50+ vote
30+ commentLanjut
Tes ombak dulu kalo laku bulan ramadhan kita ketemu
°°°
Jodoh, rezeki, dan mau memang elah diatur Sang Maha Kuasa. Sudah tercantum dalam ayat bahwa tiap-tiap yang bernyawa akan mati dan setiap dari mereka tidak ada satu pun yang mampu mencegah kematian itu tidak terjadi. Di atas kubur dengan nisan penanda nama, di sana tiga anggota keluarga yang tersisa hanya mampu meratapi tanah tempat mereka kembali sambil memanjatkan doa agar mayat dalam kubur ditempatkan dalam tempat yang terbaik.Di hari peringatan setahun kepergian ibunda, Kayla dan Zidan hanya bisa mengirim doa-doa semoga surga menjadi tempat untuk bunda di sana. "Kakak... adek kalian sudah selesai berdoanya?" Lengan dan tangan besar memegangi pundak keduanya. Kakak beradik itu ditemani oleh seorang lelaki orang tua yang masih hidup menjaga mereka, Salman - ayah mereka.
"Udah yah."
"Sekarang kalian masuk mobil ya, kalo terlalu siang entar jalannya malah macet."
"Perjalanan kita kan masih lumayan panjang."
Ini adalah kunjungan perpisahan Salman dan anak-anak sebelum nanti mereka harus pergi merantau meninggalkan kota yang sudah lama menjadi tempat tinggal mereka bersama almarhumah istri dari Salman. "Dadah dulu sama bunda kak, dek!" Pinta Salman sebelum benar-benar pergi meninggalkan komplek tempat pemakaman.
"Bunda... ayah, kakak, sama adek mau pindah mulai hari ini."
"Bunda baik-baik ya di sini, kalo nanti adek, kakak, sama ayah mudik nanti kita bakal dateng temuin bunda lagi, iya kan yah?" Si bocah laki-laki menengok ke arah Salman dan dibalas anggukan pelan kepala Salman.
"Bunda gak usah khawatir sama kita ya bun, adek sama Kak Kayla janji bakal jadi anak baik-baik kok bun."
"Dadah bunda..."
Tatap mata dan lambaian tangan Zidan jadi momen terakhir sebelum ketiganya benar-benar kembali naik ke mobil, melanjutkan perjalanan. Hijrah dari satu tempat ke tempat yang berbeda dari bagaimana kehidupan mereka biasanya.
Pindah dari satu sudut kota ke kota yang lebih luas dengan kehidupan sosial yang plural khas kota besar. "Nah di sini kita bakal tinggal sekarang!" Pihak perusahaan Salman memang sudah menyiapkan satu unit rumah dinas untuk Salman tinggal selama bekerja di kantor pusat perusahaan desain arsitektur induk dari kantornya dulu bekerja.
"Waaah... lumayan luas ya rumahnya!" Zidan takjub dengan kondisi rumah mereka yang lebih luas dari tempat tinggal mereka dulu.
"Yah, boleh adek lihat-lihat isi rumah kan?"
"Boleh... hati-hati tapi ya dek..."
Zidan lompat kegirangan, antusias ingin melihat sekeliling tempat tinggal barunya. "Kak Kayla, adek kamarnya yang ini ya kak!" Masuk duluan, Zidan segera menyerbu kamar tidur lebih dulu dari kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menuju Halal (Ramadhan Series) [SUDAH DITERBITKAN]
FanfictionTentang Salman dan Yumna yang percaya bahwa suatu hari nanti akan datang seorang manusia yang telah disuratkan Sang Maha Kuasa untuk menjadi teman hidup sampai ke surga nanti [Sebagain bab sudah dihilangkan untuk kepentingan penerbitan versi cetak]