lima belas

12.1K 887 10
                                    

Valerie baru saja sampai di kantor Rajendra.

"Makasi ya pak udah nganterin aku." Ucap Valerie pada sopir keluarga nya.

"Iya nya sama-sama. Nyonya mau saya tunggu apa gimana?." Pak Tono bertanya dengan sopan.

"Nanti kalau udah selesai aku telpon Pak Tono aja deh. Pak Tono pulang dulu gapapa." Pak Tono mengangguk dan tersenyum tipis.

"Kalau gitu saya duluan ya pak. Hati-hati di jalan nya." Valerie turun dari mobil memberikan senyum tipisnya.

Pak Tono mengangguk dan tancap gas meninggalkan kantor besar Rajendra.

Valerie berjalan memasuki kantor dengan langkah anggun dan menebar senyum tipis.

"Hai Dini." Sapa hangat Valerie pada resepsionis yang terakhir kali membantunya mencari ruangan Rajendra.

"Eh h-halo mba valerie." Interaksi dini san valerie membuat semuanya menatap iri dini.

Iri bisa bercengkrama dengan bu bos mereka. Ya, sesudah valerie kesini berita tentang valerie yang merupakan istri bos mereka tersebar dengan cepat.

"Santai aja dini. Yasudah kalau begitu saya ke ruangan suami saya dulu ya. Permisi." Valerie meninggalkan senyum ramahnya dan mengalihkan kepada semua karyawan yang ada disitu.

Semua karyawan balas menatap sambil tersenyum manis. Senang melihat bu bos nya itu ramah dan membawa aura positif. Nilai plus nya lagi, muka cantik valerie lah yang membuat orang-orang tak bosan menatap ke arah nya.

Valerie berjalan menuju lift untuk sampai di ruangan kerja Rajendra.

Ting

Pintu lift terbuka. Valerie melangkahkan kaki nya menuju ruangan Rajendra.

Di depan ruangan Rajendra ada Rendi yang sedang bekerja.

"Selamat siang Rendi." Sapa hangat Valerie membuat Rendi langsung mengalihkan pandangannya dari layar komputer nya.

"Eh h-halo Bu valerie." Jawab Rendi dengan hormat.

"Nggak usah terlalu formal sama aku. Panggil aja aku Valerie atau kalau kamu masih agak segan boleh panggil aku mba Valerie." Rendi mengangguk dan tersenyum.

"Baik mba." Jawab Rendi dengan senyum sumringah.

Ternyata bu bos nya ini sebenarnya adalah orang yang baik, lembut, penyabar, dan perhatian.

"Oh ya mas Rajendra ada di dalam?." Tanya valerie.

"Ada mba. Bos ada di dalam." Jawab Rendi dengan sopan.

"Oh ya kamu udah makan siang?." Tanya valerie penuh simpati.

Rendi menggeleng. Bagaimana bisa dirinya makan siang sementara sebagian tugas bos nya dia semua yang kerjakan. Sehabis telpon dengan istrinya kalau istrinya tidak bisa kesini, Rajendra merajuk dan badmood. Akhirnya menyerahkan tugasnya kepada Rendi setengah. Rendi hanya bisa mengelus dada nya sabar dan beristighfar dalam hati.

"Oh ya ini aku bawa dua bekal. Buat kamu satu, dimakan yah." Valerie menyerahkan bekal di meja Rendi.

Rendi terpaku dan tak lama mengangguk serta tersenyum sumringah.

Akhirnya ada yang peduli dengan penderitaan gw, batin Rendi berteriak senang.

Kayaknya gw harus cari pacar atau cari istri yang kaya mba Valerie, lanjut batin nya.

"Kalau gitu aku permisi dulu." Valerie berjalan menuju ruangan Rajendra.

Mengetuk pintunya dan dari dalam terdengar suara Rajendra yang menyuruh untuk masuk.

Transmigrasi ValerieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang