Di perjalanan pulang, Jesa memeluk Vin dengan sangat erat, seperti takut Vin akan pergi jauh dari dia.
Yap saat ini, Jesa sedang dibonceng oleh Vin, dia meninggalkan motornya di markas Pluto."Vin Lo nginap ya hari ini" sahut Jesa, sambil terus memeluk Vin, tangan vin pun memegang erat tangan Jesa yang sekarang ada di perutnya itu.
"Iya gue gak bakal ninggalin Lo dalam situasi kek gini", jawab Vin.
"Vin nanti belain gue yaa"
"Iya, tenang aja"
"Vin, jangan kasih tau yang itu ke bokap gue yaa" mohon Jesa masih setia memeluk Vin erat.
"Iya, cukup gue sama bi Ira aja yang tau", ucap Vin sambil tersenyum tulus di balik helm yang dia pakai. Dan mereka melajukan motornya ke rumah Jesa.
°~~~~°
Sampai di kediaman Jesa, mereka berdua masuk ke rumah setelah memarkirkan motor Vin di garasi rumah Jesa.
Saat akan membuka pintu, BI Ira yang lebih dulu membuka pintu, Vin dan Jesa langsung menatap kearah BI Ira dengan ekspresi tanya."Papa mana?" Tanya Jesa
"Di dalam, ayo masuk", BI Ira lalu menarik tangan Jesa dan Jesapun menarik tangan Vin, seperti minta ditemani.
"Pa-" baru saja akan memanggil ayahnya yang berada di sofa ruang tamu, ayah Jesa langsung berjalan ke arah Jesa dan..
Plak
Sebuah tamparan keras mengenai pipi mulus nan putih milik Jesa.
"Dari mana saja kamu", tanya Renald (papa Jesa).
Jesa meringis kesakitan sambil memegang pipinya, yang dia yakini sudah sangat merah.
Vin tak tinggal diam, dia langsung memeriksa keadaan pipi Jesa dengan wajah geramnya."Kamu dari mana?, Kenapa nomor papa kamu blok?, Dan kenapa kamu bau alkohol kayak begini?, Habis dari club kamu?" Pertanyaan dari Renald membuat Vin sangat geram.
"Om, bisa gak, gak pake kekerasan kayak gini, om itu gak tau apa-apa soal Jesa yang habis dari mana, om juga gak tau kan alasan Jesa blokir nomor om, ya Karena Jesa tahu, om gak bakal nelfon dia", sahut Vin geram, wajahnya merah karena marah.
"Kamu gak usah ikut campur, pasti kamu kan yang bawa pengaruh buruk buat Jesa?" Tanya Renald.
"Pa Vin orangnya gak kayak gitu", sahut Jesa yang udah mulai dengan sikap papanya ini.
"Hah, semenjak kamu temenan sama dia, kamu itu berubah", ucap Renald.
"Hah!, Gak salah nih?, Gue yang bikin Jesa berubah?, Justru om yang bikin Jesa berubah, om tuh selalu mentingin bisnis om, om juga gak pernah tu nanyain kabarnya Jesa, bahkan om gak tau kan apa yang udah Jesa alami selama ini?" Tanya Vin sangat marah.
"Emang apa yang udah kamu alami selama ini yang papa gak tahu? Hah! " Tanya Renald.
Hening seketika.
"Hah!, Jawab!!, kalau papa tanya itu dijaw-!!"ucapan Renald terputus...
"Papa gak perlu tahu urusan pribadi aku", jawab Jesa, sambil menundukkan kepalanya.
"Yaudah!! terserah papa gak akan perduli lagi sama kamu, mau kamu itu mati sekalipu-" ucapan Renald terputus.
Seolah sadar apa yang tadi sudah dia katakan itu salah, sangat salah.
Vin yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangannya kearah Jesa.
Jesa saat ini sudah meneteskan air matanya."Jesa pa-papa minta maaf, papa Gak bermaksud kayak gitu", sesal Renald.
Jesa mengusap air matanya dan menatap papanya itu."Papa maunya aku mati?, Kenapa?, Emangnya aku nyusahin papa?, Perasaan aku gak pernah tuh, ngerepotin papa sama Mama, aku tu cuman ngerepotin Vin sama bi Ira aja, tapi mereka gak pernah tu punya pikiran kayak papa, mau anak kandungnya mati!" Sahut Jesa, air matanya masih menetes, padahal sudah ia usap.
KAMU SEDANG MEMBACA
PNEUMOTHORAKS [BL]
Teen FictionJesa adalah pemimpin geng Mars , dia punya penyakitan yang selalu dia rahasiakan dari semua orang, Jesa bukan ketua geng seperti pada umumnya, yang memiliki tubuh yang bagus dan tatapan yang sangar , dia malah sebaliknya . Dia memiliki wajah yang c...