Bagian 4: 33. Pencarian: Dimulai!

192 7 0
                                    

Suasana di ruangan itu terasa panas, padahal suhu ruangan diatur sedemikian rendah. Orang-orang yang ada di dalamnya fokus menyimak tutur demi tutur sang tuan di hadapan mereka dengan layar besar yang menampilkan data jua potret diri seseorang; target mereka. Beberapa di antara para pemuda itu mencatat pun memotret poin-poin penting di ponsel. Wajah mereka serius, mendengar apa yang menjadi penyebab ketua mereka mengadakan rapat besar mendadak dan mendeklarasikan "tugas negara" yang telah menuntut 'tuk dikerjakan.

Sang ketua melangkahkan kaki mendekati tempat di mana mereka duduk. Sorot matanya setajam belati, seolah siap menerkam siapa pun yang mengganggu atau menghalangi.

"Dua jam dari sekarang, setiap divisi susun strategi untuk nyari Kaleo Abraham di tempat bertugas masing-masing. Kita start jam satu siang, sesuai arahan ketua divisi dan berpegang sama data yang ada tentang target. Gue bakal ikut Divisi Selatan, Gara di Utara."

Dwimanik Sharga menatap nyalang ke tiap manusia di hadapannya. Jemarinya terkepal kuat, benar-benar tak sabar 'tuk habisi targetnya. Bagaimanapun caranya, mereka harus menemukan manusia bernama Kaleo Abraham yang wajahnya kini terpampang jelas di layar besar.

"Yang berhasil nemuin target duluan, langsung hubungin gue. Gimana pun caranyaㅡgue gak peduli kalo lo harus ngehajar itu orang duluㅡtapi gue mau, lo bawa target ke basecamp dalam keadaan sadar dan hidup. JELAS?!"

Para pemuda di hadapannya mengiyakan dengan serempak. Setelahnya, Sharga memerintahkan mereka untuk bergabung dengan divisi masing-masing, menyusun strategi pencarian. Sharga sendiri segera bergabung dengan Divisi Selatan yang dipimpin oleh Ares.

***

"Duh, jadi grogi. Ada leader di sini."

Sharga terbahak pelan mendengar tuturan Ares yang jelas ditujukan untuknya. Pemuda itu menggeleng. "Sekarang lo leader-nya, gue bakal dengerin dan ikutin semua perintah dari lo."

Ares ikut tertawa, terlihat gugup namun tetap (berusaha) percaya diri.

"Jadi, strategi lo apa?" Setelah tawanya reda, Sharga langsung bertanya ke inti pembicaraan. Mendadak suasana kembali serius. Seluruh anggota Divisi Selatan pun menatap Ares, menunggu jawabannya.

Ares menatap mereka satu per satu dengan tatapan tegas. "Gue kepikiran beberapa rencana ... mungkin bisa kita pake pas gerak nanti."

"Go on."

Setelah dipersilakan oleh Sharga, Ares membuka tutup spidol hitam yang sejak tadi ia pegang, lalu fokus ke kertas besar di atas lantai di hadapan mereka dengan gambar peta sederhana. Pemuda itu mulai menjelaskan sembari mencorat-coret di sana, disimak oleh anggota lainnya. Tentu sesekali Sharga atau anggota lainnya izin menyelaㅡsesuai kesepakatan sebelumnya, di mana tiap anggota boleh menyela untuk bertanya atau memberi saran, asalkan izin terlebih dahuluㅡdemi lancarnya pergerakan mereka nanti.

Sharga mengangguk, merasa bahwa beberapa strategi yang disiapkan oleh Ares cukup efektif. Pemuda satu itu memang berbakat dalam hal menyusun strategi seperti ini, ia selalu punya banyak cara dan rencana yang cemerlang.

Pantas jago bermain gim yang berkaitan dengan strategi.

"Gue ulang, ya. Gue sama Miko dan Farhan; Sharga, Seth, dan Ansel, kalian bertiga; Sean, Eldo, Rey, kalian barengan; Abe, lo sama Dean dan Raka; Jordi, lo sama Gege dan Faras. Semua udah kebagian, kan? Habis ini, kita mencar ke titik-titik yang udah disepakatin.

"Dan inget, jangan mencolok. Anggep aja lo lagi jalan-jalan, sambil makan dan ngopi juga gak masalah. Kalo plan A gagal, kita langsung ke plan B, termasuk strategi penyergapan yang otomatis ikut berubah."

Sharga dan anggota Divisi Selatan lainnya mengangguk, mengerti.

Ketika jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, seluruh anggota ZC segera bersiap untuk melakukan pencarian. Tak lupa, Sharga berterima kasih kepada Lilianeㅡkakak perempuan Garaㅡsebab telah membantunya menjaga Nara. Setelahnya, Sharga memerintahkan kawan-kawannya untuk melakukan pencarian terlebih dulu, sementara dirinya akan segera menyusul, sebab ia harus mengantar Liliane pulang dan tentu, membawa Nara ke tempat ibunya tinggal sesuai janjinya.

Tak menunggu waktu lama, rombongan ber-leather jacket hitam pun berlogo ala ZC itu pun sudah menyebar ke titik pencarian masing-masing sesuai rencana.

Kaleo Abraham benar-benar sedang berada dalam bahaya.

***

STORY OF SHARGA (CERITA DIPINDAHKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang