18

261 38 6
                                    

A/N: (delete soon) GUISEEEE ini ttp aku lanjut kok, maaf bgt baru lanjut lg pdhl niatnya pas libur semester tp ak banyak kegiatan (sok sibuk) hshshshsy

makasih banget buat yang masih stay baca, pls enjoy! 🫶

makasih banget buat yang masih stay baca, pls enjoy! 🫶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bjir cakep bgt gimana kalo kita menikah 😁🫵






























Bohong jika [Name] tak berhenti memikirkan tentang kertas itu.

"Terima kasih sudah mengikuti ujian dengan baik. Selamat menikmati libur semester kalian."

Banyak hal yang perlu ia tanyakan, terutama terhadap ketiga orang tersebut.

Dengan Louis yang menjadi pilihan pertamanya.

Ia sempat mencurigai gerak-gerik dari ketiganya, tetapi ketiga dari mereka tidak ada satu pun yang memperlakukan dirinya berbeda dari biasanya.

Entah karena ia merasa bahwa dirinya memang bukan target dari mereka, atau mereka juga ikut berhati-hati atas kehadiran dirinya.

Lantas jika mereka merupakan seorang pembunuh, mengapa dari awal William mengajaknya untuk menjadi pengajar pengganti dan memberinya akomodasi gratis?

Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang terus bermunculan di kepalanya hingga saat ini.

Sekarang [Name] keluar dari kelas yang baru saja ia awasi ketika ujian. Universitas sedang dalam masa ujian, mengingat sebentar lagi mereka akan memasuki musim panas.

[Name] juga diingatkan oleh waktu, bahwa ia sudah berada di Inggris dalam waktu yang cukup lama.

Walau begitu, waktu yang dirasa juga cukup singkat jika diingat dengan banyak kejadian yang telah ia alami.

Untuk sekarang, ia memilih untuk fokus menyelesaikan tugasnya saat ini sebagai pengajar. Setelah merapikan kertas ujian, ia keluar dari kelas. Ketika ia sedang menuju ke ruang para pengajar, ia berpapasan dengan William yang sepertinya juga baru saja selesai menjadi pengawas.

Ia bersama dengan seorang pria berambut biru gelap. Ia tidak berpakaian rapi seperti pria pada umumnya, hanya mengenakan kemeja putih dan setelan jas hitam seadanya. Bahkan tidak memakai kaus kaki dengan sepatunya.

Kesan pertama yang [Name] dapat katakan mengenai pria ini, ia merupakan orang yang... bebas.

"William."

"[Name]. Bagaimana tadi saat ujian?"

"Berjalan dengan lancar. Bagaimana denganmu?"

"Sama sepertimu. Hanya saja aku sekarang memiliki tamu yang tak disangka." ujar William.

"Tamu...?"

Pria tersebut melambaikan tangannya ke [Name], dengan maksud sapaan kepada wanita itu. [Name] membalasnya juga dengan lambaian yang sama. Pria itu kemudian mengulurkan tangannya sebagai tanda untuk berkenalan.

promise | louis j. moriartyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang