02

343 47 5
                                    

Happy reading guys^^

"Lo seriusan Nik, ngajak dia makan bareng sama kita?" Yoona hanya menghela nafasnya mendengar ucapan dari pria yang duduk disebelah Ni-ki.

"Ya emang kenapa sih? Emang gak boleh?" Tanya Ni-ki dan langsung menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya. Omong-omong, kini mereka sedang berada di parkiran sekolah yang disulap menjadi kantin, yaaa karena insiden kebakaran beberapa hari yang lalu dikantin sekolah mereka.

"Ya udah sih, gak apa-apa kali JJ. Lo kayaknya sensian banget, takut Ni-ki diambil sama Lo?" Tanya gadis berponi sambil memakan gorengannya, Ella.

"Cih, apaan sih... Emang gue maho?!" Balas JJ dengan memandang Ni-ki jijik, sedangkan yang dipandang asik memakan makanannya.

"Ya siapa tau kan, elu pada kan kemana-mana berdua bareng, siapa tau Lo ada rasa, ya gak? Hahahaha..." Ucap Sera yang membuat mereka tertawa namun tidak dengan Yoona, gadis itu sibuk memakan makanannya.

"Ih! Ogah!! Mending gue pacaran sama dahyun daripada sama dia!" Tolak JJ mendelik ke arah Ni-ki.

"Ya elah... Pede banget sih Lo! Gue juga ogah pacaran sama Lo, lagian gue sukanya sama Yoona bukan sama Lo." Ni-ki melirik Yoona yang memakan makanannya dengan tenang.

"Dih? Seriusan Lo? Cepet banget move onnya." Ucap Ella tertawa jahil ke arah Ni-ki dan melirik Sera sebentar, Ni-ki bingung sebentar, namun akhirnya dia mengingat, gadis itu kan taunya Ni-ki suka sama Sera, padahal yang pria itu sukai itu dirinya. Sontak JJ membulatkan matanya dan tertawa terbahak-bahak hingga tersedak.

"Uhuk uhuk! La?! Lo tau?!" Ella menganggukkan kepalanya membuat JJ malah menepuk pundak Ni-ki keras.

"Anj-Sakit bego!" Jeritan Ni-ki membuat Ella dan Sera terkejut, sontak JJ langsung menghentikan pukulannya.

"Eh, maaf! Sorry, sorry, gue lupa Lo punya penyakit. Hehehe..." JJ menampilkan senyumannya, Ni-ki hanya mendengus kesal. Pria itu kemudian melirik Yoona yang makan dengan lahap tanpa melirik ke arahnya.

"Eh, dia ngeliatin Lo tuh..." Yoona melirik pria yang tak kasat mata yang selalu setia disampingnya seperti penjaganya. Pria itu menunjuk ke arah Ni-ki, Yoona langsung saja menengok ke arah yang ditunjuk, gadis itu hanya menatapnya sebentar dan menaikkan sebelah alisnya, "Apa?" Tanya Yoona tanpa bersuara, Ni-ki menggelengkan kepalanya dan mengulum bibirnya merasa senang.

"Dih? Tuh anak kenapa senyum-senyum sendiri?" Yoona tidak mendengarkan ocehan pria disampingnya itu, gadis itu langsung menghabiskan makannya dan bangkit dari tempat duduknya. Kegiatannya itu membuat semua yang ada dimeja itu langsung menoleh ke arahnya.

"Eh? Lo mau kemana?" Tanya Ni-ki, Yoona hanya meliriknya sebentar.

"Perpus." Jawab gadis itu datar dan pergi darisana, mereka masih memerhatikan punggung Yoona yang kian menghilang. JJ menoleh ke arah Ni-ki yang masih memerhatikan gadis itu.

"Kulkas begitu masih mau Lo kejar?"

"Dia tuh bukan kulkas... Dia itu es batu yang udah lama ada didalem kulkas, gue mau ngeluarin dia dari kulkas itu supaya bisa ngerasain gimana hangatnya keadaan diluar."





















Kim Yoona, gadis yang penuh dengan keunikannya dan kemisteriusannya. Salah satu murid kelas 11 MIPA 3 itu memang tidak menonjol seperti anak murid lainnya, gadis itu sangat terisolasi dari lingkungannya, bukannya dikucilkan, hanya saja gadis itu merasa nyaman dengan kesendiriannya.

Bukan kesendirian yang bisa manusia biasa lihat, nyatanya, disaat dia sendiri ada seorang pria yang tidak kasat mata yang selalu menemaninya dan menjadi penjaganya kemana pun berada, sejak dia kecil.

Nama pria itu adalah Na Jaemin, pria yang biasa disebut Nana, berselisih umur 7 tahun diatas Yoona, ia mulai menjaga Yoona saat gadis itu menduduki bangku kelas 5 sekolah dasar. Ia juga menjaga Yoona karena Yoona merupakan satu-satunya saksi yang menyaksikan bagaimana dirinya menjadi korban tabrak lari dan meninggal ditempat. Pria itu sangat perhatian dan penghibur yang baik, itu salah satu alasan kenapa Yoona sangat menyukai saat sendirian karena ia bisa dengan leluasa bermain dengan Jaemin.

"Emmm, Na!!" Yoona yang sedang asik membaca itu langsung menoleh ke arah samping, Jaemin memasang senyum manisnya dan bersandar dibahunya. Mereka duduk lesehan dibawah lantai, karena lebih enak diposisi seperti ini.

"Besok Lo ulang tahun ya?" Gadis itu mengangguk.

"Udah keberapa tahun sih gue mati?"

"6 tahun besok, karena Lo mati dihari gue ulang tahun." Jawab Yoona datar, jaemin menganggukkan kepalanya.

"Besok Lo gak ada niatan balik ke rumah Lo? Pasti keluarga Lo bikin acara kepergian Lo?" Si hantu menggelengkan kepalanya lesu.

"Gak, males gue... Dateng gak dateng, toh mereka ngerayain kematian gue, bukan ulang tahun gue." Yoona berdecak sebal dan meluruskan kakinya.

"Oh ya... Lo besok ultah ke 16 ya?" Si manusia mengangguk dan membalik halaman buku itu.

"Besok jalan jalan yuk? Kemana gitu, sebagai kado dari gue..." Yoona memutar bola matanya malas dan menutup bukunya dengan kasar.

"Trauma gue diajak jalan-jalan sama Lo, yang ada gue diajak ke makam." Si hantu tertawa dan bangkit dari posisinya.

"Gue pastiin besok gak bakal kayak dulu-dulu lagi. Kalau gitu... Gue pergi dulu ya? Bye!" Jaemin menghilang begitu saja membuat Yoona mendengus sebal.

"Aish, dasar Jaemin!" Pekik gadis itu kesal.

"Hmmm permisi... Lo daritadi ngomong sama siapa." Yoona menoleh ke arah samping, dimana seorang murid perempuan yang memegang sebuah buku menatap bingung dirinya.

"Hm?" Yoona menelan ludahnya kasar dan bola matanya melebar sebentar. Astaga, apakah ia harus bilang kalau 'penunggu' perpustakaan itu ada dipunggung gadis itu?

[✓]Invisible || Ni-kiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang