Tentang Salman dan Yumna yang percaya bahwa suatu hari nanti akan datang seorang manusia yang telah disuratkan Sang Maha Kuasa untuk menjadi teman hidup sampai ke surga nanti
[Sebagain bab sudah dihilangkan untuk kepentingan penerbitan versi cetak]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°
"Oke, saya kira mungkin cukup di sini saja untuk meeting kita hari ini."
"Silakan untuk meninggalkan ruangan."
Baru saja Sarah menutup rapat yang dipimpinnya. Semua karyawan di bawah kepemimpinannya diperbolehkan untuk meninggalkan ruangan — kembali ke pekerjaan masing-masing. "Eh tunggu... tunggu, Salman!" Semua boleh keluar kecuali Salman yang disebut namanya.
"Boleh bicara sebentar gak?"
"Ooh... iya Sar, boleh-boleh. Gimana?"
Hendaknya Salman meninggalkan ruangan, tapi dipanggil yang jabatannya lebih atas kan apa boleh buat. "Anu, kamu hari ini sibuk gak?"
"E-enggak, memangnya kenapa ya Sar?"
"Soal proyek kamu gimana, Man?"
"Waktu itu belum saya follow up lagi sama pihak yang sempet kita temuin, tapi rencananya hari ini saya mau survey ke toko bangunan yang grosir untuk membandingkan harga yang ditawarin sama vendor kemarin."
"Ooh... oke, mau saya temenin gak Man?"
Jawaban apa yang harus Salman keluarkan. Agaknya lelaki itu canggung dan risih dengan penampilan Sarah yang memakai mini dress dengan lengan terbuka dan bagian dada yang rendah. "Anu, gak usah Sar. Saya bisa sendiri kok." Salman memalingkan pandangan. "Nanti takutnya Sarah malah keteteran sama kerjaannya sendiri."
"Gak apa-apa Man, saya lagi gak sibuk juga kok."
"Proyek kamu juga proyek saya kan Man?"
"Udahlah, biar saya juga tahu progressnya. Saya ikut ya, Man?!"
Salman mengusap wajahnya, "Astaghfirullahaladzim." Sambil dalam hati beristighfar.
"Ya sudah, saya tunggu di mobil saja ya Sar!"
Harus menghindar dari apa yang seharusnya tidak ia lihat, Salman buru-buru pergi menjauh dari Sarah dengan dalih ia akan menyiapkan mobil yang akan berangkat berkeliling untuk survei terkait harga estimasi dari bahan baku yang diperlukan demi bisa mencatat dalam rencana anggaran pembangunan proyek renovasi masjid dan pembangunan taman baca di panti asuhan.
"Oke, nanti saya tunggu di depan kayak biasa ya Man."
Sarah juga harus membawa tasnya dulu yang ada di ruang kerjanya. Baru setelah itu ia datang menyusul Salman yang kebetulan mobilnya baru saja tiba tepat di depannya. Sarah buka pintunya, lalu duduk di jok samping kemudi di mana Salman duduk dan menyetir.
"Maaf kalau bikin nunggu lama Sar."
"It's okay Man, saya baru nyampe sini juga kok Man."
Selama perjalanan, Salman tak banyak melirik Sarah. "Kamu kok cuek banget sih kelihatannya hari ini, kenapa Man?" Tanya Sarah memecah keheningan dalam perjalanan.