🤵‍♂️15🧕

248 75 34
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Ekpresi luwes dan bebas Hamdan yang melepas rindu untuk bercengkrama dengan sahabat lamanya sangat berbeda sekali dengan bagaimana perasaan Yumna di tengah-tengah keceriaan orang lain di saat menikmati momen buka puasa bersama. Yumna nampak diam, canggung, dan sedikit murung.

"Yumna..." Panggil Hamdan.

"Hmm... eh iya kenapa Bi?"

Yumna sadar akan pikiran kosongnya, "Lho kok di suasana yang ramai begini kamu kok malah melamun?" Waduh, Yumna dicurigai raganya ada duduk di kursi akan tetapi jiwa dan pikirannya tak sejalan ada di tempat yang sama.

"Enggak Bi, Yumna gak ngelamun kok."

"Yumna mungkin sedikit agak canggung, Bi."

Ummi membela putrinya, nalurinya tahu kalau Yumna sedang ada di posisi yang tidak menikmati suasana. "I-iya." Yumna lirik Ummi-nya, mengiyakan apa yang dikatakan sang ibu.

"Begini saja mungkin biar semakin akrab, Abbi jelaskan siapa pak Chaerul dan keluarganya ini."

Karena menganggap Yumna benar-benar dalam situasi canggung, Hamdan menafsir untuk mengenalkan lebih dalam Chaerul dan keluarganya. "Jadi, pak Chaerul dan istrinya ini itu teman Abbi sama Ummi di rombongan haji dulu. Kita sering sama-sama kalau ke mana-mana baik itu kalau lagi rangkaian ibadah ataupun kalau ya sedikit jalan-jalan lah di Mekkah dan Madinah dulu."

"Dulu ada di rombongan haji kelas biasa seperti kita eh tapi tahunya sekarang beliau ini sudah punya tour and travel khusus haji dan umrah yang kelasnya VIP lho Yum." Jelas Hamdan.

"Masyaallah..." Ungkap Yumna.

"Hebatkan bapak ini Yum?"

"Ah Pak Hamdan jangan berlebihan seperti itu, saya tidak sehebat itu — lebay bapak kamu ini nyeritainnya dek Yum ahahahhaa..."

Yumna cukup tersenyum meringis, humor bapak-bapak memang beda level dengan orang seusianya. "Nah kalau ini Jamal anaknya pak Chaerul yang ganteng, sholeh, dan sukses juga, kalian dulu temen lama kan?"

"Iya om, Yumna dulu temen kuliah saya. Sempet satu regu pas ospek tingkat universitas." Jamal mulai angkat bicara, lesung pipi yang dalamnya terlihat menambah sejuk dan gemas auranya.

"Kedokteran juga?"

"Enggak, bukan om." Jamal menjawab sambil terus tersenyum malu-malu. "Saya dari teknik fisika dulu tapi ya sekarang saya kerjanya buka usaha kecil-kecilan saja." Jamal mengenalkan dirinya lebih luas.

"Ah jangan merendah kamu Mal... Mal, dia ini pengusaha muda yang sukses lho pak Hamdan." Chaerul penuh rasa bangga mengenalkan anaknya. "Dia ini buka usaha furniture dari kayu. Awalnya saya juga agak bingung, toh meubel-meubel sekarang tuh kalah kan sama toko-toko furniture dan interior rumah yang impor tapi Jamal ini nekat lho buka usaha seperti itu."

"Dan alhamdulillah-nya sukses ya pak Chaerul?"

"Iyaa... alhamdulillah."

Menanggapi itu, Yumna hanya cukup tersenyum tipis. Sikapnya tak mau banyak bicara, hatinya mulai gundah, arah yang akan dituju sepertinya telah terbaca. Bukankah hal yang aneh tiba-tiba Hamdan mengundang temannya berbuka di rumah. Kalau pun misalkan teman haji kenapa tidak mengundang sekaligus satu rombongan yang pernah tergabung di kelompok jemaah haji yang lainnya. Kenapa cuma Chaerul dan keluarganya saja, perasaan Yumna sudah gundah akan itu.

"Yah terima kasih ya atas jamuan iftarnya pak Hamdan."

Menjelang Isya, Chaerul dan keluarganya pamit setelah dijamu menu berbuka puasa di rumah kediaman Hamdan dan keluarga. "Kami pamit dulu yak pak, bu, dek Yumna mari, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Mobil Alphard hitam yang jadi kendaraan mereka ke rumah mundur dan memutar arah. Hamdan dan istri juga Chaerul dan istrinya saling melambai tangan. "Terima kasih sudah mampir ya pak, bu, nak Jamal."

CUT

VERSI LENGKAP TERSEDIA DALAM BUKU CETAK

To Be Countinued...

Mari tancap gas akhi Salman wkwkwk

°°°

Doni Hasbi Faturrahman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doni Hasbi Faturrahman

Doni Hasbi Faturrahman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yulia Ambarwati

Yulia Ambarwati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanita Azzahra

Menuju Halal (Ramadhan Series) [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang