°°°
"Adeekkk... adeeeekkk..."
"Zidan ayo bangun, siap-siap sekolah dulu nak!"
Lepas shubuh, memang Salman tidak pergi melelapkan diri dalam tidur. Tetapi, untuk usia anak-anak seperti Zidan yang masih membutuhkan waktu istirahat yang lebih banyak dari orang dewasa, Salman mengizinkan si anak bungsu pergi ke pulau kapuk lepas salat shubuh. Tapi, tentu saja ada batasannya dong — pukul enam pagi, Zidan tetap dibangunkan untuk segera bersiap pergi sekolah.
"Adeek..."
Salman menghampiri kamar si anak bungsu, ia duduk di tepi ranjang lalu menepuk-nepuk Zidan supaya bangun. "Dek..." Tunggu, ada yang salah dengan suhu bocah laki-laki itu nampaknya. "Dek kok panas ya badannya?" Kembali Salman pastikan suhu tubuh bungsunya. "Adek, kamu sakit?"
"Nggghhh... dingin yaaah..."
Suara Zidan parau dan lemah, tatap matanya pun sayu kehilangan sifat ceria yang biasanya. "Ya ampun kamu demam dek, kamu gak usah sekolah ya hari ini." Suhu tubuh Zidan lebih tinggi dari sehari-harinya, Salman tentu saja panik dan khawatir tentang kondisi si bontot.
"Tapi gimana sama pelajaran di sekolah, yah?"
"Udah gak apa-apa, kamu istirahat aja — kalau enggak kuat kamu juga gak usah puasa ya hari ini."
"Duuh..."
Salman mengusap wajahnya, Zidan jatuh sakit dan ia sedang tidak dalam waktu senggang untuk bisa menemani anak bungsunya di rumah. "Kak... Kakak... Kak ambilin termometer sama kotak obat dong kak!" Salman memanggil anak yang paling tua. "Kayla!"
"Kay..."
"Lho mana lagi si kakak?"
"Kak..."
"Assalamualaikum Mas."
"Waalaikumsalam, Lho kak kok bawa tante Yumna ke sini?"
Ternyata Kayla menghilang karena menyusul Yumna di rumahnya. "Mas, katanya Zidan sakit ya?" Salman melihat ke arah Kayla.
"Kamu susulin tante Yumna tadi?"
Kayla mengangguk, "Iya, kakak panik yah. Lihat adek tiba-tiba demam kayak gitu, aku jadi lari ke rumah tante Yumna. Kebetulan kan tante Yumna dokter."
"Ya ampuuun...kamu tuh, gimana kalo tante Yumna-nya lagi repot sayang hmm?"
"Udah gak apa-apa mas, biar saya aja yang periksa keadaannya Zidan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menuju Halal (Ramadhan Series) [SUDAH DITERBITKAN]
FanfictionTentang Salman dan Yumna yang percaya bahwa suatu hari nanti akan datang seorang manusia yang telah disuratkan Sang Maha Kuasa untuk menjadi teman hidup sampai ke surga nanti [Sebagain bab sudah dihilangkan untuk kepentingan penerbitan versi cetak]