Feeling's effect

Bagian 6

" jadi? Apa yang ngebuat lu dateng kesini? " ya kami lagi di teras rumah gue. Keenan. Dia yang dateng ke rumah gue. Gue gak tau dia ngapain.

" e--eh.. Lu sahabat nya danita kan? " ngapain bawa-bawa Danita sih? Gak ada yang penting apa?

" ya. Dan gue tau, lu pasti tau. "

" okeh. To the point ya. " balasnya

" gue udah suka lama banget sama Danita, dan.. "

DEG.

Orang yang gue suka lebih milih sahabat gue? Padahal keenan deket sama gue dan jarang.... Sama danita? Tuhan, apa sekarang harus nangis?

" ... Lu mau gak bantuin gue deketin si Danita? " jadi selama ini keenan deketin gue karna dia juga mau deketin danita? Apa yang harus gue lakuin. Apa ngerelain Danita? Tapi apakah keenan gak tau perasaan gue?

Okeh. Tahan air mata lu kar..

" ee-- gue gak tau. "

" lu gapapa kan? Sori. Lu pasti ngantuk ya.. Abis gimana ya? Gue gak sabar sih ngomong ini ke lu kar.. "

" sekarang lu pulang.. " oke gue gak kuat.

" ke-kenapa? "

" pulang... " suara gue mulai serak.

Oh come on, lu gak pernah serapuh ini kar..

" oo-oke. Tapi gimana yang tadi? "

" gue bilang pulang. Gue cape mau tidur. " oh keenan. Apa lu ngejebak gue?

Dia hanya menggaruk tengkuk nya.dan pergi.

Maigat. Cobaan apa lagi ini? Harus ke siapa gue curhat? Ke danita? Bahkan dia yang menjadi bahan curhatan gue. Keenan. Danita.

Seharusnya gue gak usah segampang itu jatuh cinta.

Mama. Barusan pergi ke butik nya. Untuk melihat kondisi.

Tess..

Air mata gue ngalir.

" jatuh cinta sama patah hati satu paket " hanya kata-kata itu yang terngiang di pikiran gue. Bener kata mama.

Tess..

Lagi dan lagi.

Danita sahabat gue. Gak mungkin gue ngerusakin kebahagiaannya. Dia memang gak pernah pacaran. Dan mungkin aja keenan jadi kesempatannya buat jadi cowo pertama. Tapi ini lain. Gue ada diposisi dimana gue cinta sama keenan. Walau cinta monyet. Tapi ini! Sekarang! Perasaan ini yang lagi gue jalanin.

Gue mulai mengeluarkan suara tangisan. Sakit rasanya.

Gue pun ke dalam rumah setelah mengunci. Mama pasti bawa kunci lainnya.

Gue ke kamar. Nangis sekenceng-kenceng nya. Toh gak ada mama?

" hiks.. Hiks... "

" hiks.. Hiks... Hik-- " suara gue mulai meredup. Ya, cape. Mending tidur.

**

Taman. Tempat paling nyaman. Dan ngebuat gue fresh banget. Walau hati gue masih sakit.

Tess...

Air mata kenapa keluar lagi sih? Gue lagi pengen biasa-biasa aja. Plis. Kenapa perasaan sedih. Mellow. Gue kan orang nya hiperactive. Kenapa lebay gini.

" lu cantik kalo nangis. Pipi nya merah gitu. Kayak orang nge-blushing. Tapi gue benci kalau cewe cantik. "

Gue tertegun sama omongan itu? Siapa ya? Mungkin tuh orang ngomong sama temennya kali ya.