"Baik, kalau begitu rapat selesai. Sampai jumpa minggu depan."
[Name] merenggangkan badannya, hampir dua jam para pengajar melakukan rapat untuk persiapan ujian akhir semester. Tak terasa sebentar lagi sudah akan memasuki musim panas.
Yang artinya keluarga Moriarty akan kembali ke London, dan usaha lari yang ia lakukan akan selesai... tidak. Ia tidak akan membiarkannya seperti itu. Ia tidak ingin kembali ke Jerman. She loves it here. Bagaimana ia akan bertahan, akan ia pikirkan nanti.
Karena dirasa sudah tidak memiliki keperluan lagi, ia memutuskan untuk pulang, sebelum dicegah oleh Dean.
"Hai, cantik."
"Wah, ini termasuk pelecehan."
"Kejamnya."
"Ada apa?"
"Hanya menyapa teman saja tidak boleh?"
[Name] menghela napas, entah mengapa ia sedang tidak ingin bercanda dengan temannya.
"Kamu tidak pulang?" Tanyanya.
"Hari ini hari Jumat, [Name]. Orang pasti akan menghabiskan malamnya di luar. Aku akan ke tempat temanku malam ini. Kau sendiri?"
"Menghabiskan waktu di kamar, membaca buku, mungkin?" [Name] mengangkat kedua bahunya.
"Membosankan sekali." Dean sedikit mendengus, "walau aku suka sisimu yang itu."
"Maksudmu?"
"Intinya kau membosankan."
"Okay... Mr. Perfectly Fine. Kamu yang paling berbeda dari yang lain."
Dean terkekeh, lalu ia mengacak-acak rambut wanita tersebut. Lelaki itu kemudian meninggalkannya sendirian di lorong kampus. Sayang sekali, ia telah memiliki janji dengan orang lain. Jika tidak, ia berencana ingin menghabiskan Jumat malam bersama dengan [Name].
Sementara [Name], ia mencari sosok Emma setelahnya. Tetapi, ia tak dapat menemukan di mana wanita itu berada. Maka dari itu, ia memilih untuk kembali ke rumah.
Ia tak tahu kapan pastinya, tetapi sejak ia dan Louis menjadi seperti sekarang, she feels so happy knowing someone waiting for her on home. Jika dulu kuliah hanya ada dirinya dan teman sekamarnya yang sesekali hadir, maka sekarang selalu ada yang menunggu kehadirannya untuk pulang.
Sesampainya di kediaman Moriarty, ia langsung mencari sosok Louis.
Tetapi sayangnya, ia tidak menemukannya.
"Mungkin ia sedang sibuk..." [Name] tak sengaja melewatkan salah satu ruangan yang pintunya terbuka. Ia melihat jendela yang belum tertutup. Karena hari sudah mau malam, ia berpikir untuk menutupnya.
"Sebaiknya jendelanya ku tutup..." ia masuk ke dalam ruangan, dan menutup jendela.
Matanya kemudian tertuju ke beberapa kertas yang berceceran di lantai. Menurutnya, mungkin karena angin yang sebelumnya berasal dari jendela yang terbuka.
Ia merapikan kertas tersebut, dan tak sengaja melihat isi darinya.
"Rencana... pembunuhan...?"
Ia kemudian melihat kembali isi-isi kertas tersebut.
"Hee... seperti ditulis dalam novel saja."
"Berhasil...? Rencana selanjutnya...? Tunggu, mengapa ada namaku...?"
Sebelum [Name] dapat melanjutkan bacanya lebih lanjut, terdengar suara langkah kaki yang berjalan menuju ke ruangan tempat ia berada. Ia buru-buru menyimpan kertas tersebut di saku roknya, dan menyembunyikan diri.
![](https://img.wattpad.com/cover/279467809-288-k619331.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
promise | louis j. moriarty
Fanfiction[ slow update ] Louis yang merasa bahwa pertemuan mereka adalah ketidaksengajaan terindah.