"[Name], tahukah kamu bahwa sebentar lagi kita akan kembali ke London?"
Yang disebut namanya, menoleh ke arah sumber suara. Orang tersebut adalah Bond yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Sekarang mereka berdua sedang berada di ruang santai, dengan [Name] yang sedang membaca sebuah buku.
"Hee, benarkah? Aku baru tahu tentang hal ini."
Bond mengangguk. "Mungkin akan beberapa hari lagi... karena Will juga sudah tidak mengajar lagi mengingat sudah memasuki libur. Kau juga sudah selesai mengajar, kan?"
[Name] mengangguk. "Benar... mungkin besok atau lusa aku akan kembali ke universitas dulu untuk mengurus beberapa hal juga."
Bond hanya tersenyum mendengar jawabannya, ia lalu duduk di samping wanita itu.
"Jadi, nona... bagaimana dengan dirimu dan Louis?"
[Name] yang tadinya ingin melanjutkan kegiatan membacanya lagi, menutup bukunya lalu menoleh kembali ke lelaki yang sekarang berada di sampingnya.
"Hm... ada gerangan apa, kira-kira?"
"Aku hanya bertanya saja~" balas Bond dengan nada bercanda.
"Louis adalah orang yang baik, [Name]. Saat aku pertama kali bekerja untuk Will, ia banyak membantuku beradaptasi. Jadi aku hanya ingin tahu saja, apa ia memperlakukanmu dengan baik?"
Sebenarnya Bond sendiri sudah tahu jawabannya, tetapi ia merasa perlu memperjelas kembali maksud dari tujuan pertanyaan yang ia lontarkan.
"Hm... memang benar, ia sangat baik. Hingga sekarang, aku tak menyangka bahwa kami akan..." ia tak dapat melanjutkan kembali perkataanya, karena hal tersebut masih membuat dirinya malu walau lawan bicaranya sudah tahu mengenai mereka berdua.
"Ahaha, tenang, semua orang sudah menyadarinya dari awal." Bond melambaikan tangannya, walau hal ini... tidak sesuai dengan fakta...
Tak dapat dihindari bahwa wajah [Name] menjadi merah lama-lama, dan ia mencoba memukul lelaki di sampingnya dengan bantal dari sofa yang ia duduki.
"Berhenti meledekiku."
Bond tertawa melihat reaksi dari [Name], berusaha menghindari bantal yang siap menyerangnya.
Mengingat keberadaan Bond yang ada di sini dan hanya ada mereka berdua saja, [Name] kembali teringat dengan kertas yang tempo hari ia temukan.
"Bond, ada yang ingin kutanyakan—"
"Bond, [Name]."
Keduanya sama-sama menoleh, dan asal dari sumber suara itu...
"Louis!"
"Louis, bagaimana dengan pekerjaanmu?"
"Aku sepertinya akan keluar untuk membeli beberapa bahan masakan. Walau sebenarnya mungkin akan sedikit sisa, tapi nanti bisa ku akali."
"Bolehkah aku ikut?" Tanya [Name].
Louis mengangguk. "Tentu, aku baru saja akan mengajakmu."
"Baik, kalau begitu aku akan bersiap-siap dulu." [Name] bangun dari duduknya, menuju ke kamarnya untuk bersiap-siap terlebih dahulu.
Melihat sosok wanita tersebut sudah hilang dari sekitar, membuat Bond menoleh ke Louis untuk menyinggung sesuatu.
"Tahukah kamu, sebenarnya tadi ada kemungkinan ia akan menanyai tentang hal itu."
Louis terdiam sesaat, sebelum membuka mulutnya. "Jadi...?"
"I'm just saying," Bond menghelakan napasnya. "Sepertinya ia masih penasaran, aku menemukan kertas catatan yang ku tulis di kamarnya. Tetapi tidak ku ambil agar ia tidak curiga."
KAMU SEDANG MEMBACA
promise | louis j. moriarty
Fanfiction[ slow update ] Louis yang merasa bahwa pertemuan mereka adalah ketidaksengajaan terindah.