12

576 82 8
                                    

double update karena pengen aja <3 (harusnya pas valentine kmrn hzhzhz gomen)











• • •













Kelas yang [Name] ajar berlangsung selama 2 jam penuh. Pada awalnya ia sedikit canggung, tetapi ia sangat berterima kasih kepada murid-murid lainnya yang membantunya. Karena setelah ia memberitahukan bahwa ia sesungguhnya merupakan seorang pelajar juga, metode pengajarannya menjadi lebih santai karena terasa seperti belajar bersama dengan teman-teman seumurnya. Walau begitu, ia tetap profesional dan menjaga batas antara sebagai seorang 'pengajar' dan 'teman belajar'.

Karena kelas sudah usai, sudah banyak siswa yang keluar dari ruangan. Setelah merapikan barang-barangnya, ia berjalan menuju ruangan dosen. Di sana, ia melihat Emma yang sedang berbicara dengan seseorang yang sepertinya juga merupakan pengajar di kampus.

"[Name]!" Yang dipanggil pun menghampiri.

"Profesor Collins, ia adalah Nona Herder yang menjadi pengajar sementara. Dan [Name], beliau adalah Profesor Collins yang menjadi pengajar ekonomi."

"Senang bertemu dengan anda." [Name] sedikit membungkuk kepadanya.

"Semoga anda nyaman selama mengajar di sini, ya."

"Tentu saja."

Basa-basi dengan Profesor Collins tak berlangsung lama. Sesudahnya, sang puan merapikan barang-barangnya. Tak lama muncul William yang sepertinya belum berkeinginan untuk pulang.

"William, apa kamu masih akan di sini?"

"Iya, aku rasa aku akan pulang agak telat. Jika [Name] ingin duluan, silakan saja. Nanti tolong beritahu Louis agar ia tidak khawatir."

"Kalau begitu, aku duluan, ya." Tetapi langkahnya dihentikan oleh Emma yang meminta untuk ditunggui. Setelahnya, mereka berdua berjalan bersama keluar. Karena Emma memiliki urusan lain, maka mereka berpisah jalan.

Karena teringat ingin membalas kebaikan Louis, [Name] memutuskan untuk pergi ke kota. Tanpa ia ketahui, Dean ternyata mengikutinya dari belakang.

"[Name]~ tadi sudah kubilang untuk menungguku, kan?"

"Dean!" sang pemiliki nama sedikit terperanjat karena kehadiran insan lain yang tak disadari. "Maaf, tadi sedang terburu-buru."

"Karena dirimu, akan kumaafkan!" Dean mengacungkn jempolnya. "Kau ingin kemana?"

"Aku ingin melihat-lihat saja, dan ada sesuatu yang ingin kubeli."

"Hm... karena aku senggang dan memiliki pribadi yang baik, aku akan menemanimu!"

"Sesukamu saja."

Keduanya asyik berbincang hingga sampai di tujuan. Dean memang seseorang yang ramai dan selalu bicara, dan [Name] juga ikut menyetujui perkataan Emma yang menyebutkan bahwa ia mengesalkan. Terkadang ia suka mengejek walau dalam artian bercanda, tetapi tetap saja orang akan merasa kesal.

"Memang apa yang kamu cari?"

"Temanku selalu menolongku, dan aku ingin membalas kebaikannya."

"Hee..."

Si puan kembali mengingat hal apa yang Louis suka. Jika diingat-ingat kembali, ia belum terlalu mengenalnya walau mereka berada di dalam satu rumah. Ia menjadi merasa bersalah.

"Hah... aku bahkan tak tahu apa yang ia suka."

Dean mengusap-usap dagunya. "Dibanding yang disukai, mungkin sesuatu yang berhubungan dengannya? Maksudku, seperti jika kamu melihatnya, kamu akan teringat dengannya."

promise | louis j. moriartyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang