tiga puluh

4.2K 307 27
                                    

Maaf kalau part ini nggak jelas dan aneh')
Maaf juga kalau penulisannya aneh dan acak-acakan ')
Happy reading ges!!!

----------

Di suatu tempat yang berisikan pria paruh baya, seorang wanita, dan seorang lelaki muda sedang mengumpul dan mendiskusikan rencana.

"Bagaimana rencana selanjutnya?." Tanya si wanita itu memecah keheningan yang ada.

"Kau jangan khawatir sayang. Semua sudah aku atur dan rencanakan." Pria paruh baya itu mengecup bibir wanita itu membuat lelaki muda yang melihatnya terlihat mengernyitkan dahinya jijik.

"Jangan melakukan hal menjijikan di depanku." Tekan lelaki muda itu dengan raut wajah jijik.

"Huh? Bukannya kamu bahkan lebih menjijikan?." Senyum remeh dari wanita itu kembali menyadarkan lelaki muda itu.

Tangan lelaki muda itu mengepal kemudian mendengus kesal karena merasa kalah akan ucapan wanita itu. Ya, dirinya juga sama menjijikkannya.

"Sudah. Kalian tidak perlu khawatir. Semua akan berjalan sesuai rencana." Pria paruh baya itu tersenyum miring dengan pandangan yang sombong.

"Rencana apalagi yang kau buat?." Tanya wanita itu membuat pria paruh baya itu tertawa kecil.

"Hanya sedikit hadiah kecil sebelum big surprise untuk mereka." Pria paruh baya itu tersenyum lebar dengan mengerikan.

Wanita dan lelaki muda itu cukup bingung melihat atasan mereka.

------

Beralih ke Rajendra yang sekarang sedang nongki ganteng bersama sahabat-sahabatnya.

Mereka berkumpul di markas mereka sendiri. Sebuah rumah sederhana yang dilengkapi berbagai peralatan lengkap dan isi yang memadai.

"Woy Vik. Dah sembuh lo?." Tanya Jay saat melihat kedatangan Viko.

Jika kalian lupa, Jay ini sahabat Rajendra dengan nama lengkap Deandra Kaveen Jay.

Rajendra punya 3 sahabat ya kalau kalian lupa. Selain Jay ada juga Raviko Harun Nazwan yang sering dipanggil dengan Viko yang merupakan dalang dari kecelakaan Valerie hingga akhirnya kedua jiwa Valerie yang terpisah menyatu kembali.

Selain itu ada juga Rafeno George William biasa dipanggil Feno.

Oke kembali lagi ke cerita...

Viko yang memang sudah sembuh hanya mengangguk menjawab pertanyaan Jay. Luka-luka lebam dan babak belur di muka dan tubuhnya sudah mulai perlahan menghilang walau belum sempurna.

"Mau mie nggak Vik?." Tawar Feno kepada Viko yang baru saja duduk di sofa empuk.

"Nggak." Jawabnya singkat.

"Ah nggak asik lo mah. Kemarin-kemarin lo udah jadi manusia normal dengan banyak omong kok sekarang jadi beruang kutub lagi?." Keluh Feno kemudian menyeruput mie nya dengan nikmat.

"Mending makan dulu tuh mie lo sampe habis baru ngoceh." Viko menatap sinis ke arah Feno.

"Jahat banget kamu dek sama saya." Feno memang orang aneh yang selalu bersikap dramatis. Jadi mari kita skip.

"Jendra mana?." Tanya Viko entah pada siapa.

"Di kamar mandi tadi." Jawab Jay dengan kalem.

Memang walau terkadang Jay sama gilanya dengan Feno tapi dia masih bisa dikendalikan. Beda dengan Feno yang memang sudah mencapai tingkat akut dalam melakukan hal-hal gila dan diluar nalar.

Transmigrasi ValerieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang