[WARNING! kisah ini murni dari imajinasi saya sendiri]
Mengisahkan tentang sebuah perburuan besar antar dua bangsa dunia immortal, klan bangsa Vampire dan pack bangsa serigala, selama 200 tahun memburu Darah pilihan yang akan membuat mereka abadi da...
'Sekat pembatas diantara keduanya, menjadi tempat singgah takdir bersama waktu dijalan cerita yang takk pernah menyapa. dan bertemu diantara kedua rasa, terbawa arus laju berlawanan kenyataan dengan keinginan, membunuh setiap kenangan berharap malam dapat menyembunyikan luka dalam gelapnya'
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading
"Edgar." Ucap Mefta terkejut
Beberapa saat lelaki itu tak merespon apapun, ia masih terus menatap lekat gadis yang tengah dalam dekapan nya itu, seutas senyum terlihat jelas diwajah tampan nya.
"Kau hampir melewati perbatasan Hutan." Ucap Edgar, dan mengalihkan pandangan nya ke belakang Mefta membuat gadis itu sedikit menyergit lalu ikut menoleh kebelakang.
Dan benar, Mefta melihat Hutan diseberang nya itu sangat gelap terlihat berbeda dengan Hutan yang saat ini ia berdiri disana, seperti berbataskan Cahaya yang hanya dapat menyinari Hutan Fallon, sedangkan pekat nya kegelapan memenuhi tiap sudut Hutan diseberang nya, seakan tak ada satu pun Cahaya yang bisa menerobos masuk kedalam nya.
Edgar melepaskan lengan nya yang melingar dipingang Mefta, lalu menarik lembut dagu gadis itu untuk kembali menatap dirinya.
"Kenapa kau menangis?" Tanya Edgar menyipitkan mata nya melihat mata sembab Mefta
Sejenak Mefta tertegun, lalu ia dengan cepat melangkah mundur sembari menghapus air mata dipipi nya, "Tidak ada." Ucap Mefta dengan menunduk.
Edgar menghembuskan nafas panjang, ia bisa mendengar dengan jelas suara yang sedikit bergetar gadis itu, lalu ia sedikit berjalan dan berdiri membelakangi dengan membelakangi Mefta.
"Kau ingin berjalan-jalan denganku? Ada satu tempat yang mungkin kau akan menyukai nya." Ucap Edgar dan kembali menoleh melihat Mefta
Mefta mengangkat kepalanya menatap Edgar dan tersenyum, "Itu terdengar baik." Ucap nya, Edgar tersenyum senang lalu meraih lengan Mefta dan berjalan menuju tempat yang indah.
Beberapa waktu berselang, kedua nya tengah duduk dibawah pohon besar yang lebat memandang lurus pemandangan yang indah tersaji dihadapan kedua nya, Edgar melihat Mefta yang masih diam dengan sorot mata yang kosong, ia membuka jas seragam nya dan memakaikan nya dipundak gadis itu, Mefta sontak menoleh pada Edgar dengan sedikit terkejut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.