Bagian 1: 8. Peresmian

68 9 0
                                    

Di bawah kerlap gemintang malam bulan Januari tanggal 25, di hadapan seluruh anggota yang berbaris rapi dengan mengenakan jaket berlogo ZC kebanggaan mereka, Chris mengikrarkan bahwa ia telah memasuki masa purnabaktinya setelah 4 tahun memimpin organisasi tersebut. Kini, ia akan menjadi anggota biasa seperti mereka yang berbaris di hadapannya. Ia mengumumkan hal berat tersebut dengan penuh wibawa, pun senyuman ala seorang Chris yang dapat menenangkan siapa saja yang melihatnya. Beberapa anggota bahkan terlihat tak rela.

Sementara itu, Sharga berdiri dengan penuh antisipasi di barisan, khidmat mendengar tiap kata yang keluar dari mulut Chris di depan.

"Setelah ini, kalian akan dipimpin oleh leader baru yang pastinya beribu-ribu kali lebih baik daripada gue, pun dengan sistem yang baru.

"ZC nggak akan berubah, hanya ketua dan sistem kepengurusannya aja yang agak sedikit berbeda dengan yang sebelumnya. Hal ini juga udah berulang kali gue diskusikan dengan yang bersangkutan, dan gue udah menyetujui pengajuan perubahan sistem kepengurusan kita."

Kedua mata Chris yang berbinar diterpa cahaya lampu penerangan di halaman belakang basecamp ZC seolah menatap satu per satu anggota di hadapannya, memastikan tiada yang tertinggal.

"Dan gue harap, kita semua bisa bekerja sama dengan baik dengan ketua yang baru nantinya. Gue harap, kalian bisa menerima orang yang udah gue pilih dengan lapang dada, pun dengan hati yang senang. Perlakuin dan hormatin dia sebagai ketua dalam tim, pun sebagai saudara. Karena gue percaya, dia bisa bawa ZC lebih tinggi dan lebih baik lagi dari sekarang."

Para anggota ZC yang belum tahu-menahu soal ketua mereka yang baru saling memandang, bertukar raut wajah penasaran. Beberapa di antaranya bahkan saling berbisik, mencoba menerka siapakah yang akan menggantikan posisi Chris.

"Psst."

Sharga yang tiba-tiba berkeringat dingin karena gugup sontak teralihkan atensinya. Ia melirik seorang kawan, Farhan, di sebelahnya yang mencondongkan tubuh, berbisik di telinganya,

"Menurut lo siapa, Ga, yang gantiin Chris?"

Sharga hampir tersedak angin mendengar pertanyaan Farhan. Ia berdeham, membersihkan tenggorokan karena pertanyaan itu justru membuatnya makin gugup dan salah tingkah. "Ya ... gak tau?" Sharga membalas seadanya, kembali fokus ke Chris di depan sana.

"Setelah ini, gue bakal umumin next leader kita yang akan mimpin ZC selama empat tahun ke depan."

Jantung Sharga semakin berdebar rasanya. Uh, padahal ia sudah mengantisipasi hal ini. Namun, tetap saja ia merasa gugup.

"Kalo menurut gue ... mungkin Theo."

Ah, sial. Ucapan Farhan membuat Sharga semakin tak karuan di tempatnya. Pemuda Simbolon itu menghela napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan, berusaha tenang dan fokus ke depan sana.

"Theo kan deket sama Chris, atau ngga Reㅡ"

"Sharga Simbolon, maju ke depan."

Deg.

Sharga dapat merasakan waktu seolah terhenti kala namanya disebut oleh Chris. Tak sampai situ, ia juga dapat merasakan atmosfer "berbeda" di sekelilingnya. Para anggota ZC memandangnya takjub setengah tidak percaya, termasuk Farhan.

"Ga ...?" Suara takjub bercampur kaget dan tak percaya milik Farhan menyadarkan lamunan dan "kebekuan" sesaatnya. Sharga mengedipkan kedua matanya beberapa kali, refleks atas kegugupannya, lantas melempar senyum canggung ke Farhan sebelum melangkah ke barisan depan.

Sharga dapat merasakan bagaimana kini seluruh atensi tertuju padanya. Beberapa nampak berbisik, saling berbagi keterkejutan. Bisik-bisik itu tak sampai di rungunya, namun yang pasti, mereka jelas kaget karena biasanya Sharga tak akan sudi menduduki jabatan sepenting itu. Beberapa lagi bertepuk tangan pelan, menggelengㅡtentu masih tak percayaㅡdengan tatapan yang terus mengarah pada tiap langkah si Simbolon menuju baris terdepan. Sisanya? Memberi pujian, semangat, ataupun menggoda, yang hanya dibalasnya dengan senyuman canggung.

STORY OF SHARGA (CERITA DIPINDAHKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang