🍁 Tentang Kak Anya 🍁

465 21 2
                                    

🍁🍁🍁

Bukan tanpa alasan seorang Anya Sagita berbuat kayak gini. Mengganggu dan menindas orang-orang yang bikin masalah sama dia. Semuanya atas dasar balas dendam.

Dendam lama pada seseorang yang merubah hidupnya.

Dulu Anya itu pendiam sekali. Terlalu pendiam, polos, dan penurut sehingga mudah buat ditindas.

Waktu dirinya masih SMP Anya pernah jadi korban bullying. Dan pelakunya adalah teman sekelasnya sendiri. Waktu itu Anya yang polos dengan mudahnya mau disuruh-suruh sama si pelaku. Gak pernah ngelawan atau menentang walau permintaannya kadang aneh-aneh.

Selama tiga tahun Anya selalu sabar. Dan setelah dirinya lulus, Anya bertekad. Dia mau berubah. Gak lagi jadi anak pemalu, gak lagi jadi orang bodoh.

Maka saat masuk dunia SMA Anya mulai ubah penampilan. Dari yang tadinya cuma gadis biasa dengan rambut diikat dua, sekarang jadi gadis yang mempesona dengan rambut tergerai.

Wajah yang biasanya dia tundukkan ketika berjalan, sekarang diangkat dengan penuh percaya diri, menimbulkan aura berbeda dari Anya yang sebelumnya.

Tapi sayang, Anya yang sekarang sedikit emosional. Emosinya mudah tersulut walau dengan hal-hal kecil. Juga, cara Anya dalam lampiaskan emosinya sedikit kurang tepat.

Anya yang sekarang jadi sedikit nakal, sering ganggu siswa-siswi yang menurutnya menyebalkan. Apalagi kalau penampilan orang itu tipikal yang cocok buat jadi bahan bully. Anya bakal lebih senang buat menindas.

Awalnya memang cuma iseng, pengen orang lain juga rasain apa yang dia rasa dulu. Tapi lama-lama itu jadi sebuah kebiasaan, sebuah kesenangan ketika dia melihat orang-orang itu menderita karena ulahnya.

Terkesan jahat sih, tapi dalam lubuk hatinya yang paling dalam Anya sering kali merasa bersalah. Dia bakal nangis sendirian di pojok kamar ketika malam, meminta maaf banyak-banyak pada semua orang yang udah dia ganggu. Bertanya-tanya dalam dirinya kenapa dia bisa jadi monster yang sangat dia benci.

Tapi keesokan harinya, dia ulangi kesalahan yang sama. Terus seperti itu sampai sekarang.

"Bolos gak ajak-ajak. Sombong," Mitha pasang muka pura-pura ngambek waktu Anya masuk kelas. Jam istirahat hampir berakhir dan Anya baru balik ke kelas setelah bolos 2 jam pelajaran.

Yang diomongin cuma acuh, jalan ke bangkunya yang ada di pojok paling belakang dan duduk di atas mejanya.

"Gak ada niat bolos. Cuma tiba-tiba pengen ke kantin aja," ucap Anya beralasan.

Mitha dan Devi saling pandang, sama sama meragukan ucapan Anya.

"Masa?" Mitha tatap gak percaya, sedikit dongak karena posisi dia duduk di kursi sedang Anya di atas meja.

Devi juga sama, tatap Anya gak percaya.

"Beneran, suer!" Anya angkat jari telunjuk dan jari tengahnya, meyakinkan.

Dan Mitha cuma angguk-angguk sok percaya, "Iya deh iya percaya."

"Ya memang harus percaya."

"Btw si culun belum kesini. Jangan-jangan dia ingkar janji," ucap Mitha, ganti topik obrolan.

"Tenang aja Mitha, udah gue panggil." Devi jawab dengan wajah bangga.

Mitha dan Anya kernyit bingung. Dan gak lama yang diobrolin nongol depan pintu, langsung masuk dan hampiri mereka.

"Tuh anaknya dateng," Devi tunjuk Gala yang baru aja sampai dengan dagunya.

Dan Gala menunduk ditempatnya, "Maaf kak, aku telat."

--My Culun Boy--Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang