Bagian 2: 13. Curhat

250 24 7
                                    

Dwinetra milik Sharga menatap para anggota ZC yang sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Ada yang makan, main kartu, main catur, berbincang-bincang, bercanda, tertawa, main game, bahkan jungkir balik pun ada. Entah intensinya apa.

Sementara Sharga sendiri? Ia hanya dapat melamun di pojok ruangan sambil menatap kosong ke arah layar ponselnya, lebih tepatnya room chat dirinya dan Langit. Sejak keributan tiga hari yang lalu yang menghantarkan pada kandasnya hubungan mereka, dua anak manusia itu sama sekali tidak berkomunikasi. Tidak ada lagi pesan dari Langit yang selalu mengingatkannya untuk makan dan istirahat.

Jujur, hingga detik ini, Sharga merasa sangat bersalah. Tak henti ia menyalahkan diri sendiri akibat perbuatannya yang membuat sang (mantan) kekasih kecewa. Ia benar-benar ingin bertemu dengan Langit kembali, sekadar meminta maaf dan memohon agar mereka tidak lost contact. Namun sepertinya, Langit tidak menginginkan itu. Atau mungkin, gadis itu sedang sibuk "menyembuhkan" dirinya sendiri? Perpisahan bukanlah sesuatu yang mudah, bukan?

Berulang kali Sharga mencoba meneleponnya, namun Langit tak kunjung mengangkatnya. Berulang kali pula ia mengirimkan pesan ke hampir setiap media sosial sang gadis, bahkan e-mail-nya, namun balasan dari Langit tak kunjung ia terima.

Sebetulnya si Simbolon itu bisa saja langsung pergi ke kediaman sang gadis untuk menemuinya, tetapi ia tak yakin Langit akan mau bertemu dan berbicara empat mata dengannya sekalipun ia menghampirinya secara langsung. Kemungkinan lainnya yang akan terjadi adalah bisa saja ia akan langsung diusir oleh sang pemilik rumah. Ah, semua ini memusingkan baginya, membuat kepalanya kembali sakit.

Pada akhirnya, Sharga kembali mengirim pesan ke pujaan hatinya itu. Agak sesak rasanya melihat pesan-pesan sebelumnya sudah terbaca, namun tidak ada satu pun yang terbalas.

 Agak sesak rasanya melihat pesan-pesan sebelumnya sudah terbaca, namun tidak ada satu pun yang terbalas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semenit ... dua menit ... tiga menit. Hingga menit kesepuluh, Sharga kembali mengecek room chat Langit. Ah, belum dibaca juga. Sharga menghela napas kasar, lalu kembali mengirim pesan.

 Sharga menghela napas kasar, lalu kembali mengirim pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lagi, Sharga menunggu sambil menatap langit-langit ruangan tersebut. Beberapa menit setelahnya, sebuah notifikasi masuk ke ponsel pintarnya. Buru-buru Sharga mengecek ponselnya, ternyata pesan yang masuk berasal dari grup salah satu mata kuliah jurusannya. 'Sialan. Mana gak penting lagi isinya!' Sharga mendengkus, kembali membuka room chat-nya dengan Langit. Belum juga dibaca. Kembali ia mengetikkan pesan untuk gadis itu.

STORY OF SHARGA (CERITA DIPINDAHKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang