17

117 24 0
                                    

Happy reading guys^^

Yoona mengetuk sepatunya kelantai dengan gusar, pandangan matanya tidak luput dari jam yang bergerak di atas dinding. Sebentar lagi bel pulang akan berbunyi dan dia harus secepatnya mendapatkan informasi untuk melenyapkan makhluk itu.

Kringg

Yoona menghela nafasnya lega, dengan cepat gadis itu merapihkan barangnya dan memasukkan badannya ke tas. Setelah guru yang mengajar keluar kelas, gadis itu dengan gesit berlari keluar dari kelas.

"Gue tunggu dimobil duluan ya?" Yoona melirik jaemin disampingnya dan mengangguk, setelahnya hantu bermarga Na itu menghilang.

"Yoona!! Na!!" Terdengar panggilan dari belalangnya, namun Yoona tidak menggubrisnya, gadis itu tetap berlari menuju mobil supirnya yang berada didepan sekolah.

"Yoona!!" Sebuah genggaman pada tangannya membuat gadis itu memberhentikan langkahnya dan membalikkan badannya.

"Lo... Kenapa ngehindarin gue??" Yoona menatap orang itu yang memberhentikan langkahnya. Pria itu mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karena mengikuti Yoona berlari.

"Lo-lo gak apa-apa?" Tanya Yoona yang merasa bersalah karena tidak menggubris panggilan Niki tadi.

"Ga-gak apa apa kok. Lo mau kemana? Keliatannya buru-buru gitu?" Tanya Niki sambil menegakkan badannya.

"Hmmm gue ada urusan yang perlu gue selesain.." ucap Yoona pelan, Niki berdeham pelan.

"Urusan tentang gimana ngalahin makhluk itu ya?" Tebak Niki, yang Yoona melirik ke arahnya dan mengangguk.

"Gue ikut ya?"

"Gak!! Gak!! Gak!! Lo gak boleh ikut." Tolak Yoona cepat, ia tidak mau melibatkan Niki lagi, jika saat ia mencari informasi lalu makhluk itu tiba-tiba datang dan menyerang Niki, itu sangat berbahaya.

"Gue mau bantu Lo Yoona... Gue mau nepatin janji gue waktu itu..." Yoona menggeleng tegas dan melepaskan genggaman Niki yang masih bertaut dengan tangannya.

"Gue gak mau Lo doang, gue gak mau Lo ngebahayain diri Lo." Ucap Niki lirih, namun dengan pendirian yang teguh, Yoona tetap menggeleng.

"Gue harus Niki!! Bukan cuman nyawa gue yang dipertaruhkan disini!! Nyawa Lo juga!!" Ucap Yoona khawatir, Niki memandangnya dengan tatapan bingung. Yoona menghela nafasnya kasar dan memijat pangkal hidungnya.

"Lo, Lo diem di rumah Lo, oke? Jangan kemana-mana!!! Lo kunci semua jendela, atau pun pintu kamar Lo!! Nanti gue bakal ke rumah lo, oke??" Terlihat raut khawatir, cemas dan bingung diwajah gadis itu. Niki mengangguk mengerti dan tangannya terangkat untuk mengusap rambut gadis di depannya itu.

"Gue percaya sama Lo, hati-hati ya?" Yoona mengangguk dan tersenyum simpul, setelahnya gadis itu langsung masuk ke dalam mobil sang supir.












Disinilah Yoona sekarang, rumah dengan warna yang bernuansa putih, walaupun tidak ada yang menghuni rumah ini, rumah ini tetap nyaman dan bersih. Mengingat sang ibu yang menyewa beberapa orang untuk membersihkan rumah ini seminggu sekali.

"Pak, nanti saya telfon kalo urusan saya sudah selesai." Ucap Yoona pada supirnya, sang supir mengangguk dan menyalakan mesin mobilnya meninggalkan Yoona bersama Jaemin.

Yoona dan Jaemin melangkah memasuki pekarangan rumah itu, banyak berbagai bunga tumbuh di pekarangan rumahnya, selanjutnya mereka melangkah masuk ke dalam rumah yang kebetulan tidak terkunci.

"Astaga, non! Saya kira siapa!!" Ucap seorang wanita paruh baya yang menjaga rumah ini, Yoona hanya tersenyum tipis mendengar ucapan wanita itu.

"Non, mau main?" Yoona menganggukan kepalanya kecil.

"Ya sudah, saya tinggal ya? Nanti kalau sudah selesai telfon saya saja, nanti saya langsung kesini."

"Terima kasih ." Ucap Yoona, wanita itu mengangguk dan pergi meninggalkan Yoona dan Jaemin.

"Gue liat liat sekitar dulu ya?" Yoona melirik jaemin dan mengangguk. Jaemin pergi meninggalkan Yoona, sedangkan gadis itu terdiam sebentar dan melangkahkan kakinya menuju ruangan sang nenek.

"Permisi, Yoona izin masuk." Salam Yoona sebelum masuk keruangan itu, mengingat sang nenek yang sudah tiada, tapi Yoona harus menghormati beliau.

Gadis itu melangkahkan kakinya menyusuri kamar yang bernuansa coklat, banyak sekali beberapa lembaran kertas yang tersusun rapih diatas meja, mengingat pekerjaan sang nenek adalah seorang pengusir setan yang sangat tersohor di daerah sini.

Yoona melihat setiap kertas dan membacanya, tidak ada yang menarik, hanya beberapa mantra yang ditulis sang nenek. Kemudian gadis itu membuka lemari baju sang nenek dan mencari keberadaan sebuah petunjuk untuk melenyapkan makhluk itu.

Namun, yang ia temui hanya sebuah buku, seperti buku harian sang nenek. Yoona bukan tipe wanita yang penasaran dengan sesuatu, namun entah kenapa sekarang ia sangat ingin membaca isi dari buku itu.

Membuka dari lembar per lembar, hanya sebuah kata-kata penyesalan  yang Yoona baca sedaritadi. Penyesalan sang nenek yang membuat Yoona tidak menikmati kehidupannya dengan tenang hingga saat ini. Yoona menipiskan bibirnya, ia sudah berencana akan mengakhiri hidupnya sehari sebelum ulang tahunnya nanti, tapi apa sekarang? Makhluk itu dilepaskan begitu cepat, sehingga Yoona tidak ada persiapan untuk melawannya.

Kerutan pada dahi gadis itu terbentuk setelah membaca satu kalimat yang ditulis oleh sang nenek.

Nenek yakin kamu akan melihat surat ini, entah kapan, kamu pasti ingin tahu bagaimana melenyapkan makhluk itu bukan? Makhluk itu bukan sembarang makhluk, dia lebih besar dan lebih kuat dari apa yang kita kira, mungkin saat kamu melawannya nanti, makhluk itu sudah lebih kuat dari yang sekarang.

Yoona... Semalam nenek bermimpi, nenek melihat ada seseorang yang akan membantu kamu saat melawan makhluk itu, tidak bisa dijelaskan ciri-cirinya seperti apa, yang terpenting orang itu akan membantu kamu menghadapi makhluk itu, nenek percaya sama kamu, kamu dapat melepas kutukan itu dan melenyapkan makhluk itu.

Untuk menghadapi makhluk itu, kamu diperlukan kepercayaan terhadap orang yang akan membantu kamu, jangan ragu untuk percaya kepadanya. Dan ingat Yoona... Walaupun kamu bisa dibilang keturunan cenayang yang kuat, kamu tidak bisa menghadapi makhluk itu sendirian. Ambillah sebuah benda didalam kotak yang terdapat di lemari baju nenek, gunakan benda itu saat kamu melawan makhluk itu, tancapkan pada kepala makhluk itu dan bacalah mantra yang sudah nenek tuliskan pada kertas disitu.

Setelah membaca surat dari sang nenek, Yoona langsung melipat kertas itu dan menaruhnya pada saku celananya. Gadis itu langsung pergi Kemabli ke lemari sang nenek dan mencari kotak yang dimaksud, saat membukanya, dapat dilihat sebuah benda berbentuk tombak yang sudah di ukir dengan berbagai mantra, Yoona mengambil kertas yang berada disebelah tombak itu dan membawa tombak itu setelah ia merapihkan kamar sang nenek.

"Gimana na? Udah?" Jaemin yang awalnya sedang mencari Yoona langsung menghampiri gadis itu, Yoona menganggukkan kepalanya dan menelfon sang supir agar menjemputnya.

"Sekarang kita mau kemana?"

"Kerumah Niki, gue dapet penglihatan kalau nanti dia bakal nyerang Niki."

[✓]Invisible || Ni-kiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang