🍁 Malam Keakraban 🍁

233 8 0
                                    

🍁🍁🍁

"Kemana aja jam segini baru pulang?"

Gala balik badan setelah tutup pintu, dan dapati kak Gara yang lagi menyender dipinggir sofa sambil bersidekap dada. Tatapannya tajam betul, tapi Gala sama sekali gak takut.

Wajar aja sih kak Gara marah. Jam delapan malam Gala baru pulang ke rumah. Dan lagi, dirinya gak kasih kabar sama orang rumah kalau mau pulang telat hari ini.

Kan bikin orang khawatir aja.

"Aku habis main. Bunda mana?" Gala lirik ke belakang kak Gara. Biasanya bunda yang selalu menyambut, tapi sekarang dia gak menemukan bunda dimanapun.

"Bunda lagi pergi sama papa. Jadi sekarang Lo tanggung jawab gue," ucap kak Gara yang langsung diangguki tanda mengerti oleh Gala.

"Oh, yaudah. Aku ke kamar dulu," lalu jalan melewati kak Gara dan menuju tangga. Tapi baru aja kakinya menapak di anak tangga pertama, kak Gara kembali ucap.

"Heh! Diam ditempat." lebih seperti perintah.

Dan karenanya Gala berhenti melangkah sejenak lalu berbalik, "Apa?"

"Lo pergi sama tuh cewek kan?"

Gala putar bola mata, jengah sekali tentang bahasan kak Gara yang selalu saja soal ini. "Cewek siapa sih kak?"

"Jangan sok gak ngerti."

Hela napas sebentar sebelum jawab, "Hhh emang kenapa sih kalo aku deket kak Anya? Salah emangnya?"

"Salah. Jangan jadi orang bego. Jangan mau kalo dibully orang."

"Aku gak dibully!"

"Hoo enggak? Terus laporan Rian selama ini apa? Bohong?"

"Ish!" Gala mencebik. Setelahnya pilih buat gak tanggapi ocehan kak Gara dan lanjut naik ke lantai atas.

"Dengerin kata abang, cewek itu gak baik buat Lo!"

"Yayayaa..."

🍁🍁🍁

"Kepada seluruh siswa-siswi kelas 10 dan 12 diharapkan untuk berkumpul di aula. Sekali lagi kepada seluruh siswa-siswi kelas 10 dan 12 diharapkan untuk berkumpul di aula. Terimakasih."

Suara yang asalnya dari pengeras suara yang terpasang disemua kelas, itu cukup buat Gala yang lagi sibuk catat materi alihkan fokus.

Beralih tatap kesamping lalu tanya Rian, "Ada apa?"

Yah, biasanya Rian selalu update kalau soal begini.

Dan tentunya kali ini pun, Rian sudah tau. "Katanya kita bakal liburan."

"Liburan?"

"Emm bukan liburan sih. Yah pokoknya liat aja nanti deh. Nanti juga Lo ngerti sendiri."

Walau masih bingung Gala tetap mengangguk, membiarkan rasa penasarannya terpendam untuk beberapa saat.


















Dan sekarang, rasa penasaran Gala terjawab.

Ini sering disebut acara makrab atau malam keakraban. Merupakan acara rutin yang diselenggarakan oleh para siswa kelas 12 SMA Wijaya untuk menyambut adik kelas baru mereka.

Acaranya beragam setiap tahun. Biasanya akan diselenggarakan di sekolah, pantai, atau bahkan puncak gunung. Dan tahun ini, mereka pilih tema alam bebas. Sebuah bumi perkemahan. Katanya hari Sabtu ini mereka akan berangkat, dan Gala bersemangat sekali untuk itu.

"Waahh aku harus ikut pokoknya!"

"O ya harus. Bakalan seru ini- eh mau kemana?"

Gala main pergi gitu aja disaat Rian belum selesai dengan kalimatnya. Dan saat tau arah tujuan Gala, Rian cuma tatap dia malas.

"Kak Anya!" Gala samperin kak Anya yang lagi berdiri fokus dengerin pembicara di depan.

Kak Anya menoleh, mengangkat alis seolah tanya ada urusan apa bocah ini hampiri dirinya.

"Kakak ikut juga, kan?" ini Gala bertanyanya semangat sekali. Bahkan kedua tangannya sampai mengepal saking excited nya.

Sedang sang lawan bicara tatap dengan wajah malas, "Emang kenapa kalo gue gak ikut?"

"Yah ... Gak bakal seru kalo gak ada kakak." dan Gala langsung merengut, menunduk ke bawah dengan bibir yang mengerucut. Tangannya meremat satu sama lain.

Dan itu sumpah bikin orang lain yang melihatnya gemas. Termasuk kak Anya yang -gak tau kenapa- tangannya terulur buat usak rambut bocah didepannya ini diiringi dengan tawa kecil. "Haha gue ikut kok."

"Kak ..." dan Gala total membeku ditempat. Tatap kak Anya dengan raut gak percaya, walau dalam hati dirinya senang bukan main dapat perlakuan begini dari sang pujaan hati.

Sadar dengan apa yang dilakukan, kak Anya langsung buru-buru tarik tangannya. "Ekhem! Sorry, gak sengaja."

"Gak papa kok." senyum Gala mengembang, menunduk malu-malu dengan sesekali lirik kak Anya yang tampak salah tingkah.

.
















Oke, sekarang Anya bingung. Bertanya-tanya kenapa bisa dia lakukan hal itu. Dia tatap tangannya sendiri dengan tatapan horror. Lalu setelahnya bergedik geli saat mengingat apa yang baru saja tangannya lakukan.

"Kok bisa sih gue kayak gitu?"

Masih gak habis pikir. Tadi itu benar-benar diluar kuasanya.

Dirinya terus mengomel, sampai-sampai Devi dan Mitha yang baru aja datang dari kantin mengernyit bingung. Mereka saling pandang, saling bicara lewat tatapan mata sampai akhirnya pilih buat hampiri kawan mereka.

"Anya, Lo kenapa?" ini Devi yang tanya, sambil duduk di bangkunya dengan posisi menghadap ke samping.

Yang ditanya sedikit tersentak, langsung mendongak dengan wajah kikuk. Setelahnya menggeleng pelan, "Hah? Enggak, gak papa."

Lagi, Devi sama Mitha saling pandang, sama sama merasa bingung dengan tingkah kawannya ini.

Tapi Mitha pilih buat gak terlalu ambil pusing, dan lanjut buka topik obrolan baru. "Oh iya, buat persiapan makrab kita suruh bocah itu aja buat urus. Iya gak?"

"Setuju! Sama sekalian biar dia yang bawain barang-barang kita." timpal Devi, Mitha angguk setuju.

"Gimana An?" Devi sedikit senggol lengan Anya saat gadis itu gak juga memberi jawaban.

Anya lagi melamun tadi. Dan disenggol tiba-tiba kayak gitu buat dia main angguk-angguk aja tanpa tau konteksnya apa. "Oke, atur lah!"

"Siap!"

🍁🍁🍁

To be continued...
04/04/22

Cuma sedikit. Pikiranku buntu buat nulis narasinya (╥﹏╥)






By the way, Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan (◍•ᴗ•◍)✧*。

--My Culun Boy--Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang