Bagian 10

149 15 0
                                    

Udah 15 menit gue nungguin si Nara, lama.. Amat. Mending gue susulin dia deh.

Gue melihat punggung Nara yang lagi berkutat dengan pisau dan sosis. " Nar, " panggil gue pelan ya mungkin dia gak kaget deh,

Dia membalikan tubuhnya dan tersenyum manis. Manis sekali.

Eh!?

" ngapain lu disini? Tunggu aja kali. " dia segera memasukan sosisnya ke dalam spagetty.

" gapapa. Bete aja. "

" bentar lagi selesai.. " gue duduk di kursi meja makan.

**

" eemm. Nar, makasih ya, enak loh. " kata gue selesai makan.

" gapapa.. Lu kan udah nemenin gue di sini. Lain kali main lagi yaa. Hehehe.. "

" iya tenang. " balas gue, gue mengangkat totebag gue dan berpamitan pada Nara, " Nar, gue mau ke mall dulu nih, mau ke toko buku. "

" emang nyari buku apa? Novel ya? "

" iyaa nih. "

" gue ikut ya? " dia nampak sedang memohon, entahlah, tapi ini lucu.

" em.. Boleh deh. " daripada di mall gue disangka jones banget.

" oke. Gue ganti baju dulu ya. "

*

" Kar.. Lu lama banget deh nyari novel nya, gue aja udah ketemu nih komik.. " err. Gak sabaraan.

" sabar ih, nah lu kan komik bukan novel. Nahhh... Ini nih seru! "

Kami segera ke mba-mba kasir. Dan! Nara bayarin novel gue. Kurang so sweet apa dia!?

" thank yaw! " balas gue berterima kasih. Dia hanya menganggukan kepalanya

" Nar, lu mau ke starbuck gak? " tanya gue -lagi

" ayo.. "

Sampai di Starbuck, mungkin dewi fortuna lagi berbaik hati pada kami? Ada tempat yang kosong! Nara memesankan gue Caramel Moccachino.

15 menit kemudian, ia datang menghampiri ku dan duduk di hadapanku, " nih. " katanya sambil menyodorkan minuman untuk gue, yang pasti ini di traktir oleh nya -lagi.

Kurang matre apa gue? Gak ah. Enak aja, ini dia yang mau tau,,

" eh, gimana hubungan lu sama Keenan? " seketika gue langsung tersedak karna ucapan Nara. Yang gak banget.

" lu tuh.. Ngapain sih ngomongin begituan!? Malesin ah. " gue cemberut. Sedangkan dia!? Hanya tertawa kecil. Nyebelin kan.

Srekkk..

Pintu starbucks terbuka dan menampilkan dua sejoli!? Sejoli!? Keenan dan Danita. Oh no!?

Nara yang duduk nya membelakangi pintu masuk, melihat gue yang tercengang dan membalikan badannya ke arah yang gue liat, dan memutarkan kembali badannya.

" Loh? Karmela? Nara? " Danita sadar ketika dia dan Keenan melewati kami. Dan sumpah. Gue envy!

" eh, Danita, Keenan. Mau bareng? " bales Nara? Anjirrr.. Anjirr, Nara sengaja?

" yaudah gapapa babe, tuh liat, penuh banget. Gak ada tempat. " dan ini bales Keenan. Kok dia gak merasa canggung sih deketan sama Nara nantinya? Kan mereka... AdikKaka Tiri. Dan tadi? Babe? Alay.

Danita pun meng-iyakan. Bagaimana juga kan dia sahabat gue tuh, ya gak mungkin lah, tiba-tiba gue nolak dia.

Danita duduk disebelah gue, yang berhadapan sama Keenan, sepertinya kami kayak...

Feeling's effectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang