Krist dan Singto telah menikah dan kini mereka masih tinggal bersama di apartemen Krist. Tidak banyak yang berubah, karena mereka memang sudah tinggal bersama sejak masih berpacaran. Hanya status mereka telah berubah sebagai pasangan yang telah menikah.Krist tidak pulang sejak semalam karena ia menginap di studio musik yang ada di kantornya. Bandnya sedang melakukan persiapan untuk mengeluarkan single terbaru. Ketika sampai di lobby apartemen tempat tinggalnya, seorang resepsionis memanggil Krist.
"Khun Krist. Ini ada paket untuk anda. Kemarin ada kurir yang mengantar katanya tidak ada orang.", ucap sang resepsionis sembari menyerahkan sebuah kotak berwarna coklat. (Lihat pada prolog)
Krist melihat keterangan pengirim pada kotak itu tertulis berasal dari alamat rumah Singto yang ada di Chiangmai dan penerima ditujukan untuknya. Krist menerima kotak itu karena suaminya kini sedang pergi ke Chiangmai untuk mengambil barang-barang yang masih ada di rumah orang tuanya.
Mungkin barangnya kebanyakan jadi ada yang dipaket., pikir Krist.
Krist kembali ke kamar apartemennya dan belum melihat suaminya disana. Memang suaminya bilang baru akan pulang dari Chiangmai saat malam hari. Lalu Krist membuka kotak paket yang telah ia letakkan di atas meja. Ternyata paket itu berisi barang-barang milik Singto saat SMA, koleksi buku-buku komiknya dan buku-buku lainnya. Di dalam kotak itu juga terdapat boneka singa yang pernah diberikan oleh Krist untuk Singto. Krist mengingat saat ia mendapatkan boneka itu dari sebuah mesin boneka di tempat permainan.
Haha gemas ternyata Singto masih menyimpannya...
Krist juga menemukan sebuah kain berbentuk persegi. Jimat cinta. Milik Singto berwarna biru tua dan milik Krist berwarna merah. Jimat cinta yang kini berada di tangan Krist adalah milik Singto, sedangkan jimat cinta miliknya masih ia simpan di laci dekat tempat tidurnya. Seketika Krist merasakan semacam déjà vu. Ia seperti pernah mengalami kejadian yang sama sebelumnya.
Tunggu... Rasanya seperti aku pernah melihat kotak ini di dalam mimpi.
***
Kriiingggg!!!!
Krist membuka loker miliknya yang berada di sekolah SMA nya. Ia melihat sebuah kain berbentuk persegi dan berwarna merah berada di atas buku pelajaran yang ingin diambilnya.
Ini... Seperti yang ada dalam mimpiku. Apa aku cuma déjà vu?, pikir Krist yang kebingungan karena ia seperti sudah pernah melihat benda itu sebelumnya.
"Krist! Kamu gak masuk kelas? Bel udah bunyi.", terdengar suara seorang pria yang tidak lain dan tidak bukan adalah suara sahabatnya—Singto. Krist menoleh ke arah sumber suara dan terbelalak, karena semua kejadian ini persis seperti dalam mimpinya. Entah mimpinya waktu kapan, tapi Krist merasa seperti ia pernah berada dalam situasi itu.
"Singto... Ini dari kamu kan?", tanya Krist sembari menunjukkan jimat cinta yang ada di tangannya.
"Hah?", Singto menatapnya dengan bingung. "Oh! Oh itu...", Singto menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Itu jimat keberuntungan. Besok bandmu mau manggung di kafe buat pertama kali kan?"
Krist makin terbelalak. Ia semakin bingung dengan perasaan déjà vu yang terjadi bertubi-tubi, seperti sebelumnya ia pernah melewati semua rangkaian kejadian yang terjadi saat itu. Perasaan déjà vu itu terus terjadi, termasuk saat Krist menemukan bekal-bekal makanan dan hadiah di dalam lokernya. Tidak ada nama pengirim disana, tapi Krist bisa yakin itu semua dari Singto. Hingga sepucuk surat yang juga terasa pernah dilihat oleh Krist muncul di dalam loker Krist.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Back The Fate
FantasyKisah mengenai seorang pria yang terlambat menyadari perasaannya pada cinta pertamanya. Krist Perawat baru mendengar kabar bahwa teman sebangkunya ketika di SMA, sekaligus sahabatnya dan cinta pertamanya telah tiada. Terlambat bagi Krist Perawat un...