🍁 Rumah 🍁

219 10 0
                                    

🍁🍁🍁

"Inget ya, gak usah ngomong aneh-aneh! Diem aja kalo bisa." untuk kesekian kalinya kak Anya memperingatkan. Dia gak mau kalau mama nanti jodoh-jodohin dia sama Gala kayak waktu itu.

Gala ngangguk patuh, senyum, "Iya, kak."

Selanjutnya kak Anya buka pintu ruang rawat mama, masuk ke dalam bersama Gala dibelakangnya.

"Mama," kak Anya senyum tipis, hampiri mama yang lagi duduk ditepi ranjang sambil lipat baju, selang infusnya udah dilepas—hari ini waktunya mama pulang dari rumah sakit.

Tapi bukannya dapat sambutan dari sang mama, dirinya malah diabaikan. Karena mama langsung berdiri, lewatin dia gitu aja dan sedikit lari buat peluk Gala.

"Ya ampun Galaaa, kok gak bilang sih mau ikut kesini?" mama sedikit goyangkan tubuh mereka ke kanan ke kiri dalam pelukan. Kangen sekali dengan anak dipelukannya ini.

"Hehe...iya tante," Gala cuma cengengesan aja. Inget kata kak Anya, harus ngomong seperlunya.

"Ma, anaknya disini loh. Malah dikacangin," kak Anya merengut. Mamanya masih asik pelukin anak orang. Dirinya kena kacang untuk yang kedua kali semenjak Gala ketemu mama. Sebel.

"Udah diem. Mama kangen nih sama Gala. Kalo kamu sih, tiap hari juga ketemu."

"Ish, mama!" kak Anya ngerucutin bibir, kelepasan nunjukin sisi manjanya ke mama didepan Gala. Dan itu sukses buat mama maupun Gala ketawa gemas.

Apalagi Gala yang pertama kali liat sisi kak Anya yang begini, gemas setengah hidup.

"Tante udah mau pulang?" Gala bertanya setelah mama lepas pelukan. Dia sempat lirik tas lumayan besar yang ada diatas ranjang tadi.

Mama mengangguk, "Iya Gala. Gala ikut ke rumah, ya?"

Tentunya Gala langsung mengangguk dengan penuh semangat, "Iya tante!"

"Ma, ngapain ajak dia ke rumah?" Anya menyela gak terima. Apa-apaan ngajak dia ke rumah? Memangnya dia ini siapa? Mama sok akrab sekali.

"Ya gak papa dong, suka-suka mama."

"Ish!" kak Anya merengut lagi, kali ini sambil lipat tangan didepan dada dan buang muka ke arah lain. Kesalnya luar biasa.

Dan lagi, mama dan Gala cuma bisa ketawa aja liat tingkah merajuk Anya yang sungguh menggemaskan.

"Oh iya tante, Gala cuma bawa buah ini aja." Gala ulurkan tangannya yang sejak tadi membawa sekantong buah-buahan yang dibelinya tadi.

Mama segera ambil alih kantongnya, "Ya ampun, padahal gak usah repot-repot loh, nak. Makasih ya?"

Gala mengangguk sekali disertai senyum, "Sama-sama, Tante."

Terus selanjutnya, dilanjut sama kegiatan bantuin mama kemas-kemas barang dengan disertai obrolan ringan.













Dan sekarang, Anya total kesal. Mama dan Gala jalan didepan, dengan mama yang rangkul pundak Gala penuh sayang. Asik mengobrol berdua yang Anya sendiri gak tau mereka lagi ngobrolin apa. Sedangkan dirinya berjalan sendiri dibelakang, dengan membawa tas isi baju ganti mama. Menyebalkan!

Terlebih dia gak bisa protes, berakhir cuma mendengus dan melontarkan beberapa umpatan dan makian untuk Gala didalam hati.

🍁🍁🍁

Sampai di rumah pun, kekesalan Anya belum juga reda. Mama terus menempel dengan Gala sepanjang waktu. Dia terus kena kacang sedari tadi.

Anya bukannya cemburu karena mama yang lebih memilih sama Gala dibandingkan dirinya. Dia gak masalah dengan itu dan sama sekali gak keberatan, sumpah!

--My Culun Boy--Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang