🍁 Gagal Modus 🍁

203 11 0
                                    

Sampai di tempat tujuan, Gala sama sekali gak nampilin raut wajah bahagia. Wajahnya cemberut total. Masih bete, karena nyatanya, adegan romantis tentang dirinya dan kak Anya di bus gak pernah terwujud.

Iya, gak ada adegan sender-senderan atau adegan romantis lainnya. Kak Anya tidurnya gak heboh, cuma diam disatu posisi tanpa gerak sedikitpun.

Yah, gagal modus deh :(

"Weh ngapa itu muka ditekuk mulu? Happy dong, kan kita mau seneng seneng!" Rian rangkul bahu Gala terlalu bersemangat sampai-sampai Gala sedikit terhuyung ke depan.

Tapi Gala gak tanggapi, cuma liat Rian sekilas lalu setelahnya kembali meratapi nasib. Duh, lebaynyaa.

"Woy culun! Bawain tas kita cepet!!"

Suara yang cukup keras itu bikin lamunan Gala buyar. Dan baik Rian maupun Gala sontak menoleh ke sumber suara. Disana kak Devi kasih sinyal supaya Gala mendekat.

Rian yang tampaknya mulai paham situasi cuma angguk-angguk paham, "Oohh Lo sedih gara-gara mereka ya? Duh Galaa kapan sih mereka mau berhenti gangguin Lo?"

"Udah ya Rian aku kesana dulu," Gala lepas rangkulan Rian dan langsung lari ke tempat kak Anya, sama sekali gak peduli pada Rian yang sekarang lagi kesel karena pertanyaannya dibiarkan menguap begitu saja tanpa jawaban.

"Tinggalin aja gue, tinggalin. OOASU!!"








"Nih bawain!"

Tiga tas dengan ukuran cukup besar itu langsung diserahkan ke Gala tanpa aba-aba. Dan itu jelas buat Gala kewalahan.

"Yang bener bawanya." Mitha menimpali.

Tapi disini kak Anya diem aja, keliatan lagi berpikir dan gak lama dia kembali ambil alih tas-tas itu, kembali kasih tasnya ke Mitha sama Devi.

"Loh An, kok..."

"Bawa sendiri aja, masih bisa kan?"

"Tapi Anya..."

"Kalo gak mau bawa tinggalin aja tas nya disini, gampang."

Devi sama Mitha dibuat melongo, apalagi sekarang Anya langsung pergi buat gabung sama siswa lainnya dengan suruh Gala buat ikut dibelakangnya.

"Mit, si Anya aneh gak sih?"

"Banget, Dev."

Devi sama Mitha saling pandang, temen mereka beneran aneh akhir-akhir ini. Dan mereka berdua tentunya cukup peka dengan perubahan itu.

Devi mungkin gak ambil pusing, tapi Mitha gak begitu.

"Kayaknya gue harus cari bukti buat meyakinkan dugaan gue."
















"Kak Anya hehe..."

Kak Anya mendelik sinis sekali, sudah dia duga Gala bakal mikir yang macem-macem soal dia perkara tadi.

"Apa senyum-senyum gitu?" karenanya Gala langsung di gas sama kak Anya. Tapi apalah daya, Gala udah kebal. Jadi bukannya takut, ini malah cengengesan.

"Hehe makasih udah bantuin aku tadi,"

"Apasi siapa juga yang bantuin Lo." sewot kak Anya.

"Duh gak usah pura-pura gitu ah. Bilang aja kakak gak mau aku kesusahan buat bawain barang-barang tadi. Iya, kan?" Gala mengerling jahil. Jailin kak Anya udah jadi aktivitas favoritnya. Bahkan Gala total abai sama sekitar—sama orang-orang yang liatin dia ngeri-ngeri sedep, karena hey! Gak ada orang yang berani bercandain kak Anya kayak gitu selain dua ajudannya.

--My Culun Boy--Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang