🤵‍♂️16🧕 (double up)

222 82 20
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Le... lebaran nanti Bu'e rencananya mau datang ke rumah kamu."

Dari sambungan panggilan di ponsel Salman, Bu'e memberi kabar kalau ia berencana untuk merayakan hari raya Idul Fitri nanti di kediaman Salman di ibukota. "Lho, Bu'e nanti ke sini sama siapa?" Sah-sah saja sebenarnya kalau Bu'e mau datang ke rumah Salman tapi yang jadi kendala di sini, Bu'e nanti ke ibukotanya sama siapa kalau tidak ada yang menemani.

"Yo ndak usah pusing-pusing kamu tuh le, kan bu'e bisa naik kereta atau bus ke sana."

"Lho... lho ya jangan Bu'e, kalau sudah sampai stasiun atau terminal kan masih harus naik kendaraan ke rumah Salman."

"Salman yang jemput Bu'e saja nanti, rencana Bu'e kapan memang mau ke sini?"

"Lho... nanti Bu'e yang malah bikin kamu repot dong le, sudaah biar bu'e saja sendiri ke sana."

Salman khawatir kalau ibunya nekat pergi sendiri ke kota yang tidak terlalu familiar dengan kehidupan sehari-harinya dan Bu'e justru malah khawatir merepotkan Salman kalau putranya itu pulang ke Yogyakarta hanya untuk sekedar menjemput Bu'e saja padahal kerjaan di kantor mungkin sedang sibuk-sibuknya. "Tidak apa-apa Bu'e, Salman juga mau menemui Arini dan bapak ke makam sekalian." Sebelum bulan Ramadhan kemarin, Salman belum sempat nyekar ke makam ayah dan istri terdahulunya. 

Kalau ada waktu ke Yogyakarta, Salman berencana untuk ziarah ke makam dua orang yang berarti di hidupnya itu. "Ya sudah kalau memang kamu ada rencana ke Yogya sini, Bu'e ikut kamu saja nanti ke sananya." Bu'e akhirnya melebur pendapatnya dalam idenya Salman. "Bu'e tadinya berencana ke rumahmu itu seminggu sebelum lebaran, kamu memang mau ke sini kapan?"

"Insyaallah Salman juga ke sana seminggu sebelum lebaran Bu'e, kalau begitu nanti Salman kabari lagi ya soal bagaimana teknis untuk keberangkatannya nanti."

"Iyo le, Bu'e juga mau masak dulu buat buka. Salam buat cucu-cucu Bu'e yang cantik dan ganteng itu yo le."

"Iya... insyaallah Salman sampaikan salamnya Bu."

"Makasih ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Sebenarnya sedari tadi Salman sudah berada di halaman rumah, namun karena ada panggilan masuk dari Bu'e sedari tadi ia belum keluar dari mobilnya. Sampai pukul empat sore Salman bekerja di kantor dan sekarang waktunya ia kembali untuk berkumpul bersama keluarganya di rumah. Di depan ia buka dulu kedua sepatu dan kaos kaki dan ia simpan alas kakinya itu di rak sepatu yang ada di teras rumah.

"Assalamualaikum..."

"Kakak... adek... ayah pulang."

"Waalaikumsalam... ayaaaahhh..."

Apa yang membuat Salman tidak bersyukur kalau seindah dan sehangat itu ketika anak-anak menyambut kepulangannya dari penatnya pekerjaan di kantor. Meski mungkin tak sesempurna dahulu keluarganya, Salman tetaplah bersyukur memiliki dua buah hati yang selalu hangat dan sayang padanya setiap waktu. Setiap hari, ribuan menit, dan sekian juta detik yang berlangsung dalam hidupnya. Akan selalu ada Kayla dan Zidan yang menjadi rumah untuknya melepas lelah.

Menuju Halal (Ramadhan Series) [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang