enam

19.5K 1.4K 30
                                    

Mereka bertiga memasuki kediaman zeen yang sunyi.

Duo K terkejut melihat ada seseorang yang jarang pulang seperti bang toyib itu yang menjengkelkan nya, dia adalah ayahnya.

"Papa?."

Rajendra menoleh mendengar suara anak kecil yang memanggil namanya. Ternyata itu anak-anak nya.

"Kenapa papa pulang?." Tanya Kenzo dengan cemberut. Rajendra mengernyitkan alisnya bingung.

"Harusnya papa nggak usah pulang aja." Kenzie menjawab dengan kesal.

Rajendra melotot mendengarnya. Valerie yang sedari tadi diam sebenarnya juga sedang merasa was-was.

"Kalian nggak suka papa pulang?." Tanya Rajendra membuat Duo K mengangguk mantap. Valerie ketar-ketir melihatnya.

Kemudian Rajendra menatap tajam Valerie membuat Valerie merinding dibuatnya.

"Sayang, jangan kaya gitu. Mending ke kamar yuk ganti baju dulu habis itu makan siang. Kalian ke kamar duluan yah nanti mama nyusul." Valerie berujar dengan lembut dan tersenyum. Kenzo dan Kenzie balas dengan senyum manis mereka. Rajendra yang melihatnya hanya terdiam dengan ribuan pertanyaan yang hinggap di otak encernya itu.

"Mama nggak usah nyusul. Nanti kita dibantuin sama Bi Surti kok." Ucap Kenzo

"Kita mau ke Bi Surti dulu ya mah." Ucap Kenzie membuat Valerie mengangguk kemudian mengelus kepala keduanya dengan sayang.

"Yaudah, mama mau masak dulu yah buat kalian." Valerie berucap dengan nada penuh perhatian. Duo K mengangguk antusias kemudian sedikit berlari untuk menemui Bi Surti.

"Jangan lari-lari sayang." Valerie berteriak khawatir. Duo K menghentikan sejenak menghadap ke arah mama nya kemudian menyengir dengan jari piss mereka. Kemudian berjalan. Valerie yang melihatnya hanya tersenyum.

Rajendra yang sedari tadi seperti setan yang tak nampak wujudnya melihat keuwuan ibu dan anak itu mengernyit heran. Sejak kapan wanita itu peduli dengan anak-anak? Itu yang dipikirkan Rajendra sedari dia melihat interaksi ketiganya.

Valerie yang menyadari kehadiran Rajendra langsung teringat akan sosok tampan tapi sayangnya kejam itu.

Valerie bingung. Apa yang harus dia katakan? Kalau langsung ditinggalkan bukannya tidak sopan?

"M-mas Rajendra?." Tanya Valerie dengan gugup.

Rajendra yang melihatnya terdiam kaku dengan mata yang menunjukkan seolah tidak percaya.

"A-apa? Kamu manggil saya?." Tanya Rajendra dengan ekspresi yang menurut Valerie aneh.

Apakah pertanyaan Valerie sangat langka dan jarang? Melihat ekspresi Rajendra sepertinya iya.

"I-iya. Kamu mau dimasakin apa?." Valerie bertanya dengan tangan yang ditautkan dan kepala yang agak menunduk.

Rajendra sekali lagi melotot tak percaya. Sejenak dia berpikir, apakah ini wanita yang dia nikahi? Kenapa setelah kecelakaan dia menjadi pribadi yang lain? Betulkah ini wanita itu?

"Terserah kamu saja. Saya tidak peduli. Saya juga tidak akan memakan masakan kamu. Kali aja kamu masukin racun ke makanan saya. Lebih baik saya pesan online saja." Ucap Rajendra dengan ketus.

Valerie menggeram sebal. Rajendra ini dirinya sudah menanyai baik-baik malah reaksi nya seperti itu. Terlampau kesal hingga lupa kegugupan nya tadi dan menatap tajam Rajendra.

"Kamu bener-bener nyebelin. Kalau nggak mau yaudah jangan ngatain. Bikin kesel emang." Valerie berujar ketus kemudian pergi meninggalkan Rajendra yang sedang memasang wajah cengo. Mungkin jika Rendi disini, dia akan tertawa melihat berbagai macam ekspresi yang keluar dari wajah atasannya itu.

Transmigrasi ValerieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang