CURHAT 13

2.1K 213 25
                                    

Jesa menghela nafasnya panjang kemudian ia hembuskan, dan siap untuk menceritakan soal masalah keluarganya itu.....

"Jadi gini, bonyok gue mau cerai" ucap Jesa dengan tatapan sendu, Yoel yang mendengar itu sedikit terkejut, namun enggan untuk berbicara.

"Mereka berdua mau cerai, tapi mereka mikir gak sih, kalo mereka cerai tu, gue gimana?, Nanti gue hidupnya gimana?"
Ucap Jesa mulai ada penekanan.

"Lo harus tau ini, gue tuh sejak masuk SMP, kayak udah gak tinggal sama mereka berdua lagi"

"Jadi gue ketemu Ama mereka berdua tu, pas.... Natal, itu doang..., Bahkan Lo tau dari sekitar 2 atau 3 bulan yang lalu lah, mereka nanya kabar gue, bayangkan aja, anaknya jauh dari pantauan tuh seharunya ditanyain kabarnya tiap hari kek nelfon kek, ini setahun sekali gue dapat pesan dari mereka"

"Makanya gue sempet mikir, ini gue anak kandung mereka kan?"

"Atau, ini mereka udah lupa apa, ada gue disini"

"Gue tuh dulu, sering banget nungguin pesan atau telfon dari mereka, tapi apa!?.... Gak ada, kayak anjing kan?" Pertanyaan itu hanya diberi anggukan kecil dari Yoel.

"Dan bahkan...., Waktu SMP gue pernah pindah sekolah,.... pas gue kelas 2, dan itupun mereka gak tau"

"Jadi orang yang paling dekat Ama gue tuh, vindra Ama BI Ira"

"Oh iya, BI Ira tu, art di rumah gue, tapi udah gue anggap mama sih, haha" jelas Jesa dengan tertawa hambar.

"Dan besok papa pengen bicara lagi sama gue"

"Gue tuh pengen keluarga yang utuh gitu loh, kayak keluarga Lo... Mungkin" Jesa sedikit terkejut saat Yoel menggenggam kedua tangan Jesa erat.

Sembari tersenyum Yoel bertanya.
"Gue udah boleh ngomong?"

"Tuh udah ngomong,.... Iya boleh"

"Lo masih pengen kasih sayang orang tua gak?" Tanya Yoel sembari tersenyum hangat pada Jesa.

"Masih, tapi yaaa gimana lagi"

"Mama papa gue bisa kasih,... Kasih sayang itu ke Lo"

"Iya sih.. tapi beda lah gitu, kalo sama keluarga sendiri kan gak ada rasa canggungnya gitu" jawab Jesa sambil tersenyum gugup.

"Atau kurang?, Gue juga bakal kasih, kasih sayang gue ke Lo, kalo Lo mau"

"Hahah, bisa aja Lo" jawab Jesa sambil tertawa garing.

"Serius" jawab Yoel dengan terus menatap mata Jesa lekat lekat.

Jesa yang ditatap langsung membuang muka kesamping, dengan gugup Jesa mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya, me-mereka juga na-nanya ke gue...mau ikut siapa"

"Hahah, ngalihin pembicaraan ya" batin Yoel.

"Jadi?, Lo mau ikut siapa?"

"Gue gak mau ikut siapa-siapa"

"Ohh, ikut gue aja gimana?" Tanya Yoel, lagi dan lagi Jesa mengalihkan pembicaraan.

"Emmm kalo gue ikut mama ke Manado, nanti gue bakal tinggal Ama selingkuhannya mama gue, dan Kalo gue ikut papa ntar gue bakal serumah sama selingkuhannya juga yang lagi hamil, jadi yaa, gue tinggal disini aja, tapi yang jelas uang jajan harus tetap lancar yaa kan?!" Tanya Jesa sambil tersenyum tapi tatapannya menatap Yoel sendu.

"Lo bisa tinggal disini, atau di apartemen gue, gue juga bisa kasih Lo uang tiap bulan"

"Ga-gak nanya hahahh!!" Ucap Jesa main-main, sambil memukul-mukul lengan Yoel .

PNEUMOTHORAKS   [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang