi gue, dan ada suami istri.
" Rya! " panggil mama gue yang ternyata nama tante itu adalah Rya.
" hai! " mereka bercipika-cipiki ria. Gue masih jauh dari mereka. Mama manggil gue
" ini anak aku namanya Karmela. Kar, ini tante Rya. "
Dan..
" Keenan? Nara? " mereka? Jangan bilang tante Rya..
" Karmel? " balas mereka berbarengan.
Okeh, sepertinya tante Rya, suaminya, dan mama gue bingung.
**
Canggung.
Satu kata yang geue rasain saat ini. Kita makan. Yang dua keluarga. Keluarga gue dan Nara+Keenan.
Satu meja.
Oh my gosh. Walaupun gue duduk ditengah Mama Papa. Tapi tetep aja Nara dan Keenan didepan gue. Daritadi kita diem aja kecuali orang tua kita yang riweh. Banget.
Keenan keliatannya biasa aja, karena apa? Kita kan memang gak ada masalah. Tapi bagi gue ada. Masalah hati. EdaaN.
Kalo Nara? Gue gak bisa mengungkapkan dengan kata-kata. Tatapannya itu sulit diartikan. Kita berdua emang ada masalah. Masalah perasaan. Eh!?
" ayo dimakan semuanya. " nah ini yang ngomong suaminya tante Rya. Om Miko.
Kami pun makan. Dalam suasana yang bagi gue canggung. Tapi bagi orang tua kita gak.
Dan gue gak sengaja nendang lutut krang. Tapi gak terlalu keras. Tapi ini siapa? Gue liat ke arah Nara dan Keenan. Diantara mereka berdua, yang ada 'apa-apa' nya itu muka Nara deh?
Dia yang gue tendang nih?
" sorry. " kata gue yang bisa dibilang cuman komat kamit doang.
Dia hanya mengangguk tenang dan melanjutkan makan.
Setelah makan, Mama dan Papa hanya ngobrol sama pasangan keluarga itu..
Pengen pulang.." mama. Pulang yuk ada ulangan.. " ucap gue ke mama yang kali ini bohong.
" hah? Besok ada ulangan Kar? Kok? Gue gak tau loh, ulangan apaan? " gue lupa. Keenan temen sekelas. Dan.. Gue gagal bohong
" eng.. " gue nendang kaki Keenan memberi kode. Dan gue harap dia ngerti. Keenan kan bolot.
" oh iya! Bahasa indonesia! " gue tersenyum lega.
" beneran kamu? Emang masih ada yah ulangan? Kan bentar lagi UN. " om Miko berkomentar
" i-iya Pa. Kan kayak praktek gitu deh.. Ya kan Nar? " balas Keenan
Nara hanya menangguk kaku.
" yasudah. Kami pulang ya. Biar kami saja yang bayar. " mama baik hati sekali mau membayari. Tapi tenang, itu duit Papa kok.
" tidak perlu. Kami saj-- " ucapan Om Miko terpotong oleh papa
" gapapa Mik. Kita kan baru bertemu, apalagi istri kita bersahabat. Anggap saja ini kado pernikahan kalian " ucap papa ramah
Setelah itu kami pulang.
Dalam kamar gue memondar mandir gak jelas. Bingung sama perasaan gue yang entah buat siapa.
Nara tadi natap gue dengan tatapan bersalah.
Keenan tadi natap gue dengan pandangan yang biasa.Mereka tadi gak merasa canggung sam sekali. Kan Nara bilang kalau Keenan masih sebel sama dia, begitupun dia. Apa mereka lagi ber-akting didepan orang tuanya, huh?
Gue pusing. Tidur ah!
**
Keesokannya gue berjalan dikoridor sekolah dengan muka yang ceria, jarang-jarang, kan?
Masuk kelas, gue nemuin Danita yang lagi bengong, gue kagetin ah. Gue jua bodo amat seh kalau dia lagi marah sama gue atau enggak.
" Danita!! " gue teriak yang gak kenceng-kenceng banget sih
Tapi serius, Danita kaget. " ih lu Karmela! Apansih. Kaget tau. Kalau gue serangan jantung gimana? " dia masih memberikan tatapan membunuh. Ouch, takut.
" ya lu sih. Ngelamun. Mikirin Keenan? " serius deh, gue ngomongin Keenan dengan gak ada perasaan apa-apa. Kalian bingung? Sama gue juga.
" ye.. Apansih. " dia cemberut.
" gue tau deh. Lu pengen balikan sama dia yaaa? " gue menyenggol bahunya dan ngedip-ngedip mata tijel.
" jihh.. Elu.. " dia blushing? Oh my, temen gue bisa nge blush gitu?
" tuh kan.. " gue nunjuk dia..
" ehem.. Gimana nih lu sama Nara? " gue yang daritadi nyengir gak jelas langsung tersenyum kecut. Hm, gue bingung juga ama Nara. Dan kenapa Danita bawa-bawa Nara? Ngerusak suasana
" woi.. Down to earth! " dia menepuk lengan gue.
" hm. Apansih lu bawa-bawa Nara. Males ahh, dia kan suka sama lo! " geram gue. Ketauan deh, kalau gue cemburu.
" what? Hahahahaah.... " dia tertawa? Najis.
" lu kok ketawa. Diliatin tau sama si sekretaris. Kutu buku juga tuh. " tukas gue
" naon sih naon? " Danita cuman ngomong gitu doang lagi ke kutu buku. Ih gue serem dah ngeliat kacamata si kutubuku itu.
" Danita ah. Udah. " tar Danita jadi manusia serigala kayak di film-film lagi. Kan berabe
Dia kembali ke gue. Tersenyum nyengir, " lu cemburu ya gue deket sama Nara? " dia tersenyum evil nya
" hiiihhh... " gue memutar bola mata gue.
" emmm. Sebenernya. Gue sama Nara itu... "
Kringg....
➖
Vote and comment😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling's effect
Teen FictionIni cerita gue. Gue cuman kasih tau aja ke lu, kalau lu punya temen laki-laki bahkan sahabat laki-laki, plis. Jangan Baper. Kena effect perasaan loh.Bikin perasaan lu sakit tau enggak. Inilah yang gue rasain Baper ke temen yang baru gue kenal. Seben...