🤵‍♂️9🧕

215 82 21
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Akhir pekan sebaiknya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menebus rasa letih dan penat usai lima hari tenaga terkuras dipakai bekerja dan menuntut ilmu entah itu di kantor atau di sekolah. Pagi-pagi di halaman rumah, Salman dan kedua buah hatinya sudah beraktivitas mengurusi taman kecil di sudut halaman istana kecil mereka. Sementara Salman mencukur rerumputan yang sudah gondrong tak beraturan, Kayla dan Zidan diberi tugas untuk menyirami tanaman baik yang tertanam di tanah langsung atau mereka yang ditanam dalam pot-pot yang berjajar membentuk barisan.

Mula-mula, memang Kayla dan Zidan melakukan seperti apa yang seharusnya dilakukan. Lama-kelamaan yang terjadi bukanlah menyiram tanaman, Zidan diam-diam mengusili kembali kakaknya.

"Aaa adeeekkk ngapain siih... basah tahu!!!"

Zidan membuat kakaknya terciprat air. "Hehehe... mandi kak biar seger whleeee..." Si bontot menjulurkan lidah, puas menjahili kakaknya lalu kemudian berlarian dikejar-kejar Karina yang gemas dengan kelakuan jahil adiknya.

"Iiih... adeeekk... kamu tuh yaaa ish... usil banget sih, sini kamu heh!"

"Ayo kejar kalo bisa nye... nye... nye..."

Bukannya membantu orang tua, Kayla dan Zidan malah terlibat aksi kejar-kejaran. "Ya ampun kakak-adek, hati-hati!" Untung saja kaki Kayla tidak terluka oleh gunting rumput di mana pijakan yang diinjak Kayla kebetulan sedang dipangkas rerumputannya.

"Ini kok kalian malah main-main sih bukannya bantu ayah?"

"Tuh yah si adek tuh iishh!"

"Hahahaa... hahhaaa..."

Tak henti-henti Zidan tertawa, puas berhasil menjahili kakak perempuan satu-satunya itu. "Aduuh... kalian jangan buang-buang air gitu dong entar jadi becek ini rumputnya lagi ayah potong!" Salman mengusap dadanya, bisa-bisanya dua anak yang idealnya membantu meringankan pekerjaan malah main-main dengan gembor alias alat penyiram tanaman.

Tiin... tiin...

Di tengah suasana asik keluarga kecil Salman, mobil Porsche warna biru berhenti tepat di depan gerbang rumah Salman. "Wah siapa tuh mobilnya bagus?" Zidan nyeletuk polos.

"Kok kayaknya mau ke kita ya itu?"

Gerbang dibuka, perempuan bersurai panjang dengan kacamata hitam lengkap dengan ketukan sepatu hak tingginya masuk area pekarangan rumah. "Lho... Tante Saraaaahhh!!!" Zidan berlari ke arah Sarah, menyapanya antusias.

"Halo adek Zidan!"

"Lho Sar, tumben kamu ke sini hari Minggu. Apa ada tugas dadakan buat saya?"

"Hahaha... enggak kok." Sarah melepas kacamatanya. "Aku ke sini pengen ngajak Kayla sama Zidan main."

"Main?"

"Iya..." Kata Sarah tanpa ragu, "Boleh pinjem anak-anak kamu bentar kan, Man?"

"Aku mau ajak mereka main aja, kakak sama adek mau kan main sama tante Sarah?"

Menuju Halal (Ramadhan Series) [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang