『𝐈𝐈』𝐈𝐌𝐌𝐎𝐑𝐓𝐀𝐋 ✓

💎; eksekusi

_I M M O R T A L_

Note:
'zaazzz'  suara kuasa teleportasi.
'AAUUUUU..!'  suara longlongan serigala
'slak'  suara cabikan / cakaran

Itu aja, heppy reding:)

.
.
.

"Kalian hati hati."

Yoshi, Doyoung, Junkyu dan Jaehyuk mengangguk mendengar wejangan dari Hyunsuk.

"Dobby hyung, jangan sampai terbongkar yah.." pesan Ayden.

Dibalas anggukan oleh Doyoung.
"Iya." Ucapnya singkat.

Dan setelah itu Junkyu bersiap untuk menggunakan kuasa teleportasinya untuk membawa mereka berempat ke perbatasan.

"Hati hati hyung!"

Zaazzzz..

Angin berhembus meninggalkan reruntuhan dedaunan yang tertiup angin.

"Hah... Gue makin khawatir.." ucap Hyunsuk tak tenang.

"Tenang aja hyung, ada yeonjun hyung kok disana.." balas Haruto.

"Semoga aja gak ada pertumpahan darah.." gumam Asahi khawatir.

"Udah ayo kita masuk.." ajak Jeongwoo pada yang lain.

Dan satu persatu dari mereka masuk kembali ke rumah. Tapi baru saja di akan melangkah masuk, tiba tiba Haruto berhenti.

"Akh!" Erangnya tiba-tiba.

"Eh too lo kenapa?!" Tanya Jeongwoo panik.

"Hyung gak papa?!"

"Tono lo kenapa?!"

Haruto menjambak rambutnya sendiri guna menghilangkan rasa sakit dikepalanya. Bayangan yang akan terjadi detik berikutnya berputar didalam kepalanya.

"Ssh.. g-gawat!"

|||

Yoshi, Junkyu, Jaehyuk dan Doyoung kini tiba di hutan belantara yang menjadi pembatas antara dunia manusia dan dunia makhluk Immortal.

"Hati hati, kayanya disini banyak serigala liar.." peringat Yoshi sebelum mereka melewati pembatas.

Junkyu, Jaehyuk dan Doyoung mengangguk mantap. Lantas mereka melangkah melewati pembatas. Tidak jauh berbeda, hanya saja dunia Immortal lebih dingin dari dunia manusia.

Mereka berempat melangkah dengan hati hati menyusuri hutan. Merasa tak tenang, kepala mereka siaga toleh kanan toleh kiri untuk berjaga-jaga.

"Perasaan gue gak enak.." celetuk Junkyu tiba tiba.

Mendengar itu Yoshi tiba-tiba menghentikan langkahnya, membuat yang lain menatapnya bingung.

"Kenapa hyung?" Tanya Jaehyuk khawatir.

Bagaimana tidak? Jarang sekali seorang Yoshinori memasang wajah datar dan dinginnya. Dan jangan lupakan tatapan mematikan itu yang membuat sekujur tubuh mereka merinding.