capt. 45

141 10 0
                                    

eomma..appa -ucap tae menatap keduanya, namun sayang tn. dan ny. kim memilih untuk terus berjalan memelwati tae tanpa menghiraukan keberadaanya

eoma appa, kalian darimana? - ucap tae yang kini terus mengikuti langkah orangtuanya yang mulai menaiki tangga dan berjalan ke arah kamar mereka

eomma appa, jawab aku -tae, namun tetap tak ada jawaban apapaun yang keluar dari mulut tn. dan ny. kim

eomma, kenapa eomma menangis, eomma pasti tau sesuatu tentang yn kan, katakan eomma katakan dimana istriku hiks -tae

appa ayolah kenapa kalian mendiamiku seperti ini hiks, dimana yn? -tae

tae yang terus bertanya dan mencoba mencegah langkah keduanyapun hanya di hiraukan, bahakan ia hanya mendapat tatapan sinis dari sang appa tanpa ada jawaban apapun.

yakkk berhenti! hiks..tolong..kumohon jawab aku hiks -teriak tae dan mampu membuat tn. dan ny. kim memberhentikan langkahnya dan menatap tae

ku mohon hiks *melemah* jawab aku, eomma pasti tau yn diaman kan? katakan eomma, appa bantu tae..tae harus bertemu yn hiks tae harus bicara padanya hiks... tae sudah berbuat salah hiks tae harus minta maaf pada yn dan aegi hiks- ucap tae menangis frustasi, tn. dan ny. kim terdiam, bahkan saat ini tangis ny. kim semakin menjadi saat mendengar kalimat terakhir tae, tn. kim yang tak tega melihat sang istri akhirnya meyuruh sang istri untuk duluan memasuki kamarnya.

setelah ny. kim pergi dan menutup kembali pintu kamar kini appakim menatap tae dan mengeluarkan smirknya.

bukankah ini yang kau mau tae? bukankah ini semua adalah keputusan yang kau ambil? dan bukankah menantuku sangat baik untuk mengabulkan keinginanmu itu *smirk* -tn kim

hiks..mak..maksud appa? - ucap tae dengan nafas tersenggal, dan lagi-lagi tuan kim tersenyum remeh melihat anak sematawayang yang kini berdiri di depannya dengan tangis penyesalan yang mungkin sudah tidak ada artinya.

kau berhasil nak, kau berhasil membuatnya pergi darimu, kau berhasil dengan rencana bodohmu itu, bahkan bukan hanya menantuku yang kau buat sakit hati akibat perbuatanmu, tapi istriku juga *teriak* huuh..huhh..kau lihat..kau lihat eommamu, kau lihat bagaimana kondisinya saat ini, kau lihat matanya yang membengkak akibat ulahmu taehyung, bukan hanya dia, tapi keluarga yn pun seperti itu, perbuatanmu ini sudah tidak bisa dianggap remeh, kau membuat malu keluarga.. dan sekarang inilah hasilnya, inilah hasilnya jika kau bermain api, kau akan terbakar jika kau tidak hati-hati... -tn. kim murka

ohh atau mungkin, ini yang kau mau, seperti apa yg yn bilang..maka nikmatilah, nikmatilah keberhasilanmu ini, - ucap tn.kim dengan sangat datar kepada tae, setelahnya tn. kim pun berlalu pergi dari hadapan tae dan langsung menyusul ny. kim ke kamar dan dengan segera menguncinya, meninggalkan tae yang masih terdiam kaku dengan airmata yang terus mengalir disana, mencerna kata demi kata yang di lontarkan kepada sang appa.

tidak hiks..tidak..ini tidak mungkin hiks..*menggeleng tak percaya* yn... *berteriak - tae menjambak rambutnya frustasi.

The End

skip beberapa tahun berlalu semenjak kejadian dimana tae benar-benar kehilangan yn.

Tae POV

disinilah aku sekarang, di rumah yang menyimpan sejuta kenanganku dengan istriku, entahlah..apa masih pantas aku disebut sebagai suaminya sampai saat ini, atau haruskah aku berkata bahwa ia adalah mantan istriku (?) tapi kau tidak rela..menurut ku hingga saat ini Yn tetaplah istriku karena kau dan dia memang belum bercerai secara agama maupun hukum. yaps semejak kejadian 5 tahun lalu tidak ada sedikitpun niatku untuk menceraikannya, bahakan cincin pernikahan kita masih terus aku pakai hingga detik ini dan miliknya aku simpan dengan baik di berankas kamarku, berharap suatu hari nanti aku dan dia bisa kembali mengenakan cincin itu bersama. semejak 5 tahun lalu kini aku lebih banyak menghabiskan diri di rumah, aku benar-benar menutup diriku, bahkan aku bekerja dari rumah dan hanya kekantor jika perlu dan ada meeting, ya kalian benar..aku memutuskan kembali ke rumah kami, rumahku dan Yn, sampai saat ini hanya aku seorang diri di rumah ini...tidak ada siapapun bahkan maid, satpam body guard maupun sopir, aku hanya sesekali mamanggil jasa pembersih rumah untuk memberekan semua kekacauan yang kulakukan di rumah. tidak ada eomma dan tidak ada appa, mereka benar-benar mengabaikanku seolah aku sudah tidak lagi penting bagi mereka, awalanya aku tidak ingin kembali ke rumah yang menyimpan kenanganku dan yn karena itu akan membuatku terus mengingatnya dan menangis, tapi setiapkali eomma melihatku ia langusung terdiam bahkan bisa menangis, eomma hanya berbicara seperlunya padaku, begitupun juga appa yang selalu menatapku dengan tatapan bencinya, bahkan sampai saat ini appa masih terus mendiamiku dan jika ada yang ingin di sampaikan ia akan memebritahukannya pada eomma, hal itu akhirnya membuatku memutuskan untuk pindah dan tinggal di rumah ku dan yn, sesekali aku tetap pulang untuk menengok kabar mereka.

TAKDIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang